Salam sejahtera,
Untuk seluruh rakyat bangsa Indonesia yang tercinta, perkenankanlah saya share sedikit pikiran saya tentang keadaan Indonesia akhir akhir ini.
Juga kepada seluruh penduduk dunia yang saya cintai, tulisan saya mengenai keadaan di Indonesia saat ini dapat menjadikan inspirasi kepada negara kalian dan umat seluruh muka bumi.
---
Saudara saudari yang terkasih,
Terlahir di keluarga yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia politik, kata “politik” adalah sebuah kata yang sangat asing untuk dibahas di dalam diskusi keluarga. Terlebih lagi dengan beragama Katholik dan merupakan keturunan Tionghoa, keadaan ini membuat saya berlabel minoritas ganda, yang oleh karenanya hampir tidak pernah keluarga saya membahas soal politik di dalam setiap pertemuan dan acara makan makan.
Politik yang saya tahu selama ini identik dengan dominasi kaum mayoritas, penuh dengan korupsi kolusi dan nepotisme, sehingga negara kita ini di label sebagai salah satu negara paling korup di dunia, yang notabene adalah hal yang sangat tidak baik.
---
Pelajaran tentang politik tidak pernah saya dapatkan, perkembangan tentang politik di negeri Indonesia ini pun juga tidak pernah di highlight secara terbuka, transparan, dan jelas. Sehingga politik adalah subject yang paling tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk dibahas dan dipikirkan.
Namun, selayaknya anak anak SD pada umumnya, dari dulu saya selalu diajarkan untuk berbakti kepada tanah air dan orang tua. Kita sebagai anak anak bangsa, diharapkan untuk tumbuh menjadi individual yang baik, jujur, dan beriman untuk menjadi penerus bangsa yang baik dan benar.
Harapan itu merupakan harapan yang mulia, harapan yang tidak egois untuk kaum tertentu, juga harapan untuk kebaikan bersama seluruh bangsa Indonesia.
Ajaran itulah yang menjadi pedoman bagi pelajar pelajar bangsa kita yang telah dipupuk sejak usia dini.
---
Suatu saat pernah saya berpikir keras, bagaimana cara nya untuk bisa berbakti kepada negara kita Indonesia. Negara kita ini begitu besar, namun saya hanyalah orang biasa, apa hal significant yang bisa saya perbuat untuk negara ini dengan modal diri saya sendiri?
Sempat saya berpikir apakah saya harus menjadi orang yang memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik ataupun sektor bisnis untuk mengembangkan dan membanggakan negeri ini? Namun, apakah saya harus menjadi orang yang sangat berpengaruh di negeri ini, baru saya bisa berbakti bagi tanah air kita?
Namun, tahun demi tahun telah berlalu. Tanpa sadar saya sudah berkembang menjadi manusia dewasa tanpa pernah merealisasikan perihal “berbakti kepada negara” yang diajarkan kepada saya dari dahulu.
Hidup saya menjadi terasa berputar putar diantara belajar, bekerja, dan berhubungan sosial.
Apalagi setelah tamat berpendidikan, bekerja sangatlah memakan waktu banyak dalam porsi hidup saya dan orang orang pada umumnya. Ajaran dari sekolah dan orang tua yang saya selalu dapatkan ketika kecil untuk berbakti kepada negara dan masyarakat terasa seperti hilang begitu saja.
Seperti kita sudah berpasrah dalam keadaan masyarakat yang seperti ini, pemerintah yang korup dan bermasalah seperti biasa, keadaan tempat tinggal yang hancur aduk dengan macet, banjir, sampah, dan berbagai aktifitas kriminal lainnya.
---
Flash forward ke jaman sekarang ini, jaman yang ternyata sedang dibanjiri oleh semangat rakyat Indonesia dari semua kalangan dalam perihal pemilihan Presiden RI 2014. Tanpa pandang bulu, tak mengenal ras, gender, etnik, dan agama, rakyat Indonesia beramai ramai secara tulus mengikuti keadaan politik kita yang sedang dalam pertaruhan.
Demokrasi, yang menjadi panggung utamanya sedang menyaksikan pertarungan sengit diantara dua kandidat calon presiden kita.
Belum pernah saya menyaksikan semangat rakyat yang mengalir sederas ini dalam perihal pemilihan orang nomor satu, walaupun dengan notabene negara kita ini sudah mengemban prinsip demokrasi sejak beberapa saat yang lalu.
Bangsa Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan dua calon yang sangatlah berbeda, bagaikan langit dan bumi :
- Yang kesatu : Latar belakang militer yang berwibawa, lantang suaranya, tinggi impiannya, dan KOALISI PARTAI bekingannya.
- Yang kedua : Latar belakang pembisnis yang bekerja keras, jujur orangnya, ramah sifatnya, dan RAKYAT bekingannya.
Jujur saya merasa reformasi sejak orde baru bagaikan omong kosong. Pemerintah yang terlihat meyakinkan dengan SOSOK MILITER nya dan gagah tongkrongannya ternyata sama saja dengan pendahulu nya. Bagaikan apel busuk yang dilapisi emas, hanya enak dilihat, tapi racun untuk tubuh.
Rakyat Indonesia saat ini memerlukan sosok seorang pemimpin yang benar benar bisa menolong secara langsung, mengerti permasalahan rakyat, mewakili keinginan rakyat, serta menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah demi kesejahteraan bersama sebagai satu bangsa.
Sangatlah kita butuhkan seorang pemimpin yang terlahir dari rakyat dan untuk rakyat. Seseorang yang pernah mengalami suka duka menjadi rakyat miskin, merasakan susahnya hidup di Indonesia di jaman pemerintahan yang korup dan menyimpang ini.
Seseorang yang bersih, tidak punya beban masa lalu , dan hutang jasa kepada kepentingan koalisi lainnya yang bisa membuatnya tersesat dari tujuan untuk membangkitkan Indonesia menjadi negara yang maju.
Seseorang yang memiliki yang bijak, tegas, namun di cintai dan dihormati, bukanlah seseorang yang berambisi besar untuk ditakuti dan disegani.
Negara kita Indonesia ini perlu mendapatkan RESPECT, bukanlah perlu untuk di TAKUTI secara takut sendiri adalah bahasa yang konotasi nya sangat negatif.
RESPECT terlahir dari kepercayaan dan merupakan bentuk akhir dari hasil kerja nyata yang positif dari seseorang atau suatu negara.
Kita tidak pernah akan bisa membeli RESPECT seseorang, walaupun dibayar setinggi apapun.
Not a chance.
---
Sejak awal pencalonan wakil rakyat nomor dua yang bernama Jokowi ini menjadi capres PDIP 2014, ia secara bertubi tubi dibebani dengan fitnah yang keji dari pihak seberang.
Secara psikologis, bagaimana rasanya untuk menanggung semua fitnah dibalik niat baik nya? Bayangkan rasanya untuk menjadi orang yang dimusuhi dan dijauhi karena berbuat benar.
Namun diatas fitnah dan perlakuan tidak pantas yang ia terima, Jokowi masih menerima itu semua di punggungnya dan berusaha dengan sungguh untuk memperbaiki negara kita tercinta.
Tegakah kita membiarkan orang berhati mulia untuk menderita dan berusaha sendirian demi kepentingan kita bersama? Yakinkah anda bahwa dalam 10, 20, 30 tahun lagi, akan ada sosok orang yang bisa jujur, tulus, besar hati, dan tetap cinta dengan Indonesia seperti dia?
---
Statement saya berikut ini hanya berlaku bagi voters capres pada tanggal 9 July 2014 nanti yang memilih untuk tidak ikut serta memilih, bukan karena memang tidak bisa menentukan pilihan, melainkan bagi mereka yang beralasan malas, takut huru hara, kaum opportunis, dan memilih untuk tidak peduli kepada negara Indonesia
Mari lah sebagai bangsa yang cerdas, kita berpikir jauh ke depan. Kita yang sekarang masih muda ini pun suatu saat akan menjadi orang tua yang memilki anak dan cucu seperti pada umumnya. Pilihan kita, kelakuan kita, akan lah menjadi figur yang sangat menentukan masa depan anak cucu kita.
Bangsa kita ini sedang berdarah, seseorang otoriter dengan ambisi yang tak terbendung sedang berupaya menjadikan negeri kita ini lapangan bermain dengan koalisi korup nya. Tega kah kita, melihat anak cucu kita menjalani masa depan dengan suasana krisis seperti pada jaman orde baru ?
---
Terima kasih kepada Bangsa Indonesia, kita mendapat tanah yang subur, beragam jenis kebudayaan dan etnis, iklim yang baik, orang orang yang ramah dan pandai, kaya akan sumber daya alam di darat, laut, dan udara.
Marilah kita perduli kepada bangsa kita, dengan menjadi tidak pasif dan acuh tak acuh terhadap situasi bangsa kita.
Ayo kita lakukan apa yang semestinya kita lakukan untuk menjadi berbakti bagi bangsa kita
Dengan cara yang tidak perlu berlebihan, KITA hanya perlu memilih calon pemimpin yang tepat untuk masa depan bangsa KITA dan anak cucu KITA, yaitu dengan memilih calon presiden yang adalah KITA
Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah KITA!
THE CHANGE IS NOW
Salam dua jari
---
p.s. Senang sekali rasanya saya bisa menulis artikel positif tentang negara kita tercinta INDONESIA.
Ingin pula rasanya saya bisa menyampaikan tulisan kepada penghuni dunia untuk menjadikan bangsa kita sebagai contoh teladan bagi bangsa bangsa lain. Terutama bagi bangsa bangsa yang sedang mengalami tekanan dan tantangan berdemokrasi. Bagi bangsa bangsa yang telah putus asa menghadapi kelompok kelompok hitam yang mau menguasai tempat anda tinggal dan hidup anda.
Lihatlah negeri kami ini INDONESIA! Dengan munculnya Jokowi, cahaya harapan kami tumbuh kembali.
Percayalah! Masih banyak orang orang berhati mulia, jujur, dan rela memajukan negara kalian juga. Janganlah berputus asa walaupun sulit, namun suatu saat akan kelak datang waktunya kita semua bersaudara dan berteman satu sama lain.
Negara kita sedang mengalami revolusi menuju ke arah yang jauh lebih baik. Jangan lah pernah takut untuk memilih yang baik dan berbuat demi kebenaran. Lihatlah negeri kami Indonesia wahai warga dunia.
Spread the faith and love.
Salam,
Anthony Lim
6 July 2014 - Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H