Mohon tunggu...
A. Feri Mahmudi
A. Feri Mahmudi Mohon Tunggu... Lainnya - Af Mahmudi

senang mengembangkan potensi diri !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Memperoleh Kebahagiaan Hidup dengan Prinsip Minimalis (Hidup Sederhana)

6 Januari 2023   23:07 Diperbarui: 6 Januari 2023   23:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia menginginkan kehidupan yang bahagia di dunia ini. Kehidupan yang bahagia identik dengan kedamaian, ketenteraman, aman, nyaman dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hal-hal yang baik. Kebahagiaan tersebut bisa diraih melalui berbagai jalan untuk mewujudkannya. Antara lain yaitu dengan menjalankan prinsip hidup yang baik.

Prinsip hidup sangat berpengaruh terhadap cara  berpikir dan berperilaku seseorang dalam menjalani kehidupannya. Sesungguhnya prinsip memiliki arti yang mendasar dan dipegang teguh oleh masing-masing orang. Berkaitan dengan kebahagiaan, ada salah satu prinsip hidup yang bisa diterapkan untuk mewujudkan kebahagiaan,  yaitu prinsip hidup minimalis atau sederhana. Prinsip ini diperinci lagi dalam beberapa bagian sebagai berikut:

Pertama, menyingkirkan segala yang mempersulit hidup. Terkadang seseorang memiliki kesenangan terhadap sesuatu yang sesungguhnya mempersulit dirinya sendiri seperti memiliki hewan peliharaan yang sedang trend atau hanya mengikuti gaya, namun sebenarnya hal tersebut tidak memiliki nilai manfaat dan tidak dibutuhkan. Malahan kesenangan tersebut menambah keribetan dalam kehidupannya, sehingga hal tersebut jika dipertimbangkan lagi secara mendalam antara kerepotan dengan kemanfaatan yang diperoleh tidak jauh lebih banyak.

Kedua, mencintai kekosongan. Ribet dengan kehidupan sehari-hari hampir dialami oleh setiap orang, dan terasa tenang sekali ketika segala keribetan dalam hidup sudah terselesaikan atau bisa dikatakan tidak ada sama sekali. Sebagaimana kata "merefresh diri" mungkin itu yang sering dikatakan oleh sebagian orang yang kita dengar atau kita ucapan untuk melepas semua beban permasalahan keribetan hidup. Kekosongan dalam  hal ini bukanlah menjadi pribadi yang kosong tanpa masalah, namun dengan mengurangi berbagai hal yang bisa menimbulkan masalah dalam hidup. Dengan demikian akan mudah bagi kita untuk merasakan kedamaian atau kebahagiaan hidup.

Ketiga, mengonsumsi sesuai kebutuhan. Tidak semua hal adalah kebutuhan, bisa jadi itu hanya keinginan semata. Perbedaan antara kebutuhan dan keinginan harus kita pahami secara benar agar kita tidak terjebak dalam keinginan-keinginan yang sesungguhnya tidak dibutuhkan. Keinginan-keinginan ini lah yang menyebabkan seseorang merasa tidak tenang, berambisi, terobsesi, dan tidak bersyukur. 

Semisal contoh seseorang mahasiswa hanya membutuhkan laptop yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, namun keinginannya untuk memiliki laptop dengan spesifikasi yang lebih tinggi, keluaran terbaru dengan segala fitur canggih yang sebenarnya tidak dia butuh kan. 

Dari contoh kecil ini bisa kita pahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, tolak ukurnya adalah seberapa besar kemanfaatan atau kegunaan dari sesuatu tersebut dalam kehidupan seseorang.

Keempat, kepemilikan bukanlah segalanya. Memiliki segala sesuatu terkadang menjadi keinginan seseorang, apalagi sesuatu itu menjadi treng atau mempunyai nilai keistimewaan tertentu. Namun, sebagaimana pada prinsip ketiga yaitu mengonsumsi sesuatu yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. Dengan demikian memiliki segala sesuatu yang terkadang tidak kita butuh kan hanyalah akan mempersulit atau tidak memberikan kemanfaatan dalam kehidupan sehingga tidak berdampak apa-apa untuk mewujudkan kebahagiaan hidup. dengan kata lain memiliki segala sesuatu tidak selalu berarti bahagia.

Kelima, waktu tidak bisa diulang. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan kebahagiaan hidup. tidak jarang seseorang kurang baik dalam memanfaatkan waktunya, sehingga yang seharusnya dapat digunakan untuk hal-hal yang baik malah terbuang sia-sia begitu saja yang akhirnya timbullah kekecewaan atau penyesalan. 

Contohnya terlalu sering bergadang di malam hari tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat, bermain game berlebihan, dan hal-hal yang tidak relevan dengan kehidupan seseorang, semua itu pada akhirnya hanyalah akan lewat begitu saja tanpa ada dampak baik terhadap kehidupan. Berbeda dengan waktu dan dimanfaatkan dengan sedemikian rupa untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat serta relevan dengan tujuan kehidupan maka waktu tersebut akan mengantarkan pada kebahagiaan hidup.

Beberapa bagian-bagian dari prinsip menjalani hidup minimalis atau sederhana sebagaimana disebutkan di atas apabila diterapkan dengan baik maka kemungkinan besar kehidupan yang damai dan bahagia bisa dicapai oleh seseorang. yaitu dengan menyingkirkan segala yang mempersulit hidup, mencintai kekosongan, mengonsumsi sesuai kebutuhan, kepemilikan bukanlah segalanya, serta memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun