Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, adalah menceritakan kembali kisah-kisah dan menguraikan kembali nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh Kanjeng Nabi sebagai teladan bagi umat Muhammad Saw.Â
Momentum ini sangat diperlukan oleh umat Islam, apalagi kehidupan umat Islam dipenuhi dengan aktivitas yang mungkin saja tidak lagi membahas hal itu.
Seharusnya nilai-nilai kehidupan Islami yang beliau tanamkan memang menjadi bahasan pokok perbincangan umat setiap harinya.Â
Tapi, banyaknya arus informasi, persoalan hidup, inovasi dan perkembangan sains dan teknologi, seringkali lebih mendominasi diskusi-diskusi kita setiap hari. Nilai-nilai Islami yang seharusnya menjadi "makanan pokok", tergeser untuk topik-topik lain yang bisa jadi jauh dari nilai-nilai itu.
Momentum Maulid Nabi, merupakan waktu yang tepat untuk membahas sirah nabawiyah, membahas perjalanan dan perjuangan beliau yang sangat patut kita teladani. Selain itu, juga moment yang tepat untuk mengingatkan siapa saja akan pentingnya bershalawat kepada nabi, dan mendapatkan berkah dari memperbanyak shalawat itu.Â
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah merupakan moment yang penting untuk mensyukuri diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Uswatun Hasanah
Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah, suri teladan yang baik. Â Dalam al Qur'an Allah Swt berfirman:
Â
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS Al Ahzab 21). Â
Berkaitan dengan ayat di atas, Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan:
Kalian benar-benar mendapatkan teladan yang baik pada pribadi Nabi Muhammad. Teladan bagi orang-orang yang mengharap kasih sayang Allah dan kesenangan hidup di akhirat. Teladan bagi orang-orang yang banyak berzikir mengingat Allah di setiap kesempatan, kala susah maupun senang.