Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tahu Pong, Lambang Kuliner Semarang

11 Agustus 2016   15:56 Diperbarui: 11 Agustus 2016   17:46 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pong ji!”

Jeritan nyaring pelayan depot Pak Brengos yang masih jelas diingatan, ini yang memperkenalkan hidangan itu sewaktu mengunjungi Semarang untuk pertama kalinya beberapa puluh tahun lalu. Sejak itu Tahu Pong merupakan yang tidak bisa diliwati setiap kali ke Semarang.

Tahu asal Tiongkok, yang digoreng disebut “ta-u pok” 豆卜. Di Semarang, potongan tahu dalam bentuk kubik kecil yang digoreng sedemikian hingga kulitnya kering dan melembung, tengahnya kosong atau kopong, disebut Tahu Pong. Mungkinkah dari ta-u pok yang menjadi tahu pong? Nyatanya bukan.

Koplit tahu pong, tahu emplek, gimbal dan telur teh rebus-goreng. (foto AH Tjio)
Koplit tahu pong, tahu emplek, gimbal dan telur teh rebus-goreng. (foto AH Tjio)
Tahu pong itu ciptaan orang Jepang yang disebut abura-age atau pocket tofu pada abad 18 AD. Seorang pengukir stempel Sodani Gakusen mengajarkan 100 pola pengolahan hidangan tahu didalam bukunya “Tofu Hyakunchin” ditahun 1782. Diantaranya mengajarkan tahu yang setelah dipotong tipis digoreng dua kali, pertama kali dengan suhu minyak agak rendah dan diulang goreng dengan suhu sangat tinggi, sehingga tekstur tahu goreng tersebut kering dipermukaan dan berongga atau kopong ditengah, dari situ munculah abura-age seabad kemudian. Sampai sekarang tahu kopong itu merupakan hidangan populer Jepang yang disebut Inari, sebagai saku inari-sushi.

Menurut cerita yang sering beredar, bahwa keberadaan tahu pong di Semarang sejak tahun 1930an. Di Tiongkok sendiri tidak ada. Disana, biasanya tahu tidak digoreng sampai kering permukaannya, dan tahu yang tidak dipotong kecil digoreng akan berisi padat didalamnya, di Semarang ini disebut Tahu Emplek, di Surabaya tahu goreng ini dibelah dan diisi petis sebagai modifikasi hidangan yong-tofu (tahu bakso) asal Tiociu.

Adanya tahu pong di Semarang itu semestinya bukan pembawaan Tionghoa pendatang, bukan dari Tiongkok, walaupun zaman ini kebanyakan depotnya adalah usaha peranakan.  Bila memang asalnya dari pesisir tenggara Tiongkok, tahu pong ini pasti ada dimana-mana sebab para perantau Tionghoa itu menyebar dari Pekalongan sampai Pasuruan. Kebetulan juga dalamnya kopong, dengan logat Min-nan dari pendatang Hokkian Selatan itu, ta-u pok bisa dibilang tahu pong. Itu tidak menyatakan kebenarannya. Kenyataannya sampai sekarang hanya ada dan memang yang dimulai di Semarang saja, itu Tahu Pong.

Hidangan khas kota Sumarapuram ini sekarang sudah dimana-mana. Sebelum semua keturunannya pada muncul diberbagai lokasi waktu ini, dulu adalah Tahu Pong Peloran diseberang Gedung Bioskop Rex, boleh dibilang kios usaha Bu Natimi inilah eyangnya Tahu Pong Semarang. Kemudian disusul adanya Tahu Pong Pak Breng (Brengos) ditepi Gang Seteran (sekarang Jl. Moh. Suyudi) didepan Losmen Telomojo, Tahu Pong Jagalan di Gedung Gulo, maupun Tahu Pong Kios Rio dilapangan parkir Bioskop Rex (sekarang gereja di Jl. Gajah Mada). Semua itu telah lenyap terkikis zaman.

Ataukah, memang dasarnya tahu pong itu dari semula namanya adalah Tahu Je-pun, Jepang, Nippon karena kenyataannya perintis pengusahanya bukanlah orang Tionghoa, dan tahu pong abura-age yang lengkap juga selalu diiringi acar lobak daikon yang khas Jepang, sehingga kuliner unik ini menjadikan itu Tahu Pong di Semarang, dengan demikian juga yang hanya ada di Semarang saja.

Acar lobak khas daikon Jepang. (foto AH Tjio)
Acar lobak khas daikon Jepang. (foto AH Tjio)
Sekarang, yang boleh dikata fosil hidup tahu pong Semarang masih berdiri atas nama Tahu Pong Karangsaru di Jalan Pringgading Raya. Menurut penuturan pengurusnya, Bu Sing Bing Ay 盛品爱, pembentuk situs kuliner ini adalah usaha ayahnya, Alm. Tjahyo Samudro Sing Ting Hay 盛澄海yang eyangnya datang dari Hokkian. Pak Samudro memang dibesarkan dilingkungan dekat Tahu Pong Jagalan, dari sana mendapatkan inspirasi untuk mengelolah depot tahu pong sendiri. 

Setelah bertekun mendapatkan resep saus kecapnya sendiri yang ternyata lezat, maka membuka depot pertamanya dipojok jalan antara Pringgading dan Mataram pada tahun 1949. Kemudian membuka lagi di Jalan Karangsaru sebelum pindah dilokasi sekarang, dari situlah asal nama Tahu Pong Karangsaru ini yang dipertahankan dan yang kemudian diteruskan oleh putrinya, Bu Sing Bing Tien dan suami Alm. Ivan Samuel Thenu. Sekarang sudah ditangani oleh generasi ketiga, Bu Izeline Kristianti Thenu yang nyata senantiasa mengawasi kwalitas, kerapihan dan kebersihan depotnya.

Tahu Pong Karangsaru di Jalan Pringgading Raya, Semarang. (foto AH Tjio)
Tahu Pong Karangsaru di Jalan Pringgading Raya, Semarang. (foto AH Tjio)
Tahu Pong Karangsaru di Jalan Pringgading Raya, Semarang. (AH Tjio)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun