Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berburu Seni Grafiti di Dinding Penang

27 November 2016   08:31 Diperbarui: 29 November 2016   19:45 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari berbarisan turis yang berjalan kaki atau naik becak berblusukan dibagian kota lama Penang, Malaysia. Pemandangan ini sudah merupakakan suatu permainan turisme untuk memburu seni grafiti dinding di kota itu sejak adanya Penang George Town Festival di tahun 2012.

Grafiti merupakan coretan cat warna warni di atas dinding yang pada umumnya sebagai sarana pengrusakan keindahan kota maupun sebagai prasarana kampanye dan propaganda politik, tetapi di kota lama George Town Penang, itu merupakan suatu keindahan seni yang tersendiri.

Ini semua dimulai dari seorang seniman muda lulusan universitas di Inggris yang bertinggal sejenak menjelang Festival Penang 2012. Pemuda berusia 28 tahun Ernest Zacharevic ini adalah kelahiran Lithuania yang keahliannya melukis diatas dinding demi menampilkan keindahan kebudayaan setempat.

Sewaktu di Penang dia bertempat tinggal di sekitar Lebuh Armenian, tetangganya seorang tukang pelukis bakiak tua, maka “Orang Tua” Mr. Ng Chai Tiam tersebut diabadikan di dinding samping Armenian Art Café.

Dengan demikian dia mendapatkan tugas dari Pemerintah Daerah Penang untuk mempekerjakan lukisan dinding di bawah thema “Mirrors George Town” yang mencerminkan kebudayaan dan kehidupan sehari-hari di sana. Diciptakanlah sekitar 9-10 lukisan di bawah projek itu yang ternyata sungguh memperindah pelestarian kota lama tersebut. Yang terkenal di antaranya adalah lukisan “Anak Kecil Bersepeda” di Lebuh Armenian dan “Sepeda Motor Tua” di Lebuh Ah Quee yang merupakan tujuan keharusan semua pengunjung ke Penang.

Sepeda Motor Tua. (gambar AH Tjio)
Sepeda Motor Tua. (gambar AH Tjio)
Saudara Berayunan. (gambar AH Tjio)
Saudara Berayunan. (gambar AH Tjio)
Jemuran Pakaian. (gambar dari OnlyPenang)
Jemuran Pakaian. (gambar dari OnlyPenang)
Tukang Beca Sedang Istirahat. (gambar AH Tjio)
Tukang Beca Sedang Istirahat. (gambar AH Tjio)
Kung Fu. (gambar AH Tjio)
Kung Fu. (gambar AH Tjio)
Menjangkau Ketinggian Diatas Kursi. (gambar AH Tjio)
Menjangkau Ketinggian Diatas Kursi. (gambar AH Tjio)
Bermain Bola. (gambar AH Tjio)
Bermain Bola. (gambar AH Tjio)
Dua Saudara Naik Sampan di Chew Jetty yang sudah lenyap. (gambar dari Only Penang)
Dua Saudara Naik Sampan di Chew Jetty yang sudah lenyap. (gambar dari Only Penang)
Gara-gara beberapa karya Ernest Zacharevic inilah, seni jalanan di Penang itu menghebohkan. Karenanya, mendatangkan barisan pengunjung mengambil foto dan membawa pulang barang kenangan yang tidak habis-habisnya. Sehingga menjalar kebeberapa kota di Malaysia, Singapura maupun di Eropah.

Ini seterusnya diikuti oleh seniman setempat lainnya, dan sekarang sudah susah dijumlah berapa banyaknya lukisan dinding itu, karena terus bertambah dan menular kemana-mana, sehingga juga sudah menjadi sejarah dalam Situs Warisan Dunia UNESCO kota lama Penang, George Town ini.

foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
Di antaranya yang juga menarik adalah kumpulan lukisan “101 Kucing” disekitar Gat Lebuh Armenian. Yang ini merupakan proyek untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat menyayangi binatang kecil yang terlantar di lorong-lorong. Kelompok lukisan ini dipelopori oleh seniman Natthapon Muangkliang dari Thailand bersama kawan-kawannya dari Malaysia, Louise Low dan Tang Yeok Khang.

Cintailah aku seperti Kucing Rejekimu. (gambar AH Tjio)
Cintailah aku seperti Kucing Rejekimu. (gambar AH Tjio)
Rawat dan Mandikan kami. (gambar AH Tjio)
Rawat dan Mandikan kami. (gambar AH Tjio)
Skippy.(gambar AH Tjio)
Skippy.(gambar AH Tjio)
Arak-arakan Tua Pe Kong di rumah abu marga Tjia. (gambar AH Tjio)
Arak-arakan Tua Pe Kong di rumah abu marga Tjia. (gambar AH Tjio)
Stop Diskriminasi. (gambar AH Tjio)
Stop Diskriminasi. (gambar AH Tjio)
Setiap jalanan di George Town ada ceritanya, dan untuk menuturkan sejarahnya, 52 biji karikatur terbuat dari jalinan batang besi diabadikan disetiap jalan, dengan demikian lebih memeriahkan seni jalanan dikota tersebut.

foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
foto AH Tjio
Mencari seni dinding itu bisa dimulai dari Hotel Cititel di Jalan Penang, George Town. Ada deretan beca berhiasan bunga yang menunggu disebelah hotel tersebut, chususnya untuk mengantar kegiatan perburuan secara teratur dari Jalan Penang – Lebuh Muntri – Lorong Love – Lebuh Chulia – Jalan Masjid Kapitan Keling – Lebuh Cannon – Lebuh Armenian – Lorong Soo Hong – Lebuh Ah Quee – Gat Lebuh Armenian - berachir di Chew Jetty di Jalan Pengkalan Weld. Biaya tarik selama sejam adalah 40 Ringgit, jangan menawarnya.

Bila hendak lebih santai maka berjalan kakilah. Setelah mendapatkan brosur yang mengandung peta kota di setiap hotel di Penang, bisa memulainya dari Jalan Pengkalan Weld didepan Chew Jetty atau dari Jalan Muntri didepan Hotel Cititel di Jalan Penang, segera bisa mengikuti rombongan turis yang berderetan untuk beramai-ramai berburu. Ternyata dengan berjalan kaki bisa menemukan lebih banyak lukisan yang sering tersembunyi di gang buntu dan yang tidak bakal ditunjukkan oleh pak tukang beca. Juga ada sepeda untuk disewakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun