Saya perhatikan semua penumpang juga terpaku dalam pertarungan ideologi baru dengan yang kolot tersebut, memandang pergerakan mata dan kepala mereka yang seperti dalam menyaksikan pertandingan tenis, berserentak mengikuti pergerekan bola kekanan dan kekiri sewaktu mereka berdebatan. Berachir dengan kesirapan orang yang diseberang saya itu. Beginilah saya merasa Tiongkok sekarang perlahan-lahan menuju demokrasi rakyat, menantikan orang-orang tua sudah meninggalkan arena pemerintahan komunis sekarang.
Tidak terasa kereta sudah tiba di Wuhan, Propensi Hubei. Ini stasiun besar dikota penting, dari sini bisa ganti kereta kejurusan lain, ketimur sampai Shanghai, kebarat bisa sampai Chengdu, maka berhenti agak lama disini. Banyak yang turun, terutama bagi mereka yang sudah ketagihan untuk bernafas rokok. Terjadi juga rebutan kursinya penumpang yang turun disini, hanya saja juga ada penumpang baru yang naik dengan kursi duduk tersebut, achirnya semua yang harus berdiri masih tetap berdiri.
Tidak terasa sekarang sudah lewat tengah malam, sudah menempuh sepertiga perjalanan, dari sini kebanyakan orang sudah terlihat mengantuk dan letih, gerbong mulai hening.
Bukannya saya belum pernah naik kereta cepat begini, sudah 2 kali sewaktu bersama kawan-kawan melancong di Jalur Sutra, tetapi kami menumpang dikelas gerbong tidur, ada ranjangnya dan bisa tidur sepanjang malam. Kereta ini juga ada kelas itu, hanya saja semua sudah terjual habis, makanya dapat kelas kambing, satu duduk satu berdiri.
Ternyata banyak penumpang yang boleh saya katakan profesional atau ahli naik kereta cepat, mereka tahu harus berdiri, maka sudah menyediakan dingklik lipat, begitulah duduk juga sambil membaca disepanjang jalan. Yang paling lihai, mereka tahu bagaimana bisa tidur mengulurkan badannya, yaitu terlentang dibawah kursi duduk.
Dari pengalaman bertugas malam dalam pekerjaan selama 40 tahun sebelum pesiun, masih biasa tanpa tidur malam, maka malam ini juga tidak perlu tidur, sambil menikmati suasana dikereta cepat ini yang entah kapan lagi akan diulang.
Yang masih sibuk menjalankan tugasnya semalam suntuk adalah si-bibi pembersih gerbong, semalaman hanya seorang itu, menyapu, mengepel dan membuang sampah-sampah setiap ketibaan distasiun. Mondar mandir diantara 16 gerbong semalam itu.
Tibalah distasiun Shaoguan, Propensi Guangdong yang menandakan 2-3 jam lagi sudah bisa tiba dirumah. Para penumpang mulai bangun satu persatu, mulai beriksik lagi. Kamar kecil penuh orang yang bersikatan gigi, seperti yang dimengerti, kebiasaan menjaga kebersihan pribadi orang sini adalah mencuci kakinya sebelum tidur dan menyikat giginya sesudah bangun setiap hari, maka harus bersabar lagi menunggu giliran untuk kepentingan lain. Waktu ini semua disekitar kami sudah berganti orang, disepanjang jalan orang naik dan turun. Penumpang yang naik dari sini kebanyakan pegawai kantor atau pedagang yang setiap harinya bolak balik ke Guangzhou.
Bagaimana kesukaran mereka dalam keadaan mudik sewaktu Sin-cia yang layak Lebaran dengan kereta cepat ini, sukar bisa dibayangkan, tetapi mereka harus mengulangnya setiap tahun. Bagi saya, walaupun telah mengalami semalam yang sukar dilupakan, karena sudah ada kereta super cepat, maka juga tidak berharap memerlukan naik kereta cepat yang super lambat di Tiongkok ini lagi.