Mohon tunggu...
Anthonia Audisheren
Anthonia Audisheren Mohon Tunggu... Freelancer - Voila

Lumnous bimbimbab 💥

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdamai dengan Waktu

19 Mei 2020   02:00 Diperbarui: 19 Mei 2020   03:14 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/562316703475091688/

Hai detik, menit, jam, hari, tahun
Hai kemarin, hari ini, esok
Hai masa lalu, masa kini, dan juga masa depan
"Kalian sedang apa"
Apakah kalian sedang berproses ?
Apakah kalian sedang berencana ?
Atau kalian sudah terlewati ?

Waktu yang aku jalani bukanlah waktu yang pendek
Aku berjalan bersama sang Waktu selama 18 tahun lamanya
Itu artinya sudah 24 juta detik aku habiskan bersamamu
Apa kau tak bosan untuk hidup bersamaku ?!

Aku sedang marah hari ini
Aku sedang kesal hari ini
Hatiku sudah hancur
Kepingan moody sudah patah
Bahkan rasa ingin mengakhiri ini semua mulai meluap-luap

TIDAK-TIDAK!!!
aku tak ingin pergi dari dunia ini
Aku masih ingin berkelana menyusuri dunia
Aku masih ingin merasakan pijakan di bumi ini
Aku masih ... Aku masih ....
Aku masih ingin melakukan banyak hal, Waktu

Tapi...
Aku tidak sanggup menahan perihnya hari ini
Aku tak sanggup mengingat masa laluku yang kelam
Bahkan aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi esok!
Aku... Aku... Aku sungguh tidak bisa Waktu!
Aku merasa sudah cukup proses yang kita jalani
Berhentilah menyiksaku!! Hentikan sekarang, aku mohonnn

Tapi...
Aku teringat akan Penciptaku yang membentukku
Aku teringat orang tuaku yang membesarkanku
Aku teringat saudara, sahabat, dan temanku yang selalu mendukungku
Aku tak ingin meninggalkan masa kebahagiaan bersama mereka Waktu

Lalu,
Apakah mereka mau bertahan bersamaku ?
Apakah mereka bahagia bersamaku selama ini?
Atau justru mereka menahan kesakitan saat bersamaku?
Apakah kebahagiaan yang mereka rasakan sama besarnya dengan kebahagiaan yang aku rasakan?
Aku tak tau jawabannya Waktu.

Hei Waktu...
Kenapa kau tak pernah menjawab pertanyaanku.
Bahkan satu kata jawabanpun tidak kuterima!
Tidakkah kau puas dengan apa yang aku derita selama ini
Belum cukupkah kau bahagia diatas penderitaanku

Hei Waktu...
Jawab pertanyaanku! Jawab!!!
Aku katakan Jawab! Bukan diam saja seperti itu Waktu!
Apakah kau tak punya telinga untuk mendengar
Apakah kau tak punya hati yang sedikit berperasaan


Oh aku lupa, Kau tak pernah hidup
Kau hanya benda mati
Sudah pasti kau tidak berperasaan
Percuma saja selama ini aku hidup bersamamu
Yang tak pernah tau catatan goresan hidupku

Hari demi hari aku lewati
Tahun demi tahun aku jalani
Aku membiarkan hidupku jalan bersama waktu yang kuhiraukan
Jika sedih aku akan menangis
Jika marah aku akan luapkan
Jika senang aku akan tersenyum
Dan jika lucu aku akan tertawa
Itulah hal selayaknya yang manusia lakukan
Melakukan demi menunjukan perasaannya
Perasaan yang ditorehkan dalam bentuk ekspresi diraut wajahnya

Dengan berjalannya hidupku
Aku menyadari bahwa waktu tak pernah melepaskanku
Bahwa sebenci apapun aku dengan Waktu
Waktu tak pernah meninggalkanku
Waktu terus berjalan di langkah hidupkku
Karena waktu sudah berada di dalam jiwaku

Aku sadar Waktu bukan untuk ku sesali
Waktu bukan untuk ku maki-maki
Waktu bukan untuk ku benci
Waktu bukan untuk ku hina setengah mati
Waktu bukan untuk hindari
Karena Waktu adalah diriku sendiri

Waktu adalah cerminan hidupku
Cerminan yang berawal aku ada di dunia ini
Sampai aku pergi jauh, entah kapan itu kemari
Waktu yang terlewati perlu aku syukuri
Karena waktu tak akan pernah bisa dibeli
Sama seperti harga diriku yang tak akan bisa digantikan dengan harga apapun

Maka dari itu aku tak akan memanggilmu lagi waktu
Karna tanpa perlu dipanggil, kau sudah kujangkau
Yang perlu kupanggil adalah diriku sendiri
Dimana diri ini harus mau berubah
Harus bisa memaafkan Waktu
Harus bisa memaafkan dirinya sendiri

Maafkanlah waktu kelam yang lalu
Maafkanlah jika hari ini belum bahagia
Maafkanlah jika masa depan tak bisa kau prediksi
Maafkanlah semua itu
Maafkanlah...
Memang segala sesuatu yang menyedihkan pasti terasa meragukan
Tapi percayalah Waktu akan menyembuhkan
Maka dari itu berdamailah dengan dirimu sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun