Mohon tunggu...
Anthonia Audisheren
Anthonia Audisheren Mohon Tunggu... Freelancer - Voila

Lumnous bimbimbab 💥

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal dan Menyembuhkan Inner Child yang Terluka

7 Juli 2021   00:59 Diperbarui: 7 Juli 2021   01:02 11453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Inner Child by Anthonia Audisheren

Saat ini media sosial sering membicarakan sisi psikologis terutama topik inner child. Secara awam banyak orang menyebutkan inner child adalah sebuah tindak tanduk seseorang terbentuk. 

Inner child ini terbentuk dari kita masih kecil dan terbawa sampai kita dewasa sekalipun. Namun dalam beberapa kondisi, inner child ini dapat terluka dan mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku.

Inner child adalah sebuah konsep yang menggambarkan sifat dan sikap kekanak-kanakan yang mungkin dimiliki oleh setiap orang. Namun, inner child yang terdapat di dalam masing-masing individu tentu berbeda satu sama lain. Hal tersebut dikarenakan inner child terbentuk dari pengalaman saat masih anak-anak. Dan pastinya pengalaman anak satu dengan anak lainnya

Meski inner child terbentuk saat kita kecil namun inner child ini akan terbawa hingga kita dewasa dan mempengaruhi bagaimana perlakuan kita terhadap orang lain seperti pasangan kita maupun buah hati kita yang seharusnya tidak mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya. 

Hal tersebut dikarenakan adanya luka pada inner child karena peristiwa yang keras pada saat kita kecil. Resiko yang ditimbulkan dari inner child ada banyak namun biasanya adalah trauma. 

Oleh karena itu, kita harus menjaga inner child kita dan buah hati kita dengan baik. Namun jika sudah terlanjur terluka ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk penyembuhan inner child. Kita harus menjaga generasi anak-anak kita untuk menjadikan generasi kedepannya menjadi generasi yang lebih baik lagi.

Penyebab Masalah : 

Sebenarnya, ada banyak hal yang dapat melukai inner child di dalam diri kita. Mungkin sebagian dari penyebab ini tampak seperti hal yang wajar terjadi pada anak-anak. Namun, jika saat itu harus menghadapinya sendiri, maka perkembangan diri kita mungkin menjadi terpengaruh karenanya.

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin dapat menjadi penyebab inner child di dalam diri terluka:

  • Kehilangan orangtua atau wali dan keluarga dekat.
  • Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
  • Pengabaian.
  • Penyakit serius.
  • Perundungan atau bullying.
  • Gempa bumi.
  • Perpecahan dalam keluarga.
  • Ada anggota keluarga yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Kekerasan dalam rumah tangga.
  • Ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.
  • Hidup di pengungsian.
  • Terpisahkan dari keluarga.

Tanda-Tanda Seseorang Yang Mengalami Luka Pada Inner Child

Salah satu ciri bahwa inner child di dalam diri sedang terluka adalah cara pandang Anda terhadap dunia. Dimana seseorang tersebut akan merasa bahwa dunia bukan tempat yang aman, mungkin ada trauma masa kecil mendalam yang pernah dirasakan dan melukai inner child tersebut. Berikut adalah ciri-ciri seseorang yang mempunyai luka pada inner child :

  • Merasa ada yang salah dengan diri Anda.
  • Selalu berusaha menyenangkan semua orang.
  • Terkadang merasa senang jika bermasalah dengan orang lain.
  • Susah move on dari orang lain.
  • Sering kali merasa cemas jika dihadapkan dengan sesuatu yang baru.
  • Rasa bersalah jika memberikan batasan atas diri Anda kepada orang lain.
  • Selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan.
  • Perfeksionis.
  • Sering kesulitan memulai dan menyelesaikan tugas.
  • Selalu mengkritik diri sendiri.
  • Sering merasa malu saat harus menunjukkan perasaan.
  • Malu dengan bentuk tubuh sendiri.
  • Sering menaruh curiga kepada orang lain.
  • Berusaha menghindari konflik bagaimanapun caranya.
  • Takut ditinggalkan.

Dampak membiarkan inner child yang terluka :

  • Cidera emosional berupa trauma berkelanjutan
  • Luka batin yang bisa menyebabkan rasa harga diri yang rendah, citra tubuh yang buruk, emosi tidak stabil, dan tidak mampu membedakan situasi serius atau bercanda, serta memiliki masalah dengan nafsu makan.
  • Perlakuan yang kurang enak terhadap orang lain terutama buah hati seperti : Emosi yang meledak-ledak, terlalu memanjakan, Overprotektif dan mendidik anak terlalu keras, dll
  • Membuat seseorang merasa tidak lengkap dan kehilangan kualitas-kualitas seperti kejujuran, tidak takut, rasa aman, keinginan bersenang-senang, dan tidak bersalah dalam diri.

Cara menyembuhkan inner child yang terluka :

  • Sadari adanya inner child
  • Dengarkan apa yang dikatan inner child dan maafkan luka itu
  • Membuka diri
  • Meditasi
  • Menulis jurnal dengan menuliskan semua pengalaman dan rasa masa kanak-kanak
  • Konsultasi ke professional seperti psikolog, psikiater

Sadari bahwa diri kita mempunyai inner child yang butuh untuk diterima, dirangkul, diperhatikan, dan dicintai. Kita perlu menyisihkan waktu untuk berdialog dengan diri kita "versi kanak-kanak" bahwa kita telah dewasa dan hidup di masa kini. 

Yakinkan padanya bahwa kita aman, kita baik-baik saja, dan kita diterima serta dicintai. Mengabaikan hubungan diri dengan inner child kita justru akan menjadi rantai derita yang tidak berujung hingga lahir generasi berikutnya. 

Cukupkan rantai derita ini pada diri kita. Putuslah rasa sakit yang turun-temurun ini hanya pada diri kita dan tidak meneruskannya ke generasi selanjutnya. Bagaimana caranya? Sadari, akui, terima, dan cintailah inner child dalam diri kita bagaimanapun keadaannya.

Terimakasih sudah membaca artikel yang membahas inner child ini, Semoga artikel ini dapat bermanfaat buat kalian semua yaa. 

Artikel ini di dukung oleh beberapa orang salah satunya pak Agus selaku guru agama saya dimana kita diminta membuat projek kemanusiaan. dan saat ini saya berkeinginan mengangkat topik kemanusiaan yang membahas luka batin karena masa lalu (inner child). Semoga kita bisa bertemu di next artikel. See U!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun