Ketiga, Ada pendampingnya. Masih melanjutkan dari yang diatas. Idealnya, tiap remaja didampingi sehingga ada yang memberikan feedback ataupun masukan. Kalau perlu, bahkan selama proses camp pun peserta punya pendamping dimana ia bisa curhat dan mengungkapkan kesulitan dan masalahnya. Dengan demikian, ada personal touch bagi anak remaja tersebut.
Keempat. Orang tuanya dilibatkan. Jadi, orang tua bukan hanya terima jadi. Terkadang banyak orang tua yang salah paham. Mereka berpikir bahwa anak bisa berubah dalam satu hingga tiga hari camp. Padahal, orang tualah yang mungkin paling bertanggung jawab dengan segala permasalahannya. Karena itu, orang tua juga perlu peduli. Camp yang baik melibatkan orang tua. Paling tidak, orang tua paham, apa yang terjadi selama proses camp berlangsung.
Kelima, metodologi dan outputnya terbukti. Paling gampang, lihatlah dari para alumninya. Juga testimonial dari para alumninya. Kalau perlu bicaralah jujur dengan mereka yang pernah ikut soal apa yang diperoleh juga dengan lihat perkembangan mereka. Tentunya, tidak semua remaja yang ikut camp dan sukses pasti karena sepenuhnya berkat camp ini. Tetapi, paling tidak menunjukkan bahwa camp ini bisa memberikan andil positif.
Adakah camp-camp remaja yang membangun karakter positif seperti itu di negeri ini?
Lumayan banyak kok!
Intinya. Ternyata ada cukup banyak kok camp-camp yang memang berkualitas dan boleh diikuti oleh anak remaja kita untuk membangun mental mereka! Intinya, bertanyalah dan galilah informasi dari mereka.
Sebagai salah satu ide, inilah adalah salah satu camp remaja yang bisa dipertimbangkan oleh para orang tua adalah yang diadakan oleh tim konselor dan psikologi dari lembaga HR Excellency.
Informasinya bisa diperoleh di sini atau email: info@hrexcellency.com atau telpon: 021-3518505 atau 021-3862521.
Salam Antusias!
www.anthonydiomartin.com
IG @anthonydiomartin