Ramadhan adalah bulan yang paling utama. Banyak keistimewaan yang di dapat oleh seorang muslim di bulan Ramadhan. Bagi yang berpuasa dengan ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah Swt, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Tentu saja, hal ini menjadi pengharapan bagi setiap muslim.
Namun, ternyata tidak hanya hal itu yang membuat Ramadhan saya istimewa. Banyak hal-hal yang berbeda dan indah untuk dikenang ketika Ramadhan. Terutama, ketika saya masih seusia SD, dimana banyak hal konyol yang terjadi.
Tidur dengan Ditali
Saya bersepakat dengan beberapa teman untuk ronda bersama. Sehabis taraweh kami berkumpul di mushola untuk merencanakan aksi ronda nanti malam. Deal, kita sepakat bangun jam 2 dan berkumpul di pertigaan depan rumah saya.
Pada zaman itu, belum ada handphone yang bisa digunakan sebagai alarm. Jika ada, adalah jam waker yang tidak semuanya juga punya. Alhasil kita sepakat siapa saja yang bangun lebih duluh harus membangunkan teman-temannya.
Caranya? Sebelum tidur, setiap orang ditali dengan rafia. Tali rafia dijulurkan keluar jendela kamar, sehingga untuk membangunkannya cukup dengan menarik-narik rafia itu dari luar. Teman pertama bangun, lalu membangunkan teman kedua, terus berdua membangunkan teman berikutnya. Tidak lama kemudian, 6 orang siswa kelas 2 dan 3 sekolah dasar itupun berkumpul di pertigaan depan rumah.
Di awal tahun 80 an, listrik belum masuk kampung kami. Jalan-jalan juga masih gelap gulita. Jika ada, adalah listrik disel dimana satu rumah hanya memiliki lampu neon 10 watt yang dipasang di ruang tamu. Itu hanya mampu menyala sampai jam 12 malam. Penduduk membayar bulanan kepada pengusaha diesel.
Ayah dan ibu sebenarnya melarang kami meronda. Selain kami masih kecil, kondisi jalan masih gelap gulita. Sehingga cukup berbahaya kalau anak-anak meronda sendiri. Bukannya mengikuti kata orang tua, enam anak itu malah tetap nekad meronda.
Awal dan Akhir Perondaan
Enam bocil yang telah berkumpul itu siap meronda. Lima orang membawa ronda terbuat dari bambu, dan satu orang membawa jerigen tempat minyak tanah. Lima ronda bambu itu ditabuh dengan irama tertentu, diperindah dengan dentuman bass yang berasal dari suara jerigen yang ditabuh. Selangkah demi selangkah bunyi ronda bersahutan sambil berteriak-teriak untuk membangunkan orang sahur.
Lorong demi lorong, gang demi gang dilalui. Tiba-tiba para bocil itu berhenti melangkah dan memukul kentongan. Degg...tepat didepan kami ada serumpun pohon bambu yang tiba-tiba bergoyang keras. Hanya pohon-pohon bambu itu saja yang bergerak keras, pohon lainnya tidak. Lalu, salah satu anak berteriak, "hantu...." Maka, sesaat kemudian keenamnya langsung berlarian balik arah.