Mohon tunggu...
Moh. Isa Ansori Rahayaan
Moh. Isa Ansori Rahayaan Mohon Tunggu... Konsultan - Ansori Rahayaan

Life Is Learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Rasisme di Amerika

24 Juni 2020   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2020   19:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moh. Isa Ansori Rahayaan

Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Praktek rasisme tumbuh mengikuti sejarah peradaban umat manusia, di mana muncul pengklasifikasian sosial yang disebabkan cara pandang yang subjektif dalam menilai sesama, praktek ini berjalan alamiah dan terjadi hampir di semua belahan dunia.

Amerika adalah negara yang gencar menyuarakan persamaan hak bagi setiap orang dan menentang perlakuan diskriminatif dengan menjunjung tinggi perbedaan, namun pada kenyataanya praktek rasialis tumbuh subur di negara itu.

Dalam sejarah perjuangan melawan rasisme di Amerika, Martin Luther King yang merupakan tokoh kulit hitam menjadi korban penembakan atas sikapnya yang kritis dalam melawan tindakan rasialis, setelah peristiwa tersebut terjadi praktek rasialis masih saja terus terjadi hingga saat ini.

Kematian Martin Luther King adalah bukti praktek rasialis begitu kuat di Amerika, warga Amerika keturunan Afrika adalah kelompok yang selalu menjadi korban aksi rasisme, mereka dipandang sebelah mata oleh warga kulit putih, perlakuan tidak adil itu juga terjadi dilingkungan pemerintahan.

Kematian George Floyd seolah menjadi babak baru bagi masyarakat kulit hitam dalam menyampaikan protes atas praktek rasialis yang terjadi selama ini, luapan amarah tersebut telah memicu aksi secara besar-besaran di hampir semua negara bagian, ini menunjukkan bagaimana praktek rasialis sudah menjadi akut di Amerika.

Kasus kematian George Floyd menjadi titik puncak perlawanan masyarakat kulit hitam dalam melawan hegemoni kulit putih yang telah berjalan ratusan tahun, bila tindakan rasialis itu terus dibiarkan dan tidak ada perlawanan yang berarti, kedepan kejadian serupa bisa saja terulang kembali.

Di Indonesia praktek rasisme juga sering terjadi, dan ini sering menimpa saudara-saudara kita dari papua, yang terbaru adalah penghinaan terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya, yang memicu aksi protes secara besar-besaran di seantero Papua, warga pendatang pun menjadi korban dari kemarahan itu.

Tentu kejadian tersebut harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa rasisme bisa memicu kemarahan yang berujung pada perpecahan antar sesama, kita tidak menginginkan bangsa ini pecah karena adanya praktek rasisme yang terus terjadi.

Indonesia adalah negara yang multikultural dengan beragam suku, ras, dan agama, kita dipersatukan dalam semangat bhineka tunggal ika, semboyan yang mampu menyatukan segala perbedaan, keragaman ini harus terus dijaga agar keberlangsungan bangsa dan negara ini terus terjaga.

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga keberagaman, karena itu harus ada kesadaran kolektif dari setiap warga negara bahwa perpecahan itu bisa terjadi kapan saja apabila kita tidak pandai dalam merawat keberagaman, dengan menghargai perbedaan suku, ras, dan agama.

Kasus rasisme yang terjadi di Amerika harus bisa menjadi pembelajaran bagi kita, untuk tidak mengulangi hal yang sama terhadap saudara sebangsa dan setanah air, khususnya terhadap masyarakat Papua yang selama ini menjadi korban rasisme di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun