Mohon tunggu...
Muhammad Ansori
Muhammad Ansori Mohon Tunggu... Dosen - Bekerja di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Penggemar pertanian hidroponik dan kolektor benda antik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Belajar Pertanian Hidroponik Bareng Masyarakat di Sekitar Kampus UNNES

28 Mei 2024   08:42 Diperbarui: 28 Mei 2024   09:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pengabdian

Pertanian presisi saat ini dianggap sebagai salah satu solusi usaha pasca pandemi covid -19 yang memiliki potensi kemandirian dalam menghasilkan pendapatan. Pemanfaatan lahan terbatas serta efisiensi produksi yang tinggi dianggap sebagai sebuah keunggulan dibandingkan metode pertanian reguler. Metode pertanian presisi mengoptimalkan tempat dan variabel lain, seperti cahaya, energi, agar diperoleh hasil yang maksimal. Kemandirian sumber daya listrik dengan penerapan tenaga surya diyakini juga akan menunjang kepresisian pertanian dari aspek variabel energi yang digunakan. Energi untuk menggerakkan air pertanian, cahaya bagi pertumbuhan tanaman baik siang maupun malam. Berdasarkan pemikiran tersebut Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES) : Muhammad Ansori, Karnowo, Meddiati Fajri Putri, Sus Widayani, Bambang Sugeng Suryatna, Siti Fathonah dan Rosidah dengan dibantu tenaga laboran : Noer Hayati Lestari dan Teguh Prayitno, melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk mengenalkan aplikasi pertanian presisi. Mitra pengabdian adalah paguyuban pedagang gorengan disekitar kampus UNNES yang umumnya juga memiliki usaha kost. 

Diharapkan pendekatan aplikasi pertanian presisi ini bisa diusahakan disekitar bangunan kosan serta menunjang bahan baku untuk produk gorengan yang dijual. Pada pengabdian DIPA FT UNNES ini, dilatihkan dan dihibahkan aplikasi pertanian presisi dengan pendekatan pertanian hidroponik system DFT diameter 2.5inch 108 lubang tanam, yang digerakkan dengan pompa 15 watt, dan 2 lampu penumbuh tanaman 18 watt. Untuk mendukung kemandirian energi, peralatan hidroponik didukung dengan sistem listrik tenaga Surya panel 200wp. 

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diikuti oleh 15 peserta termasuk tim pengabdi, dengan memperhatikan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil post test diketahui respon mitra pengabdian sangat antusias, dimana 100% peserta pengabdian berkeyakinan bahwa pertanian presisi hidroponik bisa diterapkan disekitar usaha mereka.
 

Dokumentasi Pengabdian
Dokumentasi Pengabdian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun