Tujuan yang khas membutuhkan beragam jenis cerita. Untuk memicu suatu kegiatan, cerita harus mewakili perubahan yang efektif yang telah dilaksanakan sebelumnya namun memberikan kesempatan kepada khalayak untuk membayangkan bagaimana itu bisa berfungsi dalam keadaan mereka (Denning, 2004). Sebagai alat untuk branding, alur cerita harus menggambarkan keterikatan khalayak dengan cerita (Kristensen, 2002).Â
Setiap bisnis termasuk dunia wisata perlu menempatkan khalayak mereka dalam petualangan cerita tertentu. Antehsianz  mengemukakan bahwa setidaknya terdapat tujuh pilar yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau brand dalam mengkomunikasikan storytelling, diantaranya ialah (1) Emotion, (2) Plot, (3) Structure, (4) Voice, (5) Hero, (6) Villain dan (7) Conflict. Tujuh pilar tersebut yang kemudian membentuk suatu gaya bercerita yang mendeskripsikan bagaimana suatu objek ingin dimengerti oleh khalayak sasarannya melalui bentuk teks, gambar atau suara.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H