6. Gunakan "Time Out" jika takut salah merespon.
Kadangkala dalam situasi emosional, respon kita bisa menjadi sangat kasar dan menyakitkan. Akibatnya hubungan jadi rusak. Dalam situasi demikian, ada baiknya jika kita memutuskan untuk keluar dari situasi itu.
Saat meeting, kita bisa meminta untuk keluar dati ruangan untuk membasuh muka. Dalam telepon, kita bisa meminta waktu untuk bicara dengan pihak lain ataupun meminta waktu buat merespon. Intinya adalah untuk mendapatkan waktu untuk berpikir dan merespon dengan lebih tenang.
7. Fokus pada solusi, bukan emosi.
Seringkali ketika situasi menghangat dan tidak menyenangkan, kita pun berusaha menyakiti dan membuat lawan kita terluka. Akibatnya kita mulai mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan.
Disinilah ilmu EQ berguna. Yakni berfokuskan pada solusi bukan emosi. Perhatikan chat yang isinya emosional. Seringkali yang ada adalah saling menyalahkan dan saling memaki, akibatnya yang muncul adalah emosi.
Jauh lebih baik, kita berfokus pada solusi. Apa sih yang kita inginkan dari situasi ini dan itulah yang harus ditekankan. Emosi yang tak menyenangkan, mulai harus dikesampingkan.
8. Hindari ruminating.
Apa itu ruminating. Ruminating artinya Anda terus menerus memainkan kejadian yang terjadi di kepala Anda padahal sudah terjadi. Dan itu salah satu yang akan menghabiskan energi Anda. Padahal kejadiannya sudah terjadi. Daripada menyesali ataupu menjengkeli apa yang terjadi itu, lebih baik tanyakan apa yang bisa dipelajari di masa depan?
Setelah itu, katakan pada diri Anda, "itu sudah terjadi, saya ambil hikmahnya dan saya belajar". Setelah itu belajar lupakan. Setiap kali pikiran itu muncul, bilang pada dirimu untuk stop dan ingatkan dirimu mengapa mengingat hal itu, tidak ada gunanya.
9. Ubah strategi pendekatan, untuk hasil yang berbeda.