Jadi, kesimpulannya adalah begini. Hingga sekarang, dunia memang masih menggunakan istilah EQ dan EI saling menggantikan (interchangeably). Dan saat inipun tidak ada aturan yang mengatakan mana yang lebih tepat. Hanya saja, pada saat ketika kita menggunakan istilah EQ, mestinya kita sadar bahwa itu mengacu pada aspek pengukuran atau kemampuan seseorang dalam pengetahuan soal emosi. Sementara, saat kita pakai istilah EI, artinya kita mengacu pada pengetahun praktis seseorang dalam mengelola emosi dirinya dan orang lain.
Ngomong-ngomong, itulah sebabnya ketika saya menuliskan buku "Emotional Quality Management" (EQM) di tahun 2003, saya mulai memperkenalkan EQ, bukan sebagai Emotional Quotient tapi sebagai "Emotional Quality", artinya kecerdasan emosional mencakup kualitas kita untuk mengetahui perasaan diri dan orang lain serta menggunakan informasi ini menjadi sesuatu yang konstruktif. Itulah definisinya "Emotional Quality" yang saya tulis di buku saya tersebut.
Semoga artikel ini semakin mencerahkan kita, kapan pakai istilah EQ atau kapan menggunakan EI.
Yang jelas, apapun istilahnya, mari kita belajar untuk selalu cerdas emosi!
Cerdas Emosi Selalu!
Youtube Channel Anthony Dio Martin:
https://www.youtube.com/user/updatehrexcellency?sub_confirmation=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H