Mengakui kegagalan memang bukanlah perkara yang mudah. Orang yang dengan tulus mengakui kegagalannya, sudah tentu memiliki jiwa besar. Karena tidak mudah untuk mengakui suatu kegagalan, maka diperlukan tingkat keberanian tersendiri dan kejujuran yang paling dalam.
Pada akhirnya, mengakui kegagalan, bukanlah ‘gagal’. Mengakui kegagalan bukanlah suatu pemberhentian akhir, melainkan suatu terminal transit menuju perjalanan berikutnya yang lebih baik. Ketika kita mengakui kegagalan, niscaya kita akan melihat seluruh perjalanan yang sudah kita lalui dengan jernih. Dari titik ini, maka langkah untuk memperbaikinya dan mengubahnya menjadi lebih ringan dilakukan. Inilah yang saya sebut sebagai, mengalirkan kehidupan !??. Wallahu A’lamu Bishshawwab.
Bekasi, 17 April 2017.