Mohon tunggu...
Antariksa Noor Alkhawarizmi
Antariksa Noor Alkhawarizmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Calon Guru 2024

Saya seorang mahasiswa PPG Calon Guru 2024. Keseharian saya selain kuliah adalah mengajar di bimbel dan privat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik di Kelas

1 Januari 2025   14:25 Diperbarui: 1 Januari 2025   14:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia dan kemajuan suatu negara. Pendidikan dapat menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif dalam perkembangan zaman.{1} Selain itu, pendidikan adalah bagian dari budaya manusia yang selalu berkembang dan dinamis. Dengan demikian, perubahan atau perkembangan pendidikan ialah hal yang memang seharusnya sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perbaikan pendidikan di semua tingkatan harus terus dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan. Ini penting karena pendidikan yang mendukung pembangunan di masa depan adalah pendidikan yang bisa mengembangkan bakat peserta didik, agar mereka bisa menghadapi dan memecahkan masalah dalam hidup mereka.{2} Pendidikan adalah cara untuk mengubah nasib negara yang tertinggal menjadi negara yang maju. Bangsa yang berkembang dimulai dari pendidikan yang berkualitas.{3}

Sebagai seorang guru dibiasakan untuk menghadapi perbedaan yang ada di dalam diri peserta didik. Dalam hal ini, perbedaan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam upaya pembangunan pendidikan.{4} Dengan begitu, belajar merupakan suatu  proses  yang   dilakukan   oleh   peserta didik   untuk   mencapai perubahan. Perubahan di sini merujuk pada perubahan menuju hal yang lebih baik. {5} Namun, di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat membuat kebutuhan belajar peserta didik semakin bermacam-macam, bahkan pada  kelas  yang  relatif  homogen,  masih terdapat beberapa peserta didik yang perlu diperhatikan. Sehingga, menimbulkan tantangan bagi pendidik dalam mencapai hasil belajar yang optimal bagi setiap individu.{6}

Satuan pendidikan melakukan penyesuaian dengan  keleluasaan  memilih  kurikulum  yang  lebih  tepat  digunakan. Hal ini diupayakan untuk melakukan perbaikan dengan bergantian kurikulum yang diharapkan dapat  terus  mengembangkan  pola  pendidikan  agar  tetap  relevan.{7} Pada saat ini pemerintah membuat kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka ini dimaknai sebagai desain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan tenang, santai, menyenangkan, bebas stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat alaminya. Peran guru dalam kurikulum Merdeka Belajar bukan hanya sebatas mengajar materi secara teoritis kepada peserta didik, tetapi juga melakukan pendidikan, memberi arahan, serta membentuk karakter, sikap, dan mental peserta didik. Guru juga perlu menciptakan kondisi kelas yang baik agar dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan efektif, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, penting untuk mengubah cara pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda, yaitu menggunakan pembelajaran diferensiasi.{8}

Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara untuk menyesuaikan proses belajar di kelas agar sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Penyesuaian ini berkaitan dengan minat, cara belajar, dan kesiapan peserta didik agar hasil belajar dapat meningkat. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki tiga unsur, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Ketiga unsur tersebut harus disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu cara berpikir yang sangat penting untuk proses belajar mengajar di abad ke-21. Pembelajaran berdiferensiasi telah lama ada dalam dunia pendidikan. Prasarana yang memadai harus tersedia untuk mendukung proses pembelajaran di kelas, serta model dan metode pembelajaran yang digunakan guru harus mampu memenuhi kebutuhan setiap peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. Penting bagi guru untuk memiliki kemampuan desain pembelajaran untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.{9}

Dalam jurnal Syarifuddin dan Nurmi, penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas IX memiliki 2 siklus. Siklus pertama materi yang diajar adalah bangun ruang sisi dengan sub materi tabung, sedangkan siklus kedua bangun ruang sisi sub materi jejaring tabung. Dalam siklus tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan hasil belajar. Dalam berdiferensiasinya menggunakan diferensiasi proses, dimana dalam kegiatan pembelajarannya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan pemantik yang nantinya akan dijawab bersama kelompok dengan menerapkan tutor sebaya. Dalam 2 siklus tersebut pada hasil belajar mengalami peningkatan yang dikarenakan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.{10}

Dalam jurnal Antik, Yulia, dan Wira ayu, melakukan eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas V. Subjek penelitian dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Data yang dianalisis adalah data kuesioner gaya belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan data tes hasil belajar matematika peserta didik yang diberikan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran berdiferensiasi mendapatkan 76 dan untuk kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional mendapatkan 56,4. Dengan demikian, kelas eksperimen yang diajarkan model pembelajaran berdiferensiasi lebih baik daripada hasil belajar matematika peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional. {11}

Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara untuk menyesuaikan proses pembelajaran di dalam kelas agar sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Pembelajaran diferensiasi bersifat fleksibel dimana peserta didik belajar dengan teman sebaya yang memiliki kemampuan dan minat yang sama atau berbeda. Pembelajaran yang berdiferensiasi dapat berhasil jika dimulai dengan perencanaan yang baik. Langkah pertama untuk  melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi adalah pemetaan  kebutuhan belajar peserta didik. Kebutuhan belajar peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek, kesiapan belajar (readiness), minat, dan profil belajar.{12}. Setiap anak itu istimewa dan unik, maka dari itu pembelajaran berdiferensiasi diperlukan untuk semua peserta didi. Ini pentingnya bagi setiap guru untuk menggunakan pembelajaran berdiferensiasi sebagai strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik di kelas.

DAFTAR RUJUKAN

1. Rahayu, Restu dkk. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak.

 Jurnal Basicedu, 6 (4), 6314.

2. Ambarita, Jenri dan Pitri Solida Simanullang, 2023. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi. Indramayu: CV Adanu Abimata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun