Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review The Social Movements Reader: Cases and Concepts, Third Ed. 2015 Wiley Blackwell (Part IX, 38) Dan Dampak dari Gerakan Sosial Arab Spring

10 Januari 2024   05:58 Diperbarui: 8 Februari 2024   18:30 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Menurut Jack A. Goldstone, bahwa Gelombang revolusi yang melanda Timur Tengah pada tahun 2011 memiliki kemiripan yang mencolok dengan gelombang aksi politik sebelumnya. Seperti di Eropa pada tahun 1848, kenaikan harga pangan dan pengangguran yang tinggi turut memicu protes populer dari Maroko hingga Oman. Bahkan Revolusi yang terjadi di Timur Tengah mewakili kehancuran rezim sultanistik yang semakin korup. Meskipun ekonomi di seluruh wilayah telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, perolehannya telah melampaui mayoritas penduduk, malah dikumpulkan oleh segelintir orang kaya. Mubarak dan keluarganya dilaporkan mengumpulkan kekayaan antara $ 40 miliar dan $ 70 miliar, dan 39 pejabat dan pengusaha yang dekat dengan Mubarak. anak laki-laki, Gamal, diduga telah menghasilkan kekayaan dengan rata-rata lebih dari $ 1 miliar masing-masing. Perilaku  korup dari para pemimpin ini hampir sama dengan beberapa kasus di Negara lain yang kemudian berujung dengan terjadinya unjuk rasa secara besar-besaran. Beberapa nama tokoh yang hasir misalkan saja Porfirio Daz dari Negara Meksiko, kemudian ada Mohammad Reza Shah Pahlavi dari Iran, juga Dinasti Somoza Nikaragua, Dinasti Duvalier Haiti, Ferdinand Marcos dari Filipina, dan Soeharto dari Indonesia. Khusus di wilayah Timur Tengah diantaranya termasuk wilayah Bashar al-Assad di Suriah, Omar al-Bashir di Sudan, Zine el-Abidine Ben Ali di Tunisia, Hosni Mubarak di Mesir, Muammar al-Qaddafi di Libya, dan terakhir ada Ali Abdullah Saleh di Yaman.

   Di Timur Tengah  terjadi di monarki tradisional,  dimana pemimpin nasional memperluas kekuasaan pribadinya dengan mengorbankan lembaga formal, diktator yang mengumpulkan kekayaan besar,  lalu mereka gunakan untuk membeli loyalitas pendukung dan menghukum lawan, dan terakhir  Mereka juga mencari hubungan dengan negara asing, menjanjikan stabilitas sebagai imbalan atas bantuan dan investasi lalu kekayaan mengalir ke negara itu, sebagian besar disalurkan kepada penguasa Monarki tradisional dan kroninya.  Hal ini yang kemudian memicu terjadinya apa yang Orang Barat menyebutnya dengan Arab Springs (Musim Semi Arab/ al-Rabi' al-Arabiy) yaitu musim yang menjadi titik awal pertumbuhan demokrasi di negara-negara Arab. Lahirnya sebuah Gelombang revolusi dan menjadi sebuah wacana publik. 

Solidaritas Sosial Dalam Media Sosial

      Apakah yang membuat gerakan ini sehingga begitu massif dan berefek luar biasa? Dan bagaimana mungkin sebuah revolusi di satu negara menginspirasi negara lain untuk melakukan revolusi?  

  Gejolak The Arab Spring adalah peristiwa yang bermula dari Tunisia saat seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Mohammed Bouazizi melakukan protes terhadap kekejaman pemerintahan lokal di bawah rezim otoriter kala itu Ben Ali. Pada tanggal 17 Desember 2010 Bouazizi melakukan aksi bakar diri yang menarik perhatian hampir seluruh negeri, bahkan dunia. Apa sifat ikatan sosial yang mengikat individu itu dengan kelompoknya? Indicator yang paling jelas dalam Solidaritas sosial ini adalah sebuah kesadaran kolektif dimana ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang bersifat menekan itu (revressive). Hukum-hukum ini mendefinisikan setiap perilaku sebagai sesuatu yang jahat. Yang mengancam dan dan melanggar kesadaran kolektif yang kuat itu1 

  Dalam 20 Tahun terakhir, gerakan massa di berbagai negara, yang berani menuntut mundur rezim- rezim otoriter merupakan fenomena baru di kawasan Timur Tengah. Sejak awal 1970-an di negara-negara Islam khususnya di Iran, Irak, Pakistan dan Afghanistan, kelompok-kelompok gerakan yang paling revolusioner terdiri dari kalangan mahasiswa dan kaum intelektual. Interaksi antar budaya melalui media sosial membuat gerakan perubahan melalui revolusi Arab Spring yang seperti kita ketahui sangat dipengaruhi oleh warga negara yang aktif menginisiasi gerakan politik dan perkembangan media sosial tak sedikit dari kalangan Intelektual dan Mahasiswa melalui medsos dan tulisan di Blog yang memungkinkan menyebarnya wacana tentang revolusi menjadi begitu cepat beredar dan sulit terbendung. Teknologi memicu pembentukan "ruang publik politis" yang melampaui negara-bangsa dan memungkinkan pertarungan gagasan politik berlangsung di arena tersebut .

  Terjadinya Revolusi Informasi-suatu keadaan atau cara di mana komunikasi elektronik instan telah merubah konsep ruang dan waktu tradisional -- merupakan gejala penting lain di balik kata globalisasi revolusi informasi telah mentransformasi manajemen kapitalisme, khususnya kapitalisme keuangan. 

  Arab Spring sebagai proses demokratisasi yang terbangun secara alamiah. Dalam perspektif ini ditegaskan bahwa proses demokratisasi akan mengalami pertumbuhan secara niscaya, karena munculnyaa gerakan-gerakan sosial yang tumbuh dan menggunakan kemajuan teknologi yang ada untuk mengartikulasikan bentuk gerakannya. Kemajuan teknologi melalui Komunikasi media digital ini menjadi fenomena global lain. Ini bermakna bahwa  pengetahuan kita tentang dunia tak lagi terbatasi oleh ruang serta waktu. Secara intens, kita dapat mengetahui apa yang terjadi di dunia di luar kita meski kita tak pernah datang berkunjung secara langsung. Revolusi informasi yang diungkapkan oleh ahli teori Spanyol, Manual Castells, adalah pendefenisian transformasi bagi eksistensi kita dimana Castel menyebut bahwa  dunia global kontemporer  kita sesungguhnya adalah pada sesuatu yang dinamakan "masyarakat Jaringan". 

Aktivisme Transnasional dan gerakan Sosial keadilan global

Peristiwa revolusi yang terjadi di Negara-negara Timur Tengah merupakan hasil dari peran media sosial serta teknologi yang membuat gerakan revolusi tersebut menyebar tak terhadang secara transnasional. Apa yang membuat media sosial sehingga berperan begitu signifikan? Secara teoritik, media sosial adalah salah satu bentuk new media (media baru). Media baru tidak hanya berperan dalam menyebarkan informasi, tetapi juga memungkinkan semua orang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam dua arah. Dalam konteks yang lebih umum, ada tiga elemen yang sangat penting dari pendekatan new media yang menyebabkan ia memiliki fungsi sosial, ketiga hal tersebut adalah communication dan convergence serta content. 

  Peran pada Aktivisme Transnasional: Menjelaskan Penyebaran pada Gerakan Massa di wilayah Timur Tengah. Aktivitas transnasional di Timur Tengah dalam konteks peristiwa Arab Spring dapat dipahami melalui pendekatan dua perspektif. Pertama, transnasionalisme ini dapat dilihat melalui attitude change atau perubahan perilaku. Kedua, transnasionalisme ini bisa dipahami dengan interpretasi atas fakta bahwa generasi muda Timur Tengah memaknai simbol-simbol berujung pada sebuah kesimpulan, yaitu penilaian bahwa terdapat kesamaan struktur antara negara mereka dengan mayoritas negara-negara lainnya di Timur Tengah. Transnasionalisme juga penting dipahami sebagai basis penting dalam pembentukan ruang publik yang melampaui konstruksi negara bangsa. Dalam konteks transnasionalisme di Timur Tengah inj, jejaring sosial memiliki peran cukup strategi untuk membentuk ruang publik. 

Daftar Acuan

Blackwell, Wiley. 2015. The Social Movements Reader: Cases and Concepts-Third Ed. India : Pondicherry 

Huntington, Samuel P.2007. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Yogyakarta : Penerbit Qalam

Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Edisi 1 Diterjemahkan oleh : Robert M.Z Lawang. Jakarta : Gramedia

www.journal.umy,ac.id .(2016, 25 November). Diakses pada 14 Oktober 2020, dari (https://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/2237

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun