Tapi kesulitannya sekarang adalah sepedanya tidak boleh ditinggalkan begitu saja seperti sepeda Bung Karno. Disiplin melarang polisi Belanda meninggalkan sepedanya di jalanan. Akhirnya terpaksa polisi itu memikul sepedanya meniti pematang sambil terseok-seok. Sesekali polisi itu kejeblos masuk lumpur sawah dengan bebannya yang cukup berat. Dia tidak berani membiarkan Bung Karno bebas berkeliaran di luar pengawasannya.
Sedangkan Bung Karno yang punya pikiran nakal itu enak saja meniti pematang panjang menuju perkampungan. Dia dengan jalan lenggang kangkung, sementara di belakang sang polisi dengan geram mengikutinya.
Itulah beberapa keping perbuatan Soekarno yang terkadang lucu, menurut Fatmawati sering membuat dia terpingkal-pingkal mendengarnya.
4.Bung Karno dan Ibu Fatmawati, tak pernah ingat kapan menikah
Di zaman modern, ada tradisi memperingati ulang tahun perkimpoian. Kalau 25 tahun perkimpoian disebut kimpoi perak, sementara 50 tahun perkimpoian disebut kimpoi emas. Tetapi, menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkimpoian
Jangankan kimpoi perak atau kimpoi emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.
"Kami tidak pernah merayakan kimpoi perak atau kimpoi emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat," begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antar Kota, 1978.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa.
Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sangat pandai menari.
5.Saat Soekarno kencingi Hatta
Tanggal 8 Agustus 1945, pemimpin tertinggi pasukan Jepang di Asia Tenggara, Jenderal Terauchi memanggil Soekarno dan Mohammad Hatta ke Vietnam. Terauchi sama sekali tidak menjelaskan apa maksudnya. Hal ini membuat Soekarno dan Hatta bertanya-tanya.
Berangkatlah mereka dengan diiringi 20 pejabat tinggi militer Jepang. Pesawat yang ditumpangi Soekarno penuh sesak. Tapi tak ada yang mau bicara soal alasan pemanggilan tersebut.