Dirgahayu negeriku, dirgahayu bangsaku!
Memasuki 74 tahun peringatan kemerdekaan RI, tema peringatannya adalah soal "SDM Unggul, Indonesia Maju". Sebuah refleksi tentang merdeka, saya catat dengan mempertanyakan: "Apa seharusnya makna MERDEKA dalam hidupku?"
Maka, dari beberapa refleksi, dari beberapa training seminar serta beberapa pengalaman coaching yang telah saya berikan, berikut ini makna MERDEKA yang penting!
Dan inilah maknanya M-E-R-D-E-K-A:
M=Miliki Keunggulan
E=Emban tanggungjawabmu tanpa banyak mengeluh
R=Risiko pasti akan selalu ada, tapi tak melakukan apapun juga ada risikonya
D=Disiplinkan diri sampai tercapai tujuanmu
E=Emosimu akan membuat berat ringannya bebanmu
K=Kendalikan dirimu diantara "keinginan" dan "kebutuhan"
A=Antusiaslah! Antusiasmu akan menarik keberuntungan buatmu!
Mari kita bahas satu per satu!
M=Miliki Keunggulan
Jack Welch mengatakan, kalau tidak ada keunggulan, jangan bersaing. Bener banget! Makanya salah satu hal yang dilakukan untuk membuat sukses perusahaan GE (General Electric) saat Jack Welch memimpin adalah menutup anak perusahaan yang tidak punya keunggulan.
Begitu juga dengan kita. Jangan bersaing di bidang yang kita nggak bisa unggul. Sebaliknya, kalau kita mau menang dari pesaing kita maka buatlah diri kita lebih unggul. Belajar, dan terus improve! Jangan hanya yang itu-itu saja! Terus melatih agar punya keunggulan!
E=Emban tanggung jawabmu tanpa banyak mengeluh
Ada penyakit 3C yang berbahaya: Complain (mengeluh), Condemn (menyalahkan) serta Criticize (mengkritik). Ada banyak hasil kerja yang "low quality" gara-gara pekerjanya complainer. Seorang complainer (pengeluh) juga bikin rusak suasana.
Suasana santai, suasana kerja.. dirusak oleh si pengeluh ini. Pengeluh juga menjadi indikator bahwa Anda nggak ikhlas. Pengeluh membuat hari-hari orang disekitarnya jadi kelabu. Jangan jadi pengeluh!
R=Risiko pasti akan selalu ada
Banyak orang menunda atau tak melakukan apapun, karna takut risiko. Apapun ada risikonya. Itu hukum alam. Bahkan nggak melakukan apapun juga ada risikonya. Risiko investasi adalah rugi. Tidak berinvestasi, Andapun berisiko kehilangan kesempatan.
Nyaris apapun ada risikonya. Yang penting apakah kita bisa belajar dari risiko itu. Tapi, tentunya juga bukan berarti kita membabibuta. Hal terpenting adalah mengkalkulasi risikonya. Jangan juga jadi penjudi! Bahjan penjudi pintar pun tahu, kapan dimana ia harus mengambil risiko. Tapi juga dimana ia harus berhenti!
D=Displinkan diri sampai tujuanmu tercapai
Mata uang lama yang tak akan pernah usang: DISIPLIN. Tanpa disiplin, tidak ada hasil apapun. Banyak cita-cita dan keinginan kandas karna kurangnya disiplin. Udah punya impian. Sampai-sampai teknik "mengumumkan impiannya ke semua orang" sudah dilakukan.
Tapi impiannya tetap tak terwujud. Mengapa? Lack of discipline. Kurang disiplinnya. Kalau kamu tahu dirimu kurang disiplin, jangan bercita-cita, jangan menjanjikan apalagi sampai mengumumkan impianmu. Ujung-ujungnya hanya akan mempermalukanmu. Tapi, impian plus disiplin, itulah yang akan akhirnya mengalahkan seseorang yang begitu berbakat tapi tak punya disiplin.
E=Emosimu akan menentukan berat ringannya bebanmu
Bener lho! Saya melihat betapa banyak orang yang bebannya sebenarnya berat banget. Tapi karena perasaan mereka "easy going", santai menghadapinya justru hidup mereka jadi tak terlalu berat.
Tapi, sebaliknya ada yang bebannya tidak terlalu berat, tapi karena disikapi dengan perasaan susah hati, akhirnya justru orang itu menjadi sangat depresi bahkan ada yang berakhir dengan bunuh diri. Padahal, masih banyak yang masalahnya jauh lebih berat. Jadi, emosimu akan menentukan berat ringannya bebanmu!
K=Kendalikan "keinginan" dan "kebutuhan"
Nah, ini kunci kecerdasan finansial. Para ahli keuangan akan selalu nasihati kita, hati-hati untuk bedakan antara 'kebutuhan' dan 'keinginan'. Kebutuhan itu wajib, tapi keinginan itu optional! Banyak yang memaksakan keinginannya, padahal nggak butuh-butuh banget.
Atau banyak sekali kasus dimana orang menjadi lebih besar pasak daripada tiang gara-gara banyak keinginannya. Hati-hatilah dengan keinginan yang tak terkendali.
A=Antusiaslah!
Seringkali orang yang antusias adalah orang yang beruntung. Saya bertemu banyak dan melihat banyak kasus dimana keberuntungan datang menghampiri seorang yang antusias. Belum lama ini, saya bertemu seorang yang bukan ahli di bidang HRD, juga lulusan ilmu yang nggak ada kaitannya dengan HRD. Juga tidak bekerja di bidang HRD.
Tapi dia sangat antusias soal HRD. Malahan, mungkin ada banyak orang HRD yang lebih kompeten. Tapi, dia paling antusias dan kemana-mana bicara soal HRD. Dia juga antusias belajar HRD.
Akhirnya, malahan dia diundang seminar dan bicara kemana-mana karna "bara api" antusiasmenya yang begitu menular. Dia dianggap pakar, karna antusiasmenya. Dan diapun banyak mendapat pujian karena antusiasmenya. Bahkan, dia pernah ditawarin menjadi ditektur HRD. Bahkan mengalahkan keberuntungan seorang HRD, yang tidak antusias dengan bidang. Itulah dahsyatnya ANTUSIASME!
So, di akhir tulisan ini saya menitipkan satu pertanyaan: MERDEKAKAH KAMU?
Salam Antusias!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H