Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Senang dan Sedih, Menjadi Hal Biasa?!

24 September 2023   16:30 Diperbarui: 24 September 2023   16:33 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Purwalodra

Filsafat telah lama menjadi sarana untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang kehidupan manusia dan berbagai aspek yang melingkupinya. Salah satu konsep yang sering menjadi perdebatan dalam filsafat adalah tentang hakekat dan makna kesenangan dan kesedihan. Apakah kesenangan selalu membawa kebahagiaan dan kesedihan selalu menghasilkan penderitaan? Bagaimana kedua perasaan ini mempengaruhi eksistensi manusia dan apakah mereka memiliki makna yang lebih dalam?

Kesenangan adalah perasaan menyenangkan yang terjadi ketika seseorang mencapai tujuan atau pengalaman yang diinginkan. Secara umum, kesenangan dikaitkan dengan kebahagiaan dan kepuasan. Namun, apakah kesenangan selalu membawa kebahagiaan yang abadi? Aliran utilitarianisme menganggap kesenangan sebagai tujuan utama kehidupan, dan mereka berpendapat bahwa setiap tindakan harus memaksimalkan kesenangan dan mengurangi penderitaan. Namun, pandangan ini terlalu sempit karena mengabaikan fakta bahwa kesenangan yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakpuasan jangka panjang dan menjauhkan manusia dari pengalaman yang lebih bermakna ?!

Kesenangan memiliki sifat yang sementara dan seringkali terkait dengan hal-hal materi dan hedonisme. Bukankah kita seringkali merasa senang saat membeli barang baru atau menikmati makanan lezat? Namun, apakah ini merupakan kebahagiaan sejati? Hakekat kesenangan berada pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan kebahagiaan yang abadi dan mendalam. Kesenangan dapat menjadi perangkap yang memandulkan jiwa dan membuat manusia terjebak dalam siklus keinginan dan konsumsi secara berkelanjutan ?!. Jika kesenangan menjadi tujuan utama hidup, maka manusia cenderung menjadi hamba nafsu dan terjebak dalam siklus yang tidak pernah cukup. Dalam konteks ini, kesenangan lebih mirip dengan kenikmatan semu, yang hanya memberikan kepuasan sementara saja ?!

Di sisi lain, kesedihan sering kali dianggap sebagai perasaan yang harus dihindari dan dikurangi sebisamungkin. Namun, apakah kesedihan selalu membawa penderitaan dan kehampaan? Jawabnya, justru kesedihan memiliki kekuatan untuk menghasilkan perubahan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan kehidupan. Ketika kita sedih, kita menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai dan pentingnya kehadiran orang-orang terdekat kita. Kesedihan dapat melahirkan empati dan memberikan penilaian yang lebih jernih terhadap berbagai situasi kehidupan.

Hakekat kesedihan terletak pada kapasitas kita untuk merenung dan berkembang secara pribadi. Dalam ketidaktahuan, seseorang tidak akan bisa menangkap makna kesedihan. Kesedihan yang dialami manusia, justru meningkatkan pemahaman manusia itu sendiri tentang penderitaan orang lain dan membantu kita untuk lebih menghargai kebahagiaan, ketika kita berhasil melewati masa-masa sulit.

Namun, perlu diingat bahwa baik kesenangan maupun kesedihan sebenarnya tidak pernah terpisah dari pengalaman hidup manusia. Keduanya memberikan makna kepada hidup kita dan saling melengkapi. Kesenangan dan kesedihan adalah perwujudan dari dinamika kehidupan yang kompleks. Keberadaan dari kesenangan dan kesedihan dalam hidup kita merupakan bagian integral dari pengalaman manusia yang menjadikan kita menjadi manusia tangguh ?!

Jadi, hakekat dan makna kesenangan dan kesedihan melampaui pemahaman sederhana kita tentang kebahagiaan dan penderitaan. Kesenangan yang berlebihan dapat memperpendek rentang waktu kebahagiaan, namun kesedihan dapat memberikan pencerahan yang dalam dan pemahaman yang lebih baik tentang diri dan kehidupan. Terlepas dari perbedaan persepsi manusia, baik kesenangan maupun kesedihan memiliki peran penting dalam membentuk manusia sejati dan memberi makna kepada eksistensi kita, sebagai manusia.

Sikap Terhadap Kesenangan dan Kesedihan 

Kesenangan dan kesedihan adalah dua aspek emosional yang melekat dalam kehidupan manusia. Keduanya hadir dalam berbagai bentuk dan intensitas, mempengaruhi perasaan dan pandangan hidup kita. Dalam filsafat, kita sering bertanya tentang hakekat dan makna dari kedua perasaan ini. Apakah kesenangan selalu membawa kebahagiaan, dan kesedihan selalu menyebabkan penderitaan? Bagaimana sikap kita seharusnya dalam menghadapi kedua perasaan ini?

Seperti yang sudah disampaikan diatas, bahwa kesenangan adalah perasaan menyenangkan yang dapat kita alami ketika keinginan atau tujuan kita terpenuhi. Sejalan dengan ini, banyak di antara kita yang mencari kesenangan sebagai tujuan utama dalam hidup. Namun, kesenangan yang sekadar berpusat pada kepentingan diri sendiri, akan menjadi jebakan yang menghancurkan. Ketika kepribadian kita terlalu fokus pada kesenangan materi dan hedonisme, maka kita akan mengabaikan nilai-nilai penting, seperti: empati dan kebaikan sosial.

Dalam konteks ini, filsafat mengajarkan pentingnya menemukan makna yang lebih dalam tentang kesenangan. Alih-alih menghambur-hamburkan waktu dan energi dalam pengalaman yang sekadar memberikan kepuasan sejenak, kita perlu mencari kebahagiaan yang lebih tahan lama dan memuaskan. Kebahagiaan sejati berasal dari hubungan yang bermakna dengan orang lain, pengembangan pribadi, dan pencapaian potensi diri kita. Ketika kita menyesuaikan harapan-harapan kita dengan realitas kehidupan, kita dapat menemukan kesenangan yang lebih mendalam dan berarti.

Namun, menghadapi kesedihan tidaklah mudah. Kesedihan adalah perasaan yang tak terelakkan dalam kehidupan kita, terutama ketika terjadi kehilangan, disakiti teman, dan kegagalan. Namun, seringkali kita menghindari dan menolak kesedihan ini. Kita berupaya menjauhkan diri dari perasaan yang tidak nyaman tersebut, berpikir bahwa kita harus selalu bahagia tanpa adanya kesedihan. Penolakan terhadap kesedihan justru hanya akan memperdalam penderitaan kita ?!

Secara filosofis, kesedihan adalah bagian integral dari pengalaman manusia. Tanpa kesedihan, kita tidak akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang penderitaan orang lain. Kesedihan melatih rasa empati dan membantu kita menempatkan diri dalam posisi orang lain. Selain itu, kesedihan juga memiliki potensi untuk mendorong perkembangan dan perubahan pribadi. Ketika kita menghadapi kesedihan dengan bijak, kita belajar tentang ketabahan, ketahanan diri, dan cara kita menghadapi tantangan kehidupan ?!

Menyikapi kesedihan dengan bijak bukan berarti kita harus terus-menerus merasakannya secara intens. Sebaliknya, kita harus belajar menerima kesedihan dengan kesadaran diri yang tinggi. Kita dapat melakukannya dengan memberdayakan diri kita sendiri untuk mencari makna dan pembelajaran dari setiap pengalaman buruk yang kita hadapi.

Perlu juga kita sadari, bahwa kesenangan dan kesedihan tidak berdiri sendiri, mereka saling bergantung satu sama lain. Kesenangan tidak bisa sepenuhnya dihargai tanpa kesedihan, dan sebaliknya, kesedihan memperoleh makna dalam konteks kesenangan yang telah kita rasakan sebelumnya. Keduanya adalah sisi dari koin kehidupan dan memberikan warna yang lebih dalam pada perjalanan kita.

Oleh karena itu, sebagai manusia, kita harus memperlakukan kesenangan dan kesedihan dengan rasa hormat dan penuh kesadaran. Kita tidak harus terjebak dalam perburuan kesenangan instan, tetapi juga tidak boleh terhanyut dalam kesedihan yang mendalam. Kita perlu belajar menemukan keseimbangan antara keduanya, menghargai dan mengalami kesenangan dengan bijak, sambil menerima dan tumbuh dari kesedihan yang kita hadapi ?!

Pada akhirnya, ikhtiar kita dalam menyikapi kesenangan dan kesedihan dalam kehidupan adalah suatu seni. Kesenangan yang berlebihan dapat mengakibatkan kita terjebak dalam siklus keinginan yang tidak pernah cukup dan menjauhkan kita dari makna hidup itu sendiri, dan ujung-ujungya kesenangan justru akan melahirkan penderitaan. Di sisi lain, penolakan terhadap kesedihan juga akan memperdalam penderitaan kita ?! Oleh karena itu, hadapi kedua perasaan ini dengan bijak agar kesenangan dan kesedihan menjadi hal biasa dalam kehidupan kita. Sehingga, kita berani mengalir dengan kejadian-kejadian, agar kualitas hidup kita dapat bertumbuh secara alami ?!  Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 24 September 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun