Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membentuk Jiwa dan Mental Peneliti

7 Februari 2016   13:53 Diperbarui: 15 Maret 2016   09:14 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu latihan yang cukup mendasar untuk menumbuhkan jiwa dan mentak sebagi seorang peneliti yang kritis dan kreatif, adalah dengan menulis berbagai karya ilmiah. Oleh karen itu, setiap jenjang akademis dalam pendidikan kita, selalu diakhiri dengan menulis Karya Tulis yang dibalut dengan penelitian ilmiah, baik itu berupa Laporan Kerja, Skripsi, Tesis maupun Disertasi.

Mungkin perlu juga kita pahami, bahwa peran peneliti amatlah besar untuk mengembangkan dan melestarikan peradaban masyarakat kita. Para penelitilah yang berhasil mematahkan pandangan-pandangan lama yang membelenggu dan menindas martabat kita, selaku individu dan masyarakat. Mereka mampu mengoreksi kesalahan-kesalahan berpikir yang tersebar di masyarakat, melalui penelitian mereka yang memang termotivasi untuk menemukan kebenaran di berbagai bidang. Mereka bisa jadi merupakan orang-orang yang mampu menyalakan dan pemegang obor peradaban ?!

Namun, sungguh sangat disayangkan, apabila orientasi dan motivasi para peneliti kita saat ini, yang semestinya ditujukan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dan melenyapkan kesalahan berpikir masyarakat kita, kini telah luntur dan nyaris sirna. Para peneliti di saat ini, berubah menjadi ‘budak’ dari hibah dan bisnis-industri, yang seringkali justru membelenggu dan menindas kemanusiaan. Motivasi penelitian mereka tidak lagi murni berpijak pada rasa ingin tahu dan upaya memperbaiki kehidupan bersama, yang ujung-ujungnya mereka bukan lagi agen perubahan paradigma, tetapi semata alat untuk membenarkan paradigma yang sudah ada dan terbukti salah di masyarakat kita?! Wallahu A’lamu Bishshawwab.

Bekasi, 07 Februari 2016.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun