Mohon tunggu...
Trisna Utami
Trisna Utami Mohon Tunggu... -

Fisika, matematika, dan sastra jadi satu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Istana Aganad

2 Agustus 2010   22:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Salah satu putri Aganad, Orie
dengan segenggam kelopak semanggi berdaun empat yang disematkan di telinga kiri
bersenandung lirih,
menarik perhatian burung-burung kolibri
untuk ikut bernyanyi

Tentang angka-angka yang lincah menari
dalam derasnya aliran Transformasi Fourier
yang bercerita tentang indahnya persahabatannya dengan Sisir Dirac
di lain dimensi

Orie memejamkan mata, bersiap terhanyut sekali lagi
Saat ia menggunakan kekuatannya sebagai seorang dewi
untuk membangkitkan lebih banyak dimensi Ruang Hilbert di mana dia berdiri saat ini

zap! zap!
Sudut pandang ruang vektor salah satu istana Aganad(di mata Orie)
berubah sendiri
Dia melihat lingkaran sebagai garis lurus…
garis lurus tanpa ujung….

Orie berjalan dan terus berjalan, mengikuti garis lurus itu….

Di Bumi, ada seorang gadis peramal bernama Orie
Ruang dual dari, Orie Sang Dewi

Sementara Dewi Orie mensimulasikan buah pikiran manusia di istananya di kahyangan,
yang hanya menghasilkan dirinya yang mengikuti garis lurus tanpa ujung,
Orie manusia… menjalani garis takdirnya
yang berujung pada kematian pada akhirnya….

Namun di salah satu persimpangan, seperseribusekian tahun cahaya sebelum tiba di cakrawala,

Garis takdir itu mempertemukannya dengan kado teristimewanya

…Kurt, sang pangeran.

Tangan yang terulur menjemput tangan mungilnya, tubuh yang berlutut meminta
Orie untuk berjalan bersamanya menjemput cakrawala di ujung garis,
disambut Orie dengan rela

Nun jauh bertengger di atas bulan, Dewi Orie tersedu menyaksikan
Kisah cinta lain yang bersemi di bawahnya

Oh, betapa bahagianya…
Terlahir sebagai manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun