Jika dikaitkan kembali dengan contoh-contoh kasus di atas, hal ini tentunya dapat menjadi suatu permasalahan yang penting dan cukup meresahkan bagi masyarakat. Karena secara tidak langsung, para oknum-oknum tersebut telah menjelekkan nama baik agama yang mereka percayai dan juga image mereka sebagai orang-orang 'yang seharusnya' berpendidikan tinggi.
Mungkin akan sulit untuk merubah mindset sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki kecenderungan untuk memandang kaum perempuan sebagai pihak yang lemah dan teraniaya, yang memandang perempuan sebagai objek, yang memandang korban sebagai pihak yang harus disalahkan. Tetapi, tidak ada salahnya jika kita mulai untuk menanamkan perilaku sopan santun dan saling menghargai sesama sejak jenjang sekolah dasar (SD) atau setingkatnya, atau bahkan dari usia yang lebih muda daripada itu.Â
Paling tidak, dengan adanya penanaman perilaku baik sedari kecil dapat menjadi suatu bentuk antisipasi terhadap aksi kekerasan seksual. Karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lentera Sintas Indonesia yang bekerja sama dengan Change.org, bentuk kekerasan seksual yang paling sering terjadi terhadap perempuan di Indonesia adalah pelecehan seksual secara verbal., yang mana telah dialami oleh para perempuan yang telah disebutkan dalam contoh-contoh kasus di atas.
Harapannya, dengan semakin membaiknya kualitas pendidikan masyarakat Indonesia, semakin membaik pula perilaku saling menghargai antar sesama dan semakin berkurang pula tindakan-tindakan kekerasan seksual baik terhadap perempuan ataupun laki-laki.
Dan mungkin, ketika saat itu tiba, kalimat yang menjadi judul artikel ini akan berubah menjadi "Berpendidikan 'Tentu' Sama Dengan Sopan Santun".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H