Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jamuan Negara G20 Hangzhou

10 September 2016   10:03 Diperbarui: 10 September 2016   10:18 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cangkir teh tradisional diatas piring makan pemandangan Xihu. (Gambar G20China)

Semalam, Presiden Joko Widodo dengan Ibu Hj. Iriana bersama semua peserta G20 dan seluruh korps wartawan diundang Xi Jin-ping bersantap malam di jamuan negara Tiongkok, demi kesuksesan pertemuan puncak di Hangzhou kali ini.

Sejak forum puncak kepala negara yang tergabung dalam Kelompok 20 (Group 20) pertama kalinya bertemu di Amerika Serikat pada tahun 2008, yang sekarang ini sudah kesebelas kalinya. Mereka dari Argentina, Australia, Brazilia, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Itali, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan perwakilan Uni Eropah berkumpul kembali berembuk permasalahan dunia, dan mengukuhkan kerjasama perekonomian untuk kemakmuran bersama dalam komperensi tingkat tinggi. Ini tahun diadakan di Tiongkok pada tanggal 4-5 September 2016.

Sebagai tuan rumah, Tiongkok memamerkan keindahan alam, kesenian rakyat dan kuliner-nya di Kota Hangzhou, Propensi Zhejiang di bagian timur negerinya.

Letak Hangzhou dibagian timur Tiongkok. (Gambar Chinahighlights)
Letak Hangzhou dibagian timur Tiongkok. (Gambar Chinahighlights)
Mengapa memilih Hangzhou? Selain dalam rangka Tiongkok mendorong politik perekonomian Jalur Sutra abad 21 dirangkaian “One Belt, One Road”, Hangzhou ini memang sangat indah alamnya, berbudaya orangnya dan istimewa kulinernya, selain itu juga penuh bersejarah dimata dunia, karena disinilah pusat produksi sutra dari zaman Jalur Sutra dulu hingga sekarang.

Jalur Sutra itu, dalam kebenarannya dimulai dari Hangzhou yang memang dari purba sudah merupakan pusat produk sutra. Dimasa kejayaan perniagaan sutra sewaktu Dinasti Tang diabad 7-10 Masehi, bahan jadinya dikulak dari sini, diangkut dan didistribusikan ke Shandong, lalu menyebar melintasi lautan ke Korea-Jepang dan melalui pangkal Jalur Maritim di Teluk Zaitun Hokkian ke Hormuz, dan yang melalui daratan terus kejurusan barat dari Shandong dijual belikan di Pasar Besar Timur dan Barat Chang’an (Xi’an), setelahnya dengan pengangkutan kafilah unta mencapai tujuannya Izmir di Turki.

Kota Hangzhou mengelilingi danau yang namanya Xi-zi Hu, dinamakan “danau si wanita cantik Xi” yang demikian ini, dari mengambil nama salah satu wanita tercantik dalam sejarah Tionghoa, yaitu Xi Shi yang pernah hidup disini 2500 tahun lalu (terlahir pada 506 BC), maka disebutnya Danau Xi-shi. Disini Xi juga berarti barat, maka sekarang Xi-zi Hu disingkat menjadi Xi-hu, dan dibaratkan danau West Lake.

Pemandangan sesudut West Lake. (Gambar G20China)
Pemandangan sesudut West Lake. (Gambar G20China)
Keindahan West Lake mempersona hampir seluruh orang Tionghoa maupun pengunjung asing sejak dahulu kala. Marco Polo pernah meninggalkan jejaknya dan kesannya disini 800 tahun lalu. Pendeta Jesuit dari Italia, Matteo Ricci, yang memperkenalkan sebutan “Cina” kedunia Barat, pernah berseru disini 400 tahun lalu pada 1599: “Diatas ada Surga, dibawah ada Suzhou dan Hangzhou”, yang menjadi slogan kebanggaan setempat.

Semenjak Sahabi Urwah bin Abi Uththan dari Madinah yang mengikuti Sa’d bin Abi Waqqas paman Rasullulah SAW berdakwah di Tiongkok dan tiba di Yangzhou (utaranya Hangzhou) ditahun 72H, Hangzhou pernah menjadi pusat Islam di Timur Jauh sewaktu zaman Dinasti Song Selatan sampai Mongol Yuan berkuasa di Tiongkok.

 Diujung Jalan Zhongshan Zhonglu berdiri Masjid Fenghuang (Cendrawasih) yang merupakan salah satu dari keempat masjid tertua di Tiongkok, yang dibangun kembali ditahun 1281 oleh Ustad Ala al-Din dari kehancuran sewaktu Mongol menyerbu ibukota Song Selatan tersebut 800 tahun lalu.

Masjid Fenghuang. (Gambar Baidu.Baike)
Masjid Fenghuang. (Gambar Baidu.Baike)
Ditepi selatan danau West Lake ada daerah pemandangan yang indah dengan perkebunan pohon weeping willow, disana sering terdengar kicauan burung perkutut, sehingga taman ini teduh dan romantis yang dinamakan saja Taman “Ditengah Gelombang Pohon Willow Terdengar Kicau Perkutut” (Liu Lang Wen Ying).

Taman Gelombang Pohon Terdengar Kicau Burung di West Lake. (Gambar Yang Mei/Baidu.Baike)
Taman Gelombang Pohon Terdengar Kicau Burung di West Lake. (Gambar Yang Mei/Baidu.Baike)
Sebelumnya dijadikan Taman, wilayah tersebut merupakan kuburan besar para Muslim Hangzhou dan sekitarnya, yang digusur setelah jatuhnya Mongol. Namun sampai sekarang tidak diperbolehkan untuk mendirikan bangunan apapun disana, dan juga tidak terdengar riuh bising pengunjung disana, ini demi menghargai kaum umat yang ikut membangun kemakmuran Hangzhou dikala lampau.

Jembatan ditengah tanggul Baidi dipermukaan West Lake. (Gambar G20China)
Jembatan ditengah tanggul Baidi dipermukaan West Lake. (Gambar G20China)
Ada sebuah tanggul panjang yang melentang dipermukaan air dibagian barat danau yang ada sebuah jembatan ditengahnya. Dikala turun salju yang melapisi permukaannya, sering terjadi salju yang diatas punggung jembatan tersebut meleleh terlebih dahulu, sehingga seolah-olah jembatan itu terputus ditengah kelihatannya dari kejauhan, maka dinamakan “Jembatan Putus” Duan Qiao. Diatas jembatan inilah yang mengilhamkan sastra romatis patah hati seperti “Legenda Ular Putih” dan “Sam Pek Eng Tay”.

Pemandangan Jembatan Duan-qiao diwaktu turun salju. (Gambar Paoban)
Pemandangan Jembatan Duan-qiao diwaktu turun salju. (Gambar Paoban)
Desain logo G20 tahun 2016 mengambil Jembantan Duanqiao. (Gambar Shanghaidaily)
Desain logo G20 tahun 2016 mengambil Jembantan Duanqiao. (Gambar Shanghaidaily)

“Desain logo G20 kali ini mengambil ilham dari Jembatan di Xihu. Kelompok golongan 20 bagaikan jembatan ini, biar kita semua dari segala jurusan bisa berdampingan diatas jembatan tersebut. Ini adalah jembatan persabatan, melalui sini bisa kita menaburkan bibit persahabatan keseluruh dunia, menambah saling percaya dan kasih mengasih, sehingga jarak diantara kita tidak lagi berjauhan. Ini adalah jembatan kerjasama, melalui sini kita merancangkan masa depan kita bersama, menegakkan keselarasan bekerjasama, demi menghasilkan keuntungan bersama. Ini adalah jembatan harapan, melalui sini kita senasip, akan bergandengan tangan maju terus dalam segala kesukaran, bersama kita menantikan kehadiran besok hari yang lebih cemerlang.” Kata sambutan Xi Jinping malam ini.

Bekas ibukota Dinasti Song Selatan ini sudah berkembang pesat dengan keindahan pembangunannya dan kemakmuran perekonomiannya, disana ada pangkal perusahan-perusahaan raksasa seperti Alibaba, Wahaha, Huawei dan sebagainya. Sehingga 20 tahun belakangan ini, Hangzhou merupakan metropolitan yang terkemuka di Asia.

Dalam pembangunannya, seperti kota besar lainnya di Tiongkok, tidak lagi membongkar bangunan tua dan tidak menggusur penduduknyaa, ini menghindari biaya pembebasan tanah, permasalahan dengan peninggalan sejarah, perlawanan penduduk, persoalan pembongkaran dan pembuangan bangunan tua, maka mencari daerah baru dan dibangunlah disana CBD (Central Business District) dari dasar permukaan tanah. Selain mendirikan bangunan ultra-modern yang energy efficient, lengkap dengan sistem transportasi seperti jaringan Metro, BRT, dan stasiun kereta super cepat (CHR), juga memindahkan semua instansi pemerintahan daerah kesitu. Dalam masa pembangunannya, melarang orang yang tidak bersangkutan untuk meninjau dan memasukinya, sehingga sering disalah mengertikan oleh media Barat sebagai “ghost town” kota hantu.

Hangzhou Qiantang CBD berkeluasan 3,25 Km persegi, terletak 4,5 Km dari West Lake, ditepi Sungai Qiantangjiang disebelah tenggara kota lama, yang juga strategis karena hanya berjarak 18 Km dari Bandara Internasional Xiaoshan. Rampung pembangunannya di tahun 2009. Dua hari KTT G20 tahun ini diadakan disana, dikomplex Hangzhou International Expo Center yang mega.

Hangzhou International Expo Center. (Gambar English.Sina)
Hangzhou International Expo Center. (Gambar English.Sina)
Malam penyambutan ini, Presiden Joko Widodo bersama semua hadirin dijamu dengan keagungan kerajaan Tiongkok masa dulu di Hangzhou International Expo Center, dari kartu undangan pesta, dekorasi meja makan, dan menu hidangan semuanya dalam thema “Xihu”, West Lake.

Undangan pesta dalam lukisan gulung sutra pemandangan Xihu. (Gambar zjol/Chinadaily)
Undangan pesta dalam lukisan gulung sutra pemandangan Xihu. (Gambar zjol/Chinadaily)
Menu diatas kipas sutra. (Gambar zjol/Globaltimes)
Menu diatas kipas sutra. (Gambar zjol/Globaltimes)

Piring makan lukisan pemandangan Xihu. (Gambar G20China)
Piring makan lukisan pemandangan Xihu. (Gambar G20China)

Barisan putri Hangzhou mengenakan seragam sutra siap melayani tamu agung perjamuan. (Gambar Yibada)
Barisan putri Hangzhou mengenakan seragam sutra siap melayani tamu agung perjamuan. (Gambar Yibada)
Para peserta G20 didudukkan berhadapan dikedua sisi meja panjang besar yang didekorasi pemandangan West Lake ditengahnya, seperti gambar mural yang diatas dinding ruangan, lengkap dengan jembatan, pavilion, kebon dan saluran air, juga dihiasi dengan banyak burung dara ceramik putih yang melambangkan perdamaian.

Pajangan meja makan utama para peserta G20. (Gambar G20China)
Pajangan meja makan utama para peserta G20. (Gambar G20China)
Yang mencengangkan didepan mata setiap hadirin adalah pecah belah ceramik yang mengagumkan diatas meja, khusus dibuat untuk jamuan negara malam ini, dengan desain pemandangan West Lake yang sangat indah. Setiap biji bernilai kesenian yang bermutu tinggi, dari hasil jerih paya berbulan-bulan para seniman pelukis ceramik yang tersendiri.

Seniman sedang melukis diatas ceramik khusus untuk perjamuan G20. (Gambar City Express)
Seniman sedang melukis diatas ceramik khusus untuk perjamuan G20. (Gambar City Express)
Semua ceramik yang diatas meja malam ini bukan ceramik Tiongkok biasa, tetapi adalah ceramik terbuat dari ramuan tulang halus, fine bone china ciptaan Inggris ditahun 1790. Dalam ramuan itu menggunakan 45% abu tulang binatang yang dihaluskan, sehingga barang jadinya tampak setengah tembus cahaya. Selain itu, untuk kepastian bebas racun dan unsur timah, bahan bakunya semua diimpor dari Eropah. Produk perusahaan ceramik yang ternama Miracle Dynasty di Shanghai ini memakan 4 bulan untuk mendesainkan 16 motip pecah belah dengan panorama  West Lake, dan keseluruhannya perlu 10 bulan memproduksikannya, dipesan hanya khusus untuk perjamuan sekali ini saja.

Satu set pecah belah ceramik tulang halus produk Miracle Dynasty Shanghai. (Gambar G20China)
Satu set pecah belah ceramik tulang halus produk Miracle Dynasty Shanghai. (Gambar G20China)
Mangkok sup bentuk kapal pusaka jalur sutra dengan pegang tutup bentuk jembatan logo G20. (Gambar G20China)
Mangkok sup bentuk kapal pusaka jalur sutra dengan pegang tutup bentuk jembatan logo G20. (Gambar G20China)

Cangkir kopi bermotip Taman Gelombang Willow Terdengan Kicau Perkutut. (Gambar G20China)
Cangkir kopi bermotip Taman Gelombang Willow Terdengan Kicau Perkutut. (Gambar G20China)
Seri cucing saus diatas jembatan Duan-qiao. (Gambar City Express)
Seri cucing saus diatas jembatan Duan-qiao. (Gambar City Express)

Cangkir teh tradisional diatas piring makan pemandangan Xihu. (Gambar G20China)
Cangkir teh tradisional diatas piring makan pemandangan Xihu. (Gambar G20China)

Moci dan cangkir teh corak setempat, yixing, ibukota moci tanah liat di Hangzhou. (Gambar G20China)
Moci dan cangkir teh corak setempat, yixing, ibukota moci tanah liat di Hangzhou. (Gambar G20China)

Pot arak pengaruh Persia khas Tionghoa Dinasti Tang. (Gambar G20China)
Pot arak pengaruh Persia khas Tionghoa Dinasti Tang. (Gambar G20China)
Sekarang tiba pada saatnya meneliti apa yang dihidangkan dalam jamuan negara malam ini. Lain dari yang kita biasa makan direstoran sehari-hari yang hidangannya dimasak semawut, dalam jamuan perayaan Tionghoa selalu ditekankan presentasi keindahan rupa, warna, aroma dan rasanya setiap hidangan, baik dalam bentuk kua, cah, tem maupun gorengan.

Menu perjamuan. (Gambar hashtag)
Menu perjamuan. (Gambar hashtag)
Ikan Xihu dalam saus asam manis. (Gambar G20China)
Ikan Xihu dalam saus asam manis. (Gambar G20China)

Udang teh Longjing Sumur Naga. (Gambar City Express)
Udang teh Longjing Sumur Naga. (Gambar City Express)

Udang bunga teratai dengan saus ampas teh. (Gambar G20China)
Udang bunga teratai dengan saus ampas teh. (Gambar G20China)

Ayam pengemis. (Gambar G20China)
Ayam pengemis. (Gambar G20China)
Bola ikan kepala singa. (Gambar G20China)
Bola ikan kepala singa. (Gambar G20China)
Tem sayur saku rejeki. (Gambar G20China)
Tem sayur saku rejeki. (Gambar G20China)
Gorengan
Gorengan
Sup manis biji teratai. (Gambar G20China)
Sup manis biji teratai. (Gambar G20China)
Abalone veggie dari tahu. (Gambar G20China)
Abalone veggie dari tahu. (Gambar G20China)
Kue sosis peti mati. (Gambar G20China)
Kue sosis peti mati. (Gambar G20China)
Teh Longjing/Sumur Naga setempat. Gambar G20China)
Teh Longjing/Sumur Naga setempat. Gambar G20China)
Meneliti menunya ternyata adalah hidangan populer yang biasa dan bisa dipesan sehari-hari dikebanyakan restoran di Hangzhou. Setelah menggerakkan banyak koki terkemuka dari restoran ternama disekitar Xihu, dengan mengambil bahan dasar dan mengandalkan menu rakyat jelata setempat, diolah menjadi hidangan yang istimewa untuk jamuan negara ini. Juga disediakan pilihan Halal dan veggie.

Bagaimana kelezatan rasanya, tentu hanya Pak Jokowi dan Bu Iriana yang bisa mengomentarinya.

Lampiran:

G20 Hangzhou:https://www.youtube.com/watch?v=vqpMq3qj_y4

Jamuan Negara G20:https://www.youtube.com/watch?v=-49NN9MBKwE

Restoran utama: Lou Wai Lou, 30 Gushan Rd, Xihu, Hangzhou. +86 571 8796 9682.

Ceramik: Miracle Dynasty, Creative Industrial Park, South Suzhou River, No.1305-B Suzhou Nan Lu, Shanghai.http://www.mdfbc.com.cn

Menuju Hangzhou:

  • Terbang Cathay Pacific dari Jakarta/Surabaya/Denpasar transit di Hong Kong, lalu meneruskan ke Hangzhou ada 4 penerbangan sehari.
  • Terbang Garuda dari Jakarta/Denpasar ke Guangzhou, dari Guangzhou ada 20 penerbangan sehari ke Hangzhou.
  • Naik CHR kereta super cepat: Dari Stasiun Hongqiao Shanghai ke Hangzhou East, dari pukul 06:14 sampai 20:54, ada 115 keberangkatan setiap harinya. Jarak 177 Km dengan kecepatan 350 Km/jam memakan waktu rata-rata 45 menit. Harga RMB 73 Yen (US$11).

(Gambar dari Google Map)
(Gambar dari Google Map)
Waktu terbaik mengunjungi Hangzhou: Sewaktu bulan purnama Tiong-chiu, dibulan September. Menyaksikan pertunjukan sendratari diatas air “Xihu Impression” sambil makan Moon Cake diwaktu bulan purnama, lalu menyaksikan fenomena alam benturan air pasang disepanjang Sungai Qiantangjiang di CBD Hangzhou pada hari ketiganya.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, 9 September 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun