"Gimana, gunainnya, sementara saya belum berteman dengan, nyang mana daripada jiwa."
"Semua, yang kamu sebut masalah, datang dari pikiranmu sendiri. Jadi, gimana kalau dilupain dulu."
"Mana bisa, atuh !, aya-aya wae kang ?"
"Harus bisa ! kalau nggak bisa, silahkan aja hidup dalam lumpur penderitaan !"
"Jadi, gimana dooong ?"
"Lupakan semua, yang ada di kepalamu, pikiran yang menjadi masalahmu. Trus, jadikan dirimu tenang, semakin tenang, semakin banyak tenang, dan tenang sepenuhnya !"
"Jangan, menghipnotis begitu, dong ?"
"Ya, sudah, kalau nggak mau dihipnotis !"
"Oke, oke, aku mau, sepertinya nikmat juga, dihipnotis. He .. he .. he .. ?"
"Oke, siap !" perintahnya.
"Siap, kang ?" jawabku, yakin.