Mohon tunggu...
dion antariksa
dion antariksa Mohon Tunggu... Akuntan - ASN

Pegawai DJPb

Selanjutnya

Tutup

Financial

Gaji-13 Sebagai Salah Satu Penggerak Perekonomian di Pulau Sumba

30 Juni 2024   19:38 Diperbarui: 30 Juni 2024   19:49 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghasilan PPPK ke-13

109

413.688.100

Pemerintah berharap, dengan pemberian Gaji-13 seluruh penerima pembayaran tersebut dapat mendorong roda perekonomian baik lokal, regional maupun nasional. Khusus di wilayah Pulau Sumba ini, diharapkan booster yang diberikan ini dapat semakin mempercepat perputaran roda ekonomi di Pulau Sumba yang secara luas diharapkan juga memberikan dampak positif utamanya bagi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Melalui pembayaran gaji ke-13 ini yang secara angka mungkin dampaknya relative kecil untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Pulau Sumba, disamping adanya tantangan ekonomi global yang dapat menyebabkan inflasi, tapi pemerintah mengharapkan ini sebagai salah satu hal yang bisa berdampak bagi stimulasi fiskal perekonomian di daerah. Adanya momen masa pendaftaran anak sekolah dan Hari Raya Idul Adha pada bulan Juni dan Juli 2024, diharapkan melalui pembayaran gaji ke-13 ini dapat membantu sedikit untuk biaya komsumsi rumah tangga dalam membeli pakaian, sepatu, buku-buku dan peralatan sekolah serta belanja lainnya dalam merayakan Idul Adha, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. 

Daya beli masyarakat tidak hanya mempengaruhi pengeluaran individu tetapi juga memiliki efek pengganda yang vital dalam perekonomian. Misalnya, saat musim pendaftaran anak sekolah tiba, pembelian seragam sekolah memicu lonjakan permintaan bagi produsen bahan kain dan usaha printing. Ini tidak hanya menguntungkan industri besar seperti garmen, konveksi, sepatu, dan printing, tetapi juga memberikan kesempatan kepada UMKM seperti perajin asesoris sekolah dan penjahit lokal.

Perajin asesoris seperti badge dan penjahit seragam sekolah langsung merasakan manfaat dari peningkatan pesanan. Tambahan pendapatan mereka tidak hanya meningkatkan pengeluaran konsumsi pribadi, tetapi juga memberikan dorongan ekonomi kepada penjual makanan/minuman di pasar tradisional, serta penjual sayur dan ikan. Dengan demikian, siklus pengeluaran ini membantu mendukung ekosistem ekonomi lokal secara keseluruhan.

Dampak pengganda dari aktivitas seperti ini mirip dengan aliran air yang tidak hanya menghidupkan segmen-segmen utama ekonomi tetapi juga menguatkan daya beli dan stabilitas ekonomi rumah tangga. Pengeluaran awal untuk kebutuhan sekolah tidak hanya memenuhi kebutuhan individu tetapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi komunitas secara luas, menciptakan efek domino yang positif yang melibatkan berbagai sektor dalam perekonomian.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB). Salah satu momen yang menunjukkan kontribusi konsumsi rumah tangga adalah pencairan gaji ke-13, yang menjadi pendorong utama dalam meningkatkan pengeluaran masyarakat. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), pencairan gaji ke-13 tidak hanya sekadar tambahan penghasilan, tetapi juga merupakan peluang untuk mengimplementasikan kebijakan pengeluaran yang tepat.

Pentingnya kebijakan pengeluaran gaji ke-13 terletak pada prioritas yang diberikan, di mana investasi dalam pendidikan anak dianggap sebagai langkah utama untuk masa depan bangsa. Pengeluaran ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan anak, tetapi juga menggerakkan sektor ekonomi terkait seperti perbelanjaan untuk buku sekolah, seragam, dan kebutuhan pendidikan lainnya. Dampaknya tidak hanya dirasakan di tingkat individu, tetapi juga secara luas mempengaruhi ekonomi daerah, seperti di Sumba, di mana peningkatan aktivitas ekonomi lokal akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Dengan demikian, pencairan gaji ke-13 tidak hanya menjadi stimulus ekonomi yang signifikan dalam meningkatkan konsumsi rumah tangga, tetapi juga mendorong investasi dalam sumber daya manusia melalui pendidikan, yang merupakan investasi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi masa depan Indonesia. Peran ASN dalam mengalokasikan pengeluaran ini dengan bijak akan memainkan peran penting dalam menjaga dan mempercepat pemulihan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Ditulis oleh: Dion Priawan Antariksa dan Manuel Melikunusa Sabari, ASN pada KPPN Waingapu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun