Mohon tunggu...
Radjali
Radjali Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Seni dan Edukasi

Praktisi seni, budaya, pendidikan dan peneliti sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teknik Story Telling untuk Pariwisata

14 Desember 2022   00:30 Diperbarui: 14 Desember 2022   00:38 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan yang khas membutuhkan beragam jenis cerita. Untuk memicu suatu kegiatan, cerita harus mewakili perubahan yang efektif yang telah dilaksanakan sebelumnya namun memberikan kesempatan kepada khalayak untuk membayangkan bagaimana itu bisa berfungsi dalam keadaan mereka (Denning, 2004). Sebagai alat untuk branding, alur cerita harus menggambarkan keterikatan khalayak dengan cerita (Kristensen, 2002). 

Setiap bisnis termasuk dunia wisata perlu menempatkan khalayak mereka dalam petualangan cerita tertentu. Antehsianz  mengemukakan bahwa setidaknya terdapat tujuh pilar yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau brand dalam mengkomunikasikan storytelling, diantaranya ialah (1) Emotion, (2) Plot, (3) Structure, (4) Voice, (5) Hero, (6) Villain dan (7) Conflict. Tujuh pilar tersebut yang kemudian membentuk suatu gaya bercerita yang mendeskripsikan bagaimana suatu objek ingin dimengerti oleh khalayak sasarannya melalui bentuk teks, gambar atau suara. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun