orang yang beriman (mukmin), dan bukan kepada orang Islam. Mengapa? Ternyata menentukan seorang muslim jauh lebih mudah dibandingkan menentukan apakah seseorang termasuk orang mukmin atau bukan.
Ketika Allah Swt memerintahkan ibadah puasa, perintah itu ditujukan kepadaSetiap orang yang sudah mengikrarkan kalimat syahadat, ia adalah orang Islam. Meskipun ia tidak shalat, tidak zakat, atau tidak puasa, tetap saja kita tidak boleh mengklaim bahwa dirinya bukan orang Islam. Meskipun hakikatnya orang yang tidak salat ia tidak lagi Islam, tetapi secara hukum selama ia tidak membatalkan syahadatnya, ia tetaplah orang Islam. Jika ia mati, ia tetap berhak diperlukan sebagaimana orang Islam yang lain diperlakukan.
Kita dapat juga dengan mudah menentukan seseorang itu beragama Islam hanya dengan melihat KTP nya saja. Ketika kolom agama di KTP seseorang adalah Islam, maka otomatis kita akan mengakui bahwa orang tersebut adalah muslim. Atau, ketika kita melihat seseorang yang sering memakai sarung, berkopyah, dan mengenakan baju koko, maka kita juga akan memanggilnya dengan orang Islam.Â
Sementara untuk menentukan seseorang apakah beriman atau tidak, layak disebut dengan mukmin atau tidak, kita perlu pembuktiannya. Menjalankan puasa Ramadan dengan sempurna adalah salah satu petunjuk bahwa seseorang adalah mukmin, karena perintah puasa itu ditujukan kepada orang yang berimana agar kemudian meningkat statusnya menjadi orang  yang bertakwa.
Firman Allah Swt dalam Surat Al Baqarah 183:
Â
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Seorang mukmin, memiliki banyak ciri-ciri. Antara lain sebagaimana disebutkan dalam Surat al Anfal ayat 2 :
Â
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
 Berdasarkan ayat di atas, paling tidak ada 3 ciri orang mukmin. Pertama, bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka. Maksudnya, ketika disebut nama Allah Swt, mereka langsung teringat padaNya, teringat akan dosa-dosanya, teringat akan ancaman dariNya untuk orang-orang yang durhaka, dan sebagainya.
Kedua, orang-orang yang beriman akan bertambahlah iman mereka ketika dibacakan ayat-ayat Allah Swt (al Qur'an), maka iman mereka bertambah. Hal ini mengandung makna bahwa seorang mukmin harus mengetahui makna dari ayat-ayat al Qur'an. Tidak cukup membaca dan menghafalkannya, tapi juga mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
Ketiga, seorang mukmin memiliki hati yang tawakal. Ia akan menyerahkan semua urusannya kepada Allah Swt, setelah ia berjuang dan bekerja. Ia akan selalu bekerja keras, tapi tidak akan mengakui bahwa hasil kerja kerasnya adalah semata-mata dari usahanya. Tapi sebaliknya ia menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt. Wallahua'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H