Salah satu putri Aganad, Orie
dengan segenggam kelopak semanggi berdaun empat yang disematkan di telinga kiri
bersenandung lirih,
menarik perhatian burung-burung kolibri
untuk ikut bernyanyi
Tentang angka-angka yang lincah menari
dalam derasnya aliran Transformasi Fourier
yang bercerita tentang indahnya persahabatannya dengan Sisir Dirac
di lain dimensi
Orie memejamkan mata, bersiap terhanyut sekali lagi
Saat ia menggunakan kekuatannya sebagai seorang dewi
untuk membangkitkan lebih banyak dimensi Ruang Hilbert di mana dia berdiri saat ini
zap! zap!
Sudut pandang ruang vektor salah satu istana Aganad(di mata Orie)
berubah sendiri
Dia melihat lingkaran sebagai garis lurus…
garis lurus tanpa ujung….
Orie berjalan dan terus berjalan, mengikuti garis lurus itu….
Di Bumi, ada seorang gadis peramal bernama Orie
Ruang dual dari, Orie Sang Dewi
Sementara Dewi Orie mensimulasikan buah pikiran manusia di istananya di kahyangan,
yang hanya menghasilkan dirinya yang mengikuti garis lurus tanpa ujung,
Orie manusia… menjalani garis takdirnya
yang berujung pada kematian pada akhirnya….
Namun di salah satu persimpangan, seperseribusekian tahun cahaya sebelum tiba di cakrawala,
Garis takdir itu mempertemukannya dengan kado teristimewanya
…Kurt, sang pangeran.
Tangan yang terulur menjemput tangan mungilnya, tubuh yang berlutut meminta
Orie untuk berjalan bersamanya menjemput cakrawala di ujung garis,
disambut Orie dengan rela
Nun jauh bertengger di atas bulan, Dewi Orie tersedu menyaksikan
Kisah cinta lain yang bersemi di bawahnya
Oh, betapa bahagianya…
Terlahir sebagai manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H