Guru, Seperti Apa?

Guru merupakan pengajar suatu ilmu dengan tanggung jawab dan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 

Dengan kata lain, guru merupakan fasilitator para peserta didik dalam memahami ilmu yang diajarkan guna memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya. 

Dalam hal ini seorang guru haruslah siap sedia dan peka terhadap kebutuhan siswa yaitu dengan memberi pertolongan, bimbingan dan perhatian untuk para siswa, baik itu berupa moril atau materil, berupa rohaniah atau jasmaniah agar bisa menjadi pribadi yang matang dan dewasa.

Walaupun demikian, kenyataan sekarang yang bisa diamati ialah menunjukan guru yang berlawanan. Bila dulu "diujung rotan ada emas", sekarang menjadi "diujung rotan ada memar". Tidak sedikit guru yang memperlakukan peserta didiknya semena-mena. 

Peserta didik dianggap sebagai objek dari pengajarannya dan hal ini sungguh merupakan sesuatu yang kurang baik bagi kedua pihak, baik guru maupun peserta didik. Lalu bagaimanakah guru teladan PAK yang seharusnya?

Dalam film "Freedom Writer", "Hickhi" dan "Mr. Clarck", diperlihatkan bagaimana peran seorang guru di tengah kondisi peserta didik, bahkan dalam kondisi yang sungguh memprihatinkan sekalipun. Dengan segala bentuk persoalan yang dihadapi oleh peserta didik, seorang guru haruslah mempunyai kualitas yang memadai. 

Dalam "Freedom Writer", para pelajar dibimbing untuk mencurahkan segala perasaan dan persoalan yang mengekang mereka dalam suatu buku. Di buku itu (Diary)  mereka bisa mengatakan apa yang tidak pernah dibicarakan, menulis apa yang tak pernah mereka pelajari dan melakukan apa yang tidak pernah mereka perbuat. 

Lalu mereka (para pelajar) juga diperkenalkan dengan seorang yang mempunyai pengalaman hidup yang jauh lebih menyedihkan dari mereka dan di sana mereka menemukan suatu pelajaran tentang arti kehidupan. Dari film ini, seorang guru bisa belajar tentang kreativitas kelas. Bukan hanya belajar dari buku dan di dalam kelas, tetapi harus lebih berani untuk belajar di luar batas. 

Guru sebenarnya bukan untuk mengajar, lebih cocok untuk belajar. Belajar bagaimana para pelajar bisa mengerti ketika belajar bersama, dimanapun dan kapanpun.

Dalam "Hichki", seorang guru bisa belajar dari tokoh Naina Mattur. Dia adalah seorang guru yang mengidap Torrete Syndrome, di mana ketika sedang gugup atau takut akan terlihat seperti cegukan yang berkepanjangan. Setiap lamaran pekerjaan di beberapa sekolah selalu ditolak karena gangguan ini. Hingga pada satu titik dia diterima di sekolah yang dahulu menerimanya sebagai siswa.

Ketika dia diterima, Naina ditempatkan menjadi wali kelas 9F, yang mana semua siswanya dikenal sebagai pembuat onar di sekolah itu. Awalnya Naina sulit untuk mengarahkan mereka karena perilaku mereka yang buruk. Bukan tanpa sebab para siswa demikian,di sekolah itu merasa tidak diterima sebagai siswa seperti yang lain karena secara notabene mereka adalah orang-orang pinggiran. 

Berbagai permasalahan yang ada dirumah mereka disangkut pautkan dengan ketidakadilan pemerintah. Mereka menyalahkan situasi yang mereka hadapi tanpa ada inisiatif untuk merubahnya. Kemudaian Naina muncul sebagai guru, dalam keterbatasananya, yang memberi cahaya bagi para siswa. 

Ia mengarahkan para siswa pertama-tama bukan soal cara mengajarnya tetapi lebih mengarahkan siswa untuk belajar segala sesuatu yang ada dari kehidupan  dan dikaitkan dengan matapelajaran. 

Misalanya, ketika melempar telur, para siswa bisa mengerti tentang gerak parabola (Matematika), Ketika telur dilempar ke salah seorang siswa dan dia menghindar, di sana mereka belajar tentang gaya= massa x percepatan (Fisika), lalu ketika rafinder diminta untuk mengkalkulasi hasil permainan kartu dan menghitung untung ruginya, di sana ada ilmu ekonomi tentang untung dan rugi dalm perbankan. Inilah Naina Mattur, mengajar apa yang tidak pernah terpikirkan oleh guru-guru lain sebagai cara untuk pembelajaran efektif.

Dalam "Mr. Clarck", kita bisa belajar bahwa guru bukanlah pengajar tetapi guru adalah sahabat belajar. Melihat latar belakang para siswanya yang memprihatinkan, perlahan Mr. Clarck menuntun mereka bagaimana cara menghargai sesama, kemudian mengajarkan apa arti kekeluargaan; keluarga tidak berarti harus harus berasal dari ayah dan ibu yang sama. 

Keluarga juga bukan berarti harus sedarah. Keluarga adalah ketika kamu saling menolong saat yang lain kesusahan. Keluarag adalah ketika kita bersama dalam suka dan duka. Dalam keluarga kita bisa bertumbuh dan berkembang. Keluarga adalah kelas; belajar bersama sebagai saudara walau tak sedarah.

Dalam menghadapi persoalan yang ada, tentunya bukan hanya guru dan murid yang bekerja sendirian tetapi juga ada pihak lain yaitu orang tua. Dalam ketiga film tersebut, saya melihat bahwa peran orang tua tidak ditonjolkan, bahkan dalam "Freedom Writer" dan "Hickhi" tidak begitu nampak peran orang tua peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Namun dalam kaitan dengan masa depan para pelajar, peran Orang tua amatlah penting. Mengapa? Orang tua lebih tahu alasannya. Lalu bagaimana dengan pelajar yang tanpa orang tua/yatim-piatu? guru adalah orang tua. 

Dengan membangun kerjasama dari berbagai pihak, percaya atau tidak, pembelajaran akan semakin baik dan efektif. Dan dalam hal ini, peran seorang guru amatlah diperlukan, sebagai mediator dan fasilitator.

Seorang guru harus mempunyai sikap inisiatif, kreatif, komunikatif, inspiratif, inovatif, apresiatif dan evaluatif, sehingga apa yang dia ajarkan sebagai seorang guru dapat berguna dan mempunyai nilai hidup, terutama untuk perkembangan  peserta didik. 

Seorang guru, harus berinisiatif dahulu untuk mengenal peserta didiknya dan orang tuanya agar ilmu yang dibagikan tidak sia-sia. Guru juga harus memiliki trik-trik yang menyenangkan supaya siswa tidak bosan dalam pelajaran dan ia juga harus mengapresiasi apa yang telah dilakukan bersama para siswanya sembari meninjau kembali apa kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilakukan. 

Quotes: "Lebih sulit menjadi seorang siswa daripada menjadi seorang guru. Ketika siswa salah belajar, maka nilainya akan rendah. Tetapi ketika guru salah mengajar, tidak pernah mendapat nilai rendah. Ternyata lebih sulit belajar daripada mengajar"