Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Budak Yang Bangga?!

15 Juli 2015   05:37 Diperbarui: 8 Desember 2015   23:03 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, kita pun menjadi budak yang bangga, yakni budak yang tidak merasa dirinya sebagai budak. Kita merasa bahagia, walaupun terjajah. Kita merasa lega dan gembira, walaupun menjadi abdi yang setia, yang takut berpikir sendiri dan rindu untuk dikuasai. Ada mekanisme halus yang menjadi latar belakang dari semua ini, yakni kekuatan hegemoni.

Pada akhirnya, hegemoni juga merupakan bentuk penjajahan. Ia begitu halus sekaligus kuat, sehingga orang yang terjajah tidak merasa dirinya dijajah. Ia merasa dirinya baik-baik saja, bahkan bahagia, walaupun hidup dalam ketergantungan total atas pihak lain yang lebih kuat dari dirinya. Hegemoni adalah cara menindas yang membuat budak pun menjadi tertawa bahagia. Jadi, mau apa lagi selain merasa bangga menjadi seorang budak ?!. Wallahu A’lamu Bishshawwab.

Bekasi, 14 Juli 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun