Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

EQ Tips Buat HRD dan Rekruter: Bagaimana Caranya Anda Bisa Menggali Level EQ Pelamar Kerja?

29 Mei 2022   18:16 Diperbarui: 29 Mei 2022   18:17 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pertanyaan menarik pagi ini, "Bagaimana kita bisa mengetahui tingkat Kecerdasan Emosional (EQ) dari seorang yang melamar kerja?" 

Sayang sekali sebetulnya, saat ini belum tersedia alat tes yang secara akurat mendeteksi level kecerdasan emosi (EQ) sama halnya seperti tes IQ. Jika untuk IQ, kita punya banyak sekali tes untuk mengukur itu. Lain halnya dengan EQ. Meskipun di dunia, sudah dikembangkan tes EQ yang objektif yang menilai salah benarnya jawaban seseorang seperti MSCEIT yang dikembangkan oleh Peter Salovey dan John Mayer. Dan belakangan, ada banyak lembaga lain yang mengklaim alat tesnya bisa mengukur level EQ para pelamar kerja, kebanyakan berdasarkan klaim semata. Faktanya, survey dan laporan dari jurnal terkenal seperti Emotions, belum banyak dilaporkan tes-tes yang akurat mengkur emosi, meskipun itu terus dikembangkan. Artinya, alat tes yang ada, tetap saja belum mampu memotret seobjetif tes IQ pada umumnya. Karena itulah, penggalian terhadap kemampuan level EQ masih banyak diandalkan melalui jawaban verbal serta pengamatan non verbal yang ditunjukkan para kadidat kerja.

Tapi, mengapakah EQ perlu jadi sumber pertimbangan yang penting? Alasan utamanya karna, EQ melalui serangkaian penelitian di luar negeri dan juga belakangan ini, banyak diteliti di Indonesia, menunjukkan kaitannya dengan kinerja, kepuasan maupun kemampuan mengelola stres dan konflik. Jadi, dengan memiliki seorang kandidat yang punya level EQ yang baik. Hal itu, pada dasarnya akan menguntungkan perusahaan.

Lantas, apa saja soal EQ ini yang perlu diungkap? Sesuai dengan 4 kategori kecerdasan emosi (EQ) Daniel Goleman, maka kita bisa mengatakan ada 4 hal yang dibutuhkan seorang pelamar kerja, yakni:

  • Self Awareness. Bagaimana ia menyadari soal dirinya? Bagaimana ia tahu kelemahan dan kekuatan yang bisa jadi potensi masalah dan juga jadi kontribusi buat organisasi?
  • Self Management. Bagaimana ia mampu jadi self-starter? Mampu mengelola situasi dan kondisinya, termasuk saat menghadapi situasi kerja atau beban yang bikin stres?
  • Social Awareness. Bagaimana ia menyadari dan bisa berempati dengan perasaan orang lain?
  • Social Relationship. Bagaimana kemampuan dia untuk membangun hubungan dan interaksi dengan orang lain? Bagaimana ia mengatasi konflik yang ia alami dengan orang lain?

EQ interview questions 

Ada banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk menggali dan mengetahui level EQ. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi pemicu untuk membuat si pelamar kerja mendemonstrasikan bagaimana level EQnya saat menghadapi berbagai situasi. Pertanyaan yang bisa diajukan misalnya:

Self Awareness:

  • Ceritakan apa yang menurutmu merupakan kelebihanmu yang bisa kamu kontribusikan untuk organisasi seperti kita? (Personal strength)
  • Ceritakan juga apa yang merupakan kelemahanmu yang menurutmu berpotensi bisa jadi masalah dalam bekerja? (Personal weakness)
  • Apa kata orang mengenai kelebihanmu dan kelemahanmu? Dan bagaimana pendapatmu tentang hal itu? (Personal self awareness)
  • Ceritakan situasi ketika Anda dapat masukan yang menurutmu mereka salah persepsi? Dan mengapa Anda pikir mereka itu salah? (Personal misperception)
  • Ceritakan kebiasaan dan polamu dalam bekerja? Dalam berteman? (Recognizing pattern)
  • Jelaskan nilai-nilai yang Anda junjung tinggi dalam hidupmu? Dan mengapa menurutmu nilai-nilai itu penting? (Personal values)

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi

Self Management:

  • Ceritakan saat Anda stress dengan tugas yang banyak, bagaimana Anda mengelola stress itu? (Stress management)
  • Jelaskan ketika Anda marah, apa yang Anda lakukan untuk melampiaskan kemarahan itu? (Anger management)
  • Ceritakan bagaimanakah Anda memotivasi dirimu saat harus melakukan pekerjaan atau tugas yang sebenarnya Anda nggak sukai? (Self motivation)
  • Bagaimana pengalamanmu mengatasi kegagalan? (Personal adversity)
  • Jelaskan bagaimana cara Anda beradaptasi dalam lingkungan yang asing dan baru? (Adaptability)

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun