Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Saat Anak Kita Tidak Menjadi Dirinya Sendiri

14 Agustus 2023   06:48 Diperbarui: 18 Agustus 2023   12:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mengerjakan hal yang disenangi | Sumber: pexels

Oleh. Purwalodra

Membicarakan anak-anak, bagi orang tua seperti saya, memang tidak pernah habis ceritanya. Mulai ia bangun tidur sampai mereka tidur lagi, bahan untuk dibicarakan selalu tersedia. Mau yang negatif atau positip, tinggal kita saja yang mau mengaksesnya. 

Untuk kondisi seusia saya, dimana anak-anak sudah mulai beranjak dewasa, yang menjadi bahan pembicaraan adalah seputar pacarnya siapa, pekerjaan gimana, skripsi kapan kelar, dan lain-lain. Harapan orang tua kepada anak-anaknya, adalah agar mereka menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi orang lain?

Seiring dengan perjalanan hidup yang sedang kita jalani, kita seringkali dihadapkan pada kondisi di mana anak-anak kita tidak tumbuh menjadi diri mereka sendiri. Mereka mungkin terpengaruh oleh lingkungan, tekanan sosial, atau bahkan terpengaruh oleh harapan-harapan kita. Ironisnya, konsep untuk menjadi diri sendiri adalah salah satu tujuan terbesar dalam hidup seseorang, namun seringkali sulit ditemukan.

Ketika anak-anak kita lahir, mereka membawa banyak potensi untuk menjadi individu yang unik dan merdeka. Mereka memiliki keinginan untuk menjelajahi dunia, belajar dari pengalaman baru, dan mengembangkan minat dan bakat mereka sendiri. Namun, di sepanjang jalan tersebut, anak-anak kita dihadapkan pada banyak persimpangan dari jalan keaslian atau diri sejatinya. Akhirnya, mereka tidak menjadi dirinya sendiri.

Sumber Gambar : Dok. Pribadi. 
Sumber Gambar : Dok. Pribadi. 

Mungkin kita sebagai orang tua, selalu diganggu oleh pikiran-pikiran, bahwa anak-anak kita kelak harus mencapai standar tertentu untuk sukses. Mereka harus lulus dengan nilai tinggi, memenangkan kompetisi, dan mencapai kesuksesan material. Namun, dalam prosesnya ke arah itu, keaslian mereka atau jati dirinya sering kali terabaikan.

Anak-anak kita seakan tidak memiliki ruang untuk bereksperimen dan mengejar minat individu, dan hal ini sering kali menjadi salah satu alasan utama mengapa anak-anak kita tidak menjadi diri mereka sendiri. Mereka dipaksa untuk mengikuti jalur yang ditentukan oleh orang lain bahkan oleh diri kita sendiri, selaku orang tua. Mereka mengabaikan apa yang sebenarnya diinginkan dan siap dilakukan. Kondisi inilah yang banyak mematikan kreativitas dan semangat anak-anak kita.

Namun, menjadi diri sendiri bukan hanya hak istimewa anak-anak, melainkan juga tanggung jawab para orang tua. Kita bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong keunikan mereka. Karena itu, berikan mereka kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, bahkan jika itu berbeda dari yang kita harapkan.

Ketika anak-anak kita tidak menjadi diri mereka sendiri, dunia kehilangan keberagaman dan potensi luar biasa. Kita semua diciptakan dengan keunikan dan bakat yang berbeda, dan ketika anak-anak kita sengaja atau tidak, melepaskan diri dari keunikan mereka, maka dunia kehilangan nuansa yang indah.

Kita sudah semestinya mengajarkan anak-anak kita, untuk dapat menghargai dan memelihara jati diri mereka sendiri. Memotivasi mereka untuk berani tampil beda dan mengejar apa yang mereka benar-benar cintai. Ketika anak-anak merasa diterima dan didukung dalam keaslian mereka, mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bahagia.

Bagaimana anak-anak kita menjadi diri mereka sendiri, sangat tergantung diri kita, selaku orang tua, dalam berperan dan menciptakan lingkungan yang mendukung kebebasannya. Kita dapat membantu melawan tekanan sosial dan harapan yang tidak realistis, yang seringkali mencekik potensi unik anak-anak kita.

Kita harus menyadari, bahwa lika-liku mendidik anak-anak, merupakan tugas terpenting kita, selaku orang tua. Kita berharap, apapun yang kita lakukan, akan membantu anak-anak kita menjadi dirinya sendiri. Dari titik ini, kita harus mengakui bahwa setiap anak adalah individu unik dengan potensi dan bakat yang berbeda. 

Penting bagi kita untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri. Karena itu, jadikan rumah kita sebagai tempat yang aman bagi mereka untuk berkreasi, bereksperimen, dan mengejar passion mereka tanpa takut dievaluasi

Kemudian, sebagai orang tua, kita juga harus belajar untuk mengenali keunikan anak-anak kita. Selalu perhatikan minat, bakat, dan kecenderungan alami mereka. Jangan memaksa mereka untuk mengikuti jalur yang kita inginkan atau mengejar impian kita sendiri. Alih-alih, dorong mereka untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mendukungnya dalam mencapai potensi terbaik mereka.

Lingkungan yang mendukung merupakan faktor kunci dalam membantu anak-anak kita menjadi diri mereka sendiri. Kita harus menciptakan sebuah komunitas yang menghargai dan menerima perbedaan. Ajarkan anak-anak untuk melihat keindahan dalam keberagaman dan mendorong mereka untuk menghargai pandangan orang lain. Ketika anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang mendukung mereka meraih keunikan mereka, maka mereka akan lebih percaya diri dan berani menjadi diri mereka sendiri.

Selanjutnya, penting untuk mengajarkan nilai-nilai penting seperti integritas, otonomi, dan keberanian. Anak-anak perlu memahami pentingnya berpegang pada nilai-nilai mereka sendiri dan tidak mengorbankan keaslian mereka hanya untuk menyesuaikan diri dengan tekanan luar. Mereka perlu diajarkan untuk memiliki tujuan hidup yang berasal dari hati mereka sendiri dan berani melakukan apa yang mereka yakini benar, meskipun itu berbeda dari yang diharapkan oleh orang lain.

Selain itu, kita harus belajar untuk mendengarkan anak-anak kita dengan sepenuh hati. Terkadang, mereka mungkin memiliki ide-ide brilian dan pemikiran yang tidak terduga. Mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan membantu mengekspresikan pikiran mereka dengan jujur dan terbuka akan memberikan mereka rasa dihargai dan diakui. 

Dengan adanya komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara kita dan anak-anak, mereka akan merasa lebih nyaman untuk menjadi diri mereka sendiri. Kita selaku orang tua, jangan merasa dibohongi dengan apa yang ia impikan, dan ia cita-citakan.

Pada akhirnya, mendidik anak agar dapat menjadi dirinya sendiri adalah sebuah perjalanan panjang dan rumit yang membutuhkan kesabaran dan pengertian. Namun, ini adalah investasi terpenting yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita. 

Ketika anak-anak kita menghormati keunikannya, maka ia akan membangun kepercayaan dirinya, dan mengejar visi dan impiannya. Dengan adanya kepemimpinan dan panduan yang baik, kita dapat membantu anak kita menjadi individu yang kuat, autentik, dan bahagia.

Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 14 Agustus 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun