Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Globalisasi dan Gerakan Sosial Baru Dalam Lingkungan

7 Februari 2024   09:47 Diperbarui: 30 Juli 2024   07:36 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : dok.jojonomic.com 

-  Aspek pendidikan. Sekalipun bersifat tidak langsung, produk (out come) pendidikan kita ikut memengaruhi hitam putihnya lingkungan sebab proses pendidikan sangat menentukan watak manusia. Apakah pendidikan telah mengajari kita untuk mengejar kesuksesan material belaka atau mewariskan budi pekerti (etika) lingkungan, Jika kualitas lulusan institusi pendidikan berorientasi pada status sosial dengan mengejar kekayaan material, maka watak merusak lingkungan adalah akibat yang tidak bisa dihindari. 

Dari aspek ini seharusnya kita mulai memikirkan tentang pendidikan yang berbobot budi pekerti lingkungan atau etika lingkungan. Menata fondasi pendidikan kita yang berbasiskan pada kepentingan lingkungan ke depan seharusnya menjadi agenda yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

-  Aspek ekonomi. Rancangan pembangunan ekonomi terlibat dalam rusaknya lingkungan-lingkungan di sekitar kita sebab target keberhasilan pembangunan demi mendapatkan income yang sangat besar jelas mengorbankan lingkungan. Hampir sulit membayangkan keberhasilan pembangunan tanpa diukur dengan indikator-indikator pertumbuhan ekonomi. 

Kota/kabupaten di Indonesia, misalnya, maju tidaknya dinilai dengan melihat seberapa jauh perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan kalimat Jain, seberapa daerah-daerah tersebut mengeruk SDA, kemudian diwujudkan dalam bentuk kekayaan materiil.

    Meskipun ada Dampak positif pelaksanaan reklamasi yakni dapat membantu negara/kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pesisir , pengembangan wisata dan usaha masyarakat sekitar khususnya nelayan. Namun dampak negatif akibat kegiatan reklamasi diantaranya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. 

Perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pesisir berpotensi meningkatkan bahaya banjir, dan berpotensi gangguan lingkungan di daerah lain (seperti pengeprasan bukit atau pengeprasan pulau untuk material timbunan) (Modul Terapan Perncanaan Tata Ruang Wilayah Reklamasi Pesisir , 2017, hlm. 11) .

    Reklamasi akan merusak fungsi serta nilai konservasi pertanahan dna juga perairan Teluk Benoa, dan kerusakan fungsi serta nilai konservasi di Teluk Benoa adalah ancaman kerusakan keanekaragaman hayati khususnya di Kawasan pesisir lainnya. Maka tak salah jika kita mengacu dari pendapat Giddens, bahwa "Konservasi harus memecahkan masalah bagaimana mengakomodasi dan memaknai masa lalu dengan menghargai masa depan".


Daftar Pustaka

Departemen Pekerjaan Umum.2008. Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai. (https://www.slideshare.net/infosanitasi/pedoman- perencanaan-tata-ruang-kawasanreklamasi-pesisir -10462360)/ Diakses pada 16 November 2020 Pukul 21.00

Gangga Santi Dewi, IGA. 2019. Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Benoa Provinsi Bali. Jurnal Diponegoro Private Law Review Vol. 4 No. 1. Semarang: Undip.

Giddens, Anthony and Turner Jonathan. 2008. Social Theory Today. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun