Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Merasa Sebelum Terasa, Perlu Olah Rasa?!

21 Oktober 2023   18:08 Diperbarui: 21 Oktober 2023   18:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Wira D. Purwalodra

Dalam menjalani kehidupan ini, kita seringkali merasakan sesuatu sebelum terwujud dalam dunia nyata. Perasaan ini bisa berupa harapan, kegembiraan, kekhawatiran, atau kecemasan. Namun, apa sebenarnya makna dari merasa sebelum terasa? Dan apa peran perasaan ini dalam membentuk makna dan hakekat hidup kita?

Merasa sebelum terasa adalah tentang memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan lingkungan sekitar. Ini adalah kemampuan kita untuk merasakan sesuatu yang belum terjadi, melihat potensi yang mungkin terjadi, dan mempersiapkan diri kita untuk menerimanya dengan tangan terbuka. Ketika kita merasa sebelum terasa, kita menciptakan ruang dalam pikiran dan hati kita untuk menerima apapun yang akan terjadi ?!

Perasaan ini juga mencerminkan esensi manusia sebagai makhluk yang memiliki imajinasi dan kemampuan untuk merenung. Merasa sebelum terasa mengungkapkan bahwa kita mampu membayangkan, merencanakan, dan mengantisipasi masa depan. Itu menjadikan kita makhluk yang unik dan mendorong kita untuk melakukan tindakan yang memperkaya hidup kita.

Namun, apakah merasa sebelum terasa selalu mengarah pada makna sejati dalam hidup kita? Tidak selalu demikian. Terkadang, perasaan kita dapat mengaburkan realitas dan memperkuat pemahaman yang tidak akurat. Kita dapat terjebak dalam impian dan harapan yang hanya berupa khayalan semata. Dalam situasi seperti ini, merasa sebelum terasa dapat menahan kita dari melihat dan menerima kebenaran yang sebenarnya.

Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk membedakan antara perasaan yang berasal dari pemahaman yang benar dan perasaan yang muncul dari pikiran yang terbatas dan prasangka. Hal ini membutuhkan kebijaksanaan, refleksi yang mendalam, dan kejujuran terhadap diri sendiri. Kita harus mampu melihat perasaan kita dengan objektif dan mempertanyakan apakah perasaan itu sesuai dengan realitas yang ada ?!

Selain itu, merasa sebelum terasa juga dapat memiliki tafsiran yang lebih dalam. Apakah merasakan itu berarti melihat hasil yang diinginkan ataukah menghargai proses yang kita jalani untuk mencapainya? Sebuah perbedaan yang mendasar yang mempengaruhi cara kita memahami dan menjalani hidup. Terkadang, kita sering terlalu terfokus pada hasil dan merasa frustasi jika tidak tercapai. Namun, belajar untuk merasakan proses itu sendiri dapat memberikan kita makna yang lebih dalam dan kepuasan yang tidak dapat diukur !?

Kita harus terlibat dalam proses hidup, dimana perasaan kita menjadi instrumen yang berharga. Perasaan akan memberi kita petunjuk tentang apakah kita berada di jalur yang benar, mengingatkan kita tentang apa yang benar-benar penting, dan melibatkan kita secara emosional dengan setiap langkah yang kita ambil. Ketika kita merasakan sesuatu secara mendalam, kita juga mampu merasakan dunia dengan lebih dalam, lebih bermakna, dan lebih kasih sayang ?!

Filosofi merasa sebelum terasa mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup kita. Hal ini mengingatkan kita untuk hidup di saat ini, melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman yang ada, dan tidak terjebak dalam kecemasan masa depan atau penyesalan masa lalu. Ketika kita benar-benar hadir dalam setiap momen "disini, sekarang," kita dapat merasakan keindahan, keajaiban, dan makna yang ada di sekitar kita ?!

Merasa sebelum terasa, pada akhirnya, adalah tentang penghargaan terhadap perasaan dan emosi kita. Perasaan adalah sebuah hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada kita sebagai manusia, dan kita harus belajar untuk menghargainya dengan memperdalam pemahaman diri dan dunia di sekitar kita. Dalam proses ini, kita juga harus tetap hati-hati agar perasaan kita tidak mengecilkan makna hidup kita atau mempengaruhi persepsi kita tentang realitas yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun