Mohon tunggu...
kamal hafizhi
kamal hafizhi Mohon Tunggu... -

menilai suatu kejadian dalam hidup memang sangatlah mudah, sebab presepsi manusia hanya ada dua yaitu Baik atau buruk, tapi pernahkah kita berada di tengah-tengah (atau) menilai dari sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Opini Sebagai Senjata

25 Oktober 2018   11:53 Diperbarui: 25 Oktober 2018   12:25 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Di dalam dunia yang selalu mempunyai perubahan dari waktu ke waktu membuat hidup ini semakin tak terkendali,  banyak manusia-manusia sebagaimana tidak bisa mengikuti perubahan yang terus menerus terjadi dimuka bumi ini sehingga munculah aspirasi-asprasi rakyat terhadap ketidak puasan terhadap sebuah kepemimpinan yang di kendalikan oleh orang-orang berdasi yang hanya memberikan harapan - harapan palsu terhadap rakyatnya, tanpa adanya solusi yang tepat ketika bukti tidak sesuai dengan apa yang telah di sampaikanya.

Rakyat yang selalu menjadi penonton tingkahlaku petinggi-petinggi negara tidak bisa tinggal diam saja, manusia yang telah lahir di muka bumi ini harus bisa kritis terhadap lingkungan sekitar, apabila itu salah katakan salah dan bila itu benar katakanlah benar jangan hanya diam membisu bak kucing yang mengeong di dalam kandang, sehingga di zaman modern seperti ini banyak surat kabar yang memuat opini-opini masyarakat terhadap ketidakpuasan atau kejadian-kejadian yang sangat janggal dalam pemerintahan di republik ini atau bisa saja memberikan solusi dengan tulisan, misalnya saja seperti membuat artikel kolom dan mengirimnya ke surat kabar.

Artikel kolom (column) adalah sebuah rubik khusus di media massa cetak yang berupa  karangan atau tulisan pendek yang berisikan pendapat subjektif penulisannya tentang suatu masalah. Rubik khusus ini umumnya bernama asli "kolom" namun ada juga media massa yang menggunakan nama lain seperti ,"resonansi" dan "Refleksi" Opini itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. 

Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat. di rubik tersebutlah masyarakat dapat memuat aspirasinya dengan kritikan kritikan pedas tetapi dengan kata-kata yang sopan, baik dan benar tanpa membawa emosi di dalam tulisan.

Setelah itu juga terdapat tajuk rencana, meskipun bukan tulisan dari suara-suara rakyat tetapi tulisan tersebut  juga mewakili suara-suara rakyat, Tajuk Rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa atau masalah yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat atau yang sedang menjadi pembicaraan pada surat kabar itu diterbitkan. Karena Tajuk Rencana merupakan pandangan surat kabar, maka dalam Tajuk Rencana didasarkan pada kebijakan surat kabar yang bersangkutan. 

Kebijakan surat kabar ada yang pro pemerintah dan ada pula yang independen. Oleh karena itu, topik yang dikomentari maupun cara pandang Tajuk Rencana bisa sama, bisa berbeda dan bisa pula bertentangan antara satu surat kabar dengan surat kabar yang lain. 

Surat kabar yang kebijakannya pro pemerintah, dalam Tajuk Rencananya akan mendukung kebijakan pemerintah sedangkan surat kabar independen, dalam Tajuk Rencananya akan mengkritik kebijakan pemerintah sekaligus mengajukan argumen.

Sama halnya dengan karikatur dan pojok kedunya adalah opini dari pemimpin redaksi yang dimuat di surat kabarnya masing-masing opini yang mencerminkan sikap Koran yang bersangkutan. Media utama karikatur bukan bahasa melainkan gambar. 

Tepatnya, gambar kartun yang memiripkan subjeknya dengan gaya satiris atau menyindir dan mengolok-olok. Karikatur juga biasa disebut kartun-editorial, sedangkan pojok adalah adalah bagian dari sejarah Indonesia. Ia merupakan rubrik khas yang hanya terdapat di surat kabar Indonesia. Pojok pertama kali muncul di surat kabar Kaoem Moeda tahun 1913 dengan nama Iseng-Iseng. 

Tetapi, meski namanya Iseng-Iseng dan penulisnya menggunakan nama samaran Keok, rubrik ini menjadi andalan surat kabar Kaoem Moeda dan rubrik ini ditiru berbagai surat kabar dan majalah lainnya dengan banyak nama: Pojok, Sudut, Jamblang Kocok dan lain-lain. Namun yang popular hingga hari ini adalah Pojok

Opini juga dapat membawa pengaruh yaitu Pada Pembentukan Opini Masyarakat jumlah media yang beredar di Indonesia saat ini sangatlah banyak koran, majalah, radio, online dan televisi merupakan media yang paling banyak untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun