Mohon tunggu...
Alvan Nugra Secario
Alvan Nugra Secario Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar, Mahasiswa

Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad -Abu Hamid Al Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 dan Profesionalisme Para Pekerja

20 April 2020   21:53 Diperbarui: 20 April 2020   22:08 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini situasi global sedang tidak baik-baik saja, wabah COVID-19 yang menjadi pandemi membuat masyarakat global ekstra khawatir karena virus ini juga mudah sekali menular baik ke orang yang sedang sakit maupun yang sehat.

Efek dari COVID-19 menyebabkan di beberapa negara menerapkan Lockdown, berbeda dengan Pemerintah Indonesia yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Hal tersebut dimaksudkan supaya COVID-19 tidak menyebar luas. 

Ada yang aktifitasnya berkurang seperti misalnya bertamasya ke beberapa tempat baik diluar maupun dalam negeri, nongkrong atau berkumpul dengan rekan-rekan, wisata kuliner dan masih banyak yang lainnya, namun adapula aktivitas yang tetap berjalan salah satunya adalah mereka para pekerja. Para pekerja di sini terdiri dari pekerja kantoran maupun yang bekerja diluar kantor atau kerja lapangan. 

Beberapa perusahaan maupun instansi pemerintahan menerapkan untuk berkerja dari rumah atau disebutnya work from home (WFH), artinya semua aktifitas pekerjaan dilakukan dirumah masing-masing dan jika ingin melangsungkan rapat, saat ini dapat menggunakan aplikasi yang bisa melakukan video call dengan banyak pengguna.

Bagi orang-orang yang bekerja dilapangan, mereka harus menyiapkan beberapa alat perlindungan diri sebelum mereka bekerja, seperti menggunakan masker dan membawa hand sanitizer apabila tidak sempat untuk mencuci tangan. Hal-hal semacam diatas saat ini cukup solutif menurut penulis supaya dapat memutus rantai penyebaran wabah COVID-19. 

Bagi mereka para pekerja, bekerja adalah sebuah keharusan selain bertujuan mencari uang, mereka dituntut pula untuk profesional dalam pekerjaannya. Makna profesional disini adalah bagaimana sikap mereka para pekerja dalam melakukan pekerjaan mereka sebagai mana mestinya, meskipun metodenya yang bisa jadi berbeda karena adanya wabah COVID-19 ini seperti yang penulis jelaskan di atas.

Jikalau mereka tidak bekerja, penghasilan mereka bakal berkurang bahkan tidak menghasilkan sama sekali karena para pekerja tidak semuanya digaji tiap bulan, tapi ada juga yang penghasilannya harian.

Pada akhirnya mereka lebih mementingkan profesionalisme kerja mereka dibandingkan kesehatan mereka dalam bayang-bayang wabah ini, selain itu juga jika mereka tidak bekerja banyak tagihan-tagihan yang menanti seperti tagihan listrik, tagihan air maupun tagihan-tagihan lainnya.

Dari yang penulis amati banyak dari  pekerja yang mulai menunjukan emosi negatif seperti frustasi, gelisah ataupun stress terhadap wabah virus ini, karena mereka yang biasanya dapat beraktifitas keluar seperti berlibur di hari weekend, kini hanya terkurung dirumah atau keluar rumah hanya untuk tuntutan pekerjaan mereka.

Ditambah lagi mereka harus selalu menjaga kondisi tubuh mereka ditengah bayang-bayang COVID-19. Situasi dilema tersebut mau tidak mau harus dihadapi oleh mereka, yang menjadi kekhawatiran dari penulis adalah mereka yang tidak tahan akan situasi ini bisa melakukan tindakan berbahaya, seperti berbuat kriminal atau bahkan sampai bunuh diri. 

Penulis sangat mengapresiasi kepada para pekerja baik yang WFH maupun bekerja dilapangan, karena menurut penulis walau bagaimanapun juga terdapat pekerjaan yang punya efek yang bisa dirasakan oleh penulis maupun masyarakat lainnya seperti jasa pengiriman barang.

Jika tidak ada kurir yang mengantar, rasanya mustahil sekali barang sampai kerumah yang memesan barang tersebut, lalu untuk mereka yang bekerja dibagian produksi patut pula diacungi jempol, karena jika mereka tidak bekerja mungkin kita tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan sehari-hari kita ditengah Pandemi COVID-19 ini serta masih banyak pekerjaan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun