Mohon tunggu...
Muhammad Suriyanto
Muhammad Suriyanto Mohon Tunggu... profesional -

Mengajar Untuk Terus Belajar... ~ant~ Mengapa Aku Suka Semut? Karena Semangatnya Yang Besar Mampu Menutupi Postur Tubuhnya Yang Kecil. Memiliki Kejujuran Sesama Rekan, Ulet & Rasa Kekeluargaan Yang Luar Biasa... secerahlangitku.co.nr

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mengevaluasi Diri Sendiri

24 Juli 2013   12:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:06 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13746426031361924697

"Hanya cermin yang mampu membuatmu melihat dengan jelas siapa dirimu" Objektif memang bagi kita. Penilaian orang lain memang terkadang lebih menenangkan hati ketimbang penilaian diri sendiri, dan jangan pernah merasa sedih dengan itu. Ketika hal tersebut harus terjadi, malah membuat kita menjadi tahu apa yang terbaik untuk kita. Satu hal yang harus kita mengerti, kalau sebenarnya diri kita tidak pernah bisa objektif dalam urusan menilai diri sendiri. Selalu ada hal - hal yang dilebihkan ketika merasa kurang dan akan ada hal - hal yang semakin dilebihkan walaupun pada dasarnya telah berlebih. Yaa... Itulah diri kita. Jangan pernah menyesal dengan itu karena itu semua adalah sunnatullah. Karena manusia diciptakan Allah untuk saling mengoreksi. Itulah alasannya tidak akan pernah ada yang dapat bertahan hidup sendirian di dunia ini. Bahkan di lingkungan rumah kita sendiri. Ada sesuatu yang hilang ketika tidak ada yang mengingatkan kita. Keseluruhannya adalah suatu kondisi yang wajar dan tiap penilaian bagi diri kita harus senantiasa kita sikapi dengan tangan terbuka dan kepala dingin. Penilaian yang objektif dapat menghantarkan kita menjadi lebih mawas diri. Tidak besar kepala dengan apapun yang kita miliki. Karena setiap kepunyaan kita tidak lain hanyalah titipan dari Allah. Belajarlah dari filosofi tukang parkir yang tak pernah marah jika mobil mewah ataupun sepeda motor yang telah dijaganya dengan baik harus diambil kembali oleh pemiliknya. Perasaan lega karena telah menjalankan amanah titipan dengan sebaik-baiknya tanpa harus menggerutu ketika titipan itu harus diambil. Sadar bahwa dia hanya dititipi, bukan memiliki. Semakin sering kita mengevaluasi diri kita dan meminta orang lain untuk mengevaluasi diri kita, maka semakin dekat pula kita dengan sikap rendah hati. Bukan sikap sombong yang biasanya menyertai orang - orang yang enggan untuk bercermin pada dirinya. Sikap rendah hati itu tidak sama dengan rendah diri, bahkan sangat jauh sekali perbedaannya. Orang yang rendah hati justru akan memiliki derajat pengawasan diri yang tinggi. Ia mampu mengontrol emosinya untuk tetap stabil. Mampu menahan amarahnya ketika berada pada momen yang seharusnya dia bisa saja marah. Dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Serta selalu sadar akan ketidakberdayaan dirinya di hadapan sang penciptanya. Momen ramadhan ini hendaknya dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang lunak dengan ego kita. Menjadikan kita lebih sadar siapa diri kita di hadapan Allah. Makhluk yang tidak ada daya upaya selain dengan izin Allah. Serta menjadikan diri kita lebih berhati - hati dalam bersikap. Bukan untuk meraih simpati dari manusia tetapi meraih simpati dari Allah. Dzat yang memiliki alam semesta dan mengatur kehidupan kita. Semoga hati kita dapat berkata dengan fasih: "Siapa diri kita?" "Apa tujuan hidup kita?" "Sudah berbuat apa kita di kehidupan ini"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun