IPO Terlalu Riskan
Berinvestasi dalam IPO diibaratkan seperti bermain video game, Anda harus menekan tombol Anda pada saat yang tepat. Untuk sebagian besar dari kita, waktu yang tepat adalah sebelum IPO terjadi.Â
Para pemilik perusahaan dan investor private equity adalah pihak-pihak yang memiliki kesempatan paling besar untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari IPO. Hal ini karena dalam beberapa menit pertama penjualan dibuka, sebuah saham dapat melonjak tinggi sampai 20% hingga 50% atau bahkan lebih. Meskipun Anda melakukan antrian pembelian sebelum pasar dibuka, Anda masih akan mendapatkan harga yang tinggi.
Lima saham IPO dengan kinerja terbaik mengalami kenaikan saham mulai dari 1.380 hingga 3.310% sepanjang tahun 2017. Berita-berita tersebut akan sangat memikat para investor untuk ikut serta dalam IPO. Tunggu sampai Anda membaca bahwa lima saham IPO dengan kerugian terbesar berada dii antara 68% hingga 485% sepanjang tahun 2017.
Berinvestasi dalam IPO sangat berisiko terutama untuk kebanyakan investor yang menginvestasikan uangnya di saham setelah IPO.
Lebih Baik Menunggu
Waktu yang lebih baik untuk membeli saham adalah beberapa minggu atau bulan setelah perusahaan melaksanakan IPO. Banyak kejadian dimana harga saham jatuh sesaat setelah penjualan dibuka. Beberapa bulan kemudian investor yang "cukup beruntung" untuk mendapatkan harga IPO tadi harus sabar kehilangan setengah uang mereka sebelum harga saham naik kembali ke harga IPO.Â
Lebih baik membeli saat harga saham berada di harga terendah sambil menunggu harga saham kembali naik. Investor yang berhasil membeli di saat yang tepatlah yang akan mendapatkan keuntungan terbesar.Â
Membeli saham IPO bukanlah keputusan mudah. Anda harus pintar menilai dan menentukan saat yang tepat untuk membeli sebabnya saham-saham IPO memang sangat volatil.
Namun jika Anda adalah investor jangka panjang dan yakin dengan perusahaan yang ingin IPO memiliki nilai fundamental yang baik, maka volatilitas di awal dan risiko penurunan harga bukanlah masalah Anda.
This article is written by:Â Andhika A. QWPÂ