Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Love Story' di Balik Selingkuh

20 Agustus 2014   16:01 Diperbarui: 4 Oktober 2017   14:38 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Purwalodra

Mungkin tak terbayangkan bagi teman-teman yang belum pernah melakukan selingkuh, baik selingkuh kepada pekerjaan, harta, jabatan maupun pada sosok manusia lawan jenis. Mereka yang pernah melakukannya, sungguh seakan berada di dua dunia. Satu sisi di dunia nyata ato keluarga yang sah, satu sisi di dunia lain yang tentu dunia nyata juga, namun keberadaannya sangat berbeda, kalo tidak mau saya sebut sebagai dunia kahyangan (baca, dunia khayal).

Emangnya ada selingkuh sama pekerjaan, harta dan jabatan ?. Yaaah, gimana sih. Mungkin, kalo saja tidak ada, berarti gak perlu ada dong UU anti Korupsi dan Komite Pemberantasan Korupsi. Makanya, salah satu fungsi, tugas dan peran UU Anti Korupsi dan KPK antara lain mengadili mereka-mereka 'yang mana dari pada' selingkuh dengan pekerjaan, harta dan jabatannya. Contohnya, penyalahgunaan wewenang, terima suap ato suap-suapan, menyulap anggaran, minta komisi proyek dan lain sebagainya. Nah ... bukankah ini merupakan perbuatan, dalam rangka menyelingkuhi pekerjaan, harta dan jabatan ???.

Selingkuh, selalu menghadirkan'Love Story' yang kadang-kadang ato bahkan sering berbuah 'Maja' yang terasa sangat 'Pahit'. Bagi seorang pengusaha, pejabat ato pemimpin institusi, kata selingkuh mungkin tidaklah asing. Meski fenomena selingkuh ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Namun, 'love story' di balik selingkuh ini 'merajai lela', ketika mobilitas sosial dan finansial menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Mereka-mereka yang mobilitasnya tinggi, finansialnya berlebih atau kedudukannya lumayan tinggi, seringkali tidak bisa melepaskan perilaku yang satu ini.

Boleh jadi, fenomena selingkuh ini agaknya menjadi trend atau mungkin karena desakan syahwat yang tidak mampu dikendalikan. Jangankan mereka yang kurang mematuhi norma-norma agama, bahkan mereka-mereka yang sering di sebut sebagai seorang ustadz, guru, dosen, ulama, pendeta, romo, kaum intelektual, politikus dan lain sebagainya bisa saja terlibat dengan perbuatan yang satu ini, yakni selingkuh. Bagi mereka yang masih terbilang muda, apalagi belum pernah memasuki jenjang pernikahan, mungkin saya belum bisa mengatakan bahwa yang bersangkutan dikategorikan selingkuh, meski sering kita temui seorang anak muda yang gonta-ganti pasangan.

Secara umum ada beberapa ciri khusus seseorang yang sedang terjebak dalam penjara selingkuh ini, antara lain : Seringnya berbohong. Saking seringnya seseorang berbohong, biasanya ia tidak menyadari apakah dirinya itu sedang berbohong ato berkata-kata benar sesuai fakta. Ciri lainnya, biasanya HP miliknya selalu di password ?!. He .. he .. he ... Meskipun, para ahli selingkuh biasanya membedakan mana selingkuh ringan dan mana selingkuh berat, tapi yang namanya selingkuh yaa tetep aja selingkuh !!@?#.

Ternyata juga, berbagai tips untuk menghindari selingkuh tidaklah semanjur jamu godog, semua masih berdiri di luar dan jaga jarak dengan fikiran-fikiran yang mendasari manusia untuk berbuat selingkuh. Meskipun, seseorang itu rajin sholat, rajin puasa, bahkan rajin tadarus sekalipun, nyang mana daripada 'selingkuh' itu tetap aja lebih menarik dari segalanya. Bahkan, seseorang yang sudah 'tobat nasuha' berkali-kali, akan bisa terjebak untuk kesekian kali 'nyang mana daripada' selingkuh tersebut. Kalo gak percaya, coba dech eksperimen kecil-kecilan aja dulu. Jangankan mereka yang bukan lulusan fakultas agama, 'nyang mana dari pada' lulusan 'pesantren' pun banyak juga yang punya penyakit satu ini. Ngaku, ngaku ... napa !!!.

Motif selingkuh yang digunakan bermacam-macam, mulai dari motif ekonomi, sosial, budaya, politik ... hankam ?!?. Bahkan ada juga yang bermotif agama, ideologi, kebutuhan, ato iseng-iseng berhadiah ?. Tak satupun cara untuk bisa lepas dari jeratan selingkuh ini, kecuali ketika rasa sakitnya lebih tinggi dari rasa takutnya. Kalo rasa takutnya masih lebih tinggi dari rasa sakit yang dialami akibat selingkuh ini, maka sudah bisa dipastikan 'love story-nya' masih panjang.

Sampai sekarang, mulai dari lima kiat untuk menghindari selingkuh, sampai seratus cara untuk menghindari selingkuh, teteeep selingkuh itu lebih mempesona dan menarik untuk dinikmati. Lantas gimana dooong mengatasinya ?!!@#$!?. Ruwwwuuueeddd dah kalo dipikirin !!!. Mungkin lebih baik coba tanyain aja dulu sama rumput nyang bergoyang, ato tanya sama diri kita sendiri dalam diam ???. Kalo gak bisa juga, yaa udah, tunggu aja akibat-akibat yang bakal terjadi. Gitu aja kok repooot !!!.

Bekasi, 19 Agustus 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun