Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mie dan Sejarahnya

16 Desember 2016   04:39 Diperbarui: 27 September 2017   11:10 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping mie goreng dan mie pangsit yang umumnya semua sudah tahu, pastinya belum pernah dengar Mie Yang-jun, mie ini yang merupakan dasar makanan mie yang dijual dalam gerobak dorongan.

Sebelum adanya mesin, cara pembikinan mie sejak purba merupakan kerajinan tangan. Dari tepung dengan air membuat adonan, lalu adonan itu dibikin lembaran dan dilipat-lipat, setelah diiris-iris menjadi pita-pita dan setiap pita di tarik menjadi panjang, maka hasilnya merupakan untaian mie. Cara ini yang masih sering dipakai oleh penjual mie gerobak tok-tok atau pikulan tek-tek, dan mie itulah yang dikemudian hari dinamakan Mie Yang-jun.

Setelah orang Jerman ditahun 1779 menamakannya Nudel, yang kasarnya berarti “goblok” atau “ndasmu”, menjadikan mie itu sekarang noodle.

Kemudian, Muslim Tionghoa membuat mie dengan cara menarik-narik adonan, hal pembuatan begini memerlukan ketrampilan tersendiri. Mie tarik ini chas Muslim di Tiongkok utara, menjadi popular di Jepang dan sudah menyebar di dunia dengan merek Lanzhou Lamian. Di-jepang-kan menjadi Ramen.

Mie tarik chas Muslim Tionghoa. (gambar dari rensheng)
Mie tarik chas Muslim Tionghoa. (gambar dari rensheng)
Sampai sekarang masih banyak diperbincangkan asalnya mie itu dari mana. Antara Persia, Italia dan Tiongkok semua mengklaim sebagai sumbernya.

Memang mie adalah makanan utama Tionghoa dan juga yang menamakan makanan itu, mie. Dari itu Tionghoa selalu membanggakan mie adalah diantara penemuan besar mereka, meski pasta Italia pun juga dianggap adalah pembawaan bekal Marco Polo dari Tiongkok.

Nyatanya itu tidak benar.

Dari lebih 2000 tahun lalu sudah ada catatan mie di dalam buku sejarah Dinasti Han Tionghoa, di waktu itu sebetulnya mie tersebut masih berupa pia. Di zaman purba Tionghoa hanya membuat makanan dari biji jawawut yang hanya tumbuh di Tiongkok utara sana. Beras dan gandum bukan makanan Tionghoa semula, karena belum di-impor.

Adonan tepung jawawut dibikin semacam roti atau dipotong dengan peralatan batu sebagai pita yang berupa mie, namun jawawut tidak banyak mengandung proteina, bahan putih telur, sehingga tidak bisa ditarik panjang untuk dibikin mie.

Belum lama ini buktinya diketemukan didaerah barat laut Tiongkok. Pada tahun 2005, sewaktu penyelidikan peninggalan purba di desa Lajia di propensi Gansu, satu tempat yang musnah dalam sekejab mata karena kena bencana gempa bumi, sehingga ditempat yang mendapat penamaan “Pompeii Tiongkok” itu segala peninggalan yang terpendam dibawah tanah bisa diawetkan sebagaimana sewaktu hidupnya sekitar 3900-4000 tahun lalu.

Di antara penemuan disitu ada satu mangkok yang tengkurup, setelah mangkoknya diangkat, ternyata ada peninggalan benda seperti mie di bawahnya. Dari pemeriksaan analisa bahan bakunya, ternyata mie itu terbuat dari jawawut. Begitulah gambar sisa semangkok mie yang berusia 4000 tahun yang diambil disitu itu, merupakan gambar mie yang tertua yang diketemukan sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun