Mohon tunggu...
Ansita Devi
Ansita Devi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Jangan Biarkan Bumi Indonesia Dipenuhi Pengemis Gadungan

20 Desember 2016   04:39 Diperbarui: 20 Desember 2016   19:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

عن مَعْمَرِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنِ احْتَكَرَ فَهُوَ خَاطِئٌ» (رواه مُسْلِمٌ)

Artinya: “Dari Ma’mar ia berkata, Rasul SAW bersabda: barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah (berdosa)” (HR. Muslim).

عن مَعْمَرِ : Dari Ma’mar

 قَال: Berkata

: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Rasul SAW bersabda

مَنِ : Barang siapa

احْتَكَرَ : Menimbun barang

فَهُوَ خَاطِئٌ : Maka ia bersalah

Jadi maksud dari hadits diatas adalah Agama Islam mensyariatkan seluruh umat manusia untuk mengelola harta dengan baik dan tidak menimbunnya, karena kita hidup bukan untuk kepentingan diri sendiri melainkan kepentingan bersama, kebaikan bersama dan kemaslahatan bersama. Menimbun adalah sesuatu yang merugikan orang lain, Allah dan rasulullah sangat membenci terhadap orang yang menimbun harta.

Berbicara tentang larangan menimbun, apakah hal ini cuma berlaku terhadap oramh-orang yang kaya? atau juga terhadap orang-orang yang miskin?

Saya sebagai penulis mengkaitkan hadits tentang larangan menimbun barang dengan fenomena yang marak terjadi di negara kita, seperti contohnya pengemis.

Ketika kita membahas tentang fenomena pengemis dari kacamata kearifan, hukum dan keadilan, maka kita harus membagi kaum pengemis menjadi dua kelompok:

  • Kelompok pengemis yang benar-benar membutuhkan bantuan secara riil (kenyataan hidup) yang ada para pengemis ini memang benar-benar dalam keadaan menderita karena harus menghadapi kesulitan mencari makan sehari-hari.
  • Kelompok pengemis gadungan yang pintar memainkan sandiwara dan tipu muslihat selain mengetahui rahasia-rahasia dan trik-trik mengemis mereka juga memiliki kepiawaian serta pengalaman yang dapat menyesatkan (mengaburkan) anggaran masyarakat, dan memilih celah-celah yang strategis.

Menimbun harta sangatlah berkaitan dengan pengemis-pengemis gadungan, mengapa hal itu sangat berkaitan? Karena pengemis gadungan sangatlah jauh dari kemudharatan hidupnya yang memang mengharuskan dirinya meminta-minta, melainkan hal itu ia lakukan karena dirinya ingin harta (pendapatan) dengan tanpa bekerja atau berusaha untuk mendapatkan rizeqi yang halal.

Mengemis adalah hal yang hina, apalagi mengemis tanpa adanya sesuatu yang mendesak, yang mengharuskan seseorang tersebut melakukannya.

Seperti yang telah diriwayatkan oleh hubsyi bin junadah radhiyallahu anhu, ia berkata, rasulullah bersabda:

 مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرِ فَكاََنَّماَ يَأْكُلُ الْجَمْرَ                                                                                           

Artinya: Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.

Sebagai umat Islam yang baik kita harus menjauhi larangan-larangan tersebut, menimbun harta bukan hanya berlaku untuk yang kaya melainkan juga yang miskin. Selagi kita mampu kita harus berusaha dengan cara mencari harta, dan mengelola harta sesuai syari’at Islam, agar supaya hidup kita senantiasa dalam barokah dan lindungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun