Tahu Pong Karangsaru tersebut masih menghidangkan tahu pong komplit dengan kombinasi pong dan emplek, gimbal urang, telur teh rebus-goreng, dengan ramuan saus cair kecap manis yang sedang pedasnya dan cukup kecut jeruk nipisnya juga berlebihan bawang putihnya, sedap bila diselingi dengan rasa acar lobaknya yang khas daikon Jepang. Ketulenan yang masih menerus dari nostalgia Tahu Pong Jagalan.
Tahu pong sebaiknya segera dimakan sekeluar dari gorengan, sebab kulitnya cepat layu dan tahunya menjadi gembos. Ini berbeda dari ta-u pok di Tiongkok maupun di Hong Kong yang kulitnya pada umumnya bertahan kering dan tetap berbentuk sewaktu disajikan. Dikarenakan berbeda dalam proses persiapan tahu sebelum digoreng. Dimana potongan tahu itu, bila sebelumnya direndamkan dalam air garam dan didinginkan dalam es, proses ini mengeraskan permukaan tahu, lalu dicelupkan sejenak kedalam cairan air kanji yang lebih encer dari susu, ini untuk menyelaputinya sebelum dimasukkan kedalam minyak panas dan digoreng ulang secara dua tahap, dengan demikian tahu pong bisa lebih renyah dan tidak mudah melempem.
Semarang bisa diakui sebagai kota tujuan kuliner yang unik, dari sana juga banyak jajan dan makanan yang sering dibawa sebagai oleh-oleh. Diantara tiga hidangan yang sangat populer disana, seperti Mie Titee dan Lumpia, memang hanya Tahu Pong yang “Exclusively Semarang” dan yang boleh menjadi lambang kuliner Kota Semarang.
Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
(Semua foto oleh: AH Tjio).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H