Antropolog Amerika di abad 20an, Ralph Linton (The Cultural Background of Personality): Budaya adalah susunan perilaku yang dipelajari dan hasil perilaku yang elemen komponennya dibagi dan ditularkan oleh anggota masyarakat tertentu.
Koentjaraningrat: budaya sebagai sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat.
Budaya Popular adalah budaya yang secara sengaja dihasilkan oleh media massa (TV, koran, gadget. dll), yang kemudian media massa menyampaikan segala sesuatu terkait dengan kemunculan budaya untuk disesusaikan dengan kondisi dan situasi, sehingga kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat.Â
Williams Raymond (Keyword, London, 1983) budaya: proses perkembangan spiritual dan intelektual, pandangan hidup dari masyarakat dan karya serta praktik intelektual. Sedangkan kata "pop" diambil dari kata "populer".
Terhadap istilah ini Williams memberikan empat makna yakni: (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri;Â
Jadi berbicara mengenai budaya populer, sangat terkait dengan pandangan hidup dari masyarakat yang kemudian diaplikasikan dalam praktik intelektual kehidupan sehari-hari.Â
Budaya Pop bersifat kontemporer, dimana budaya ini bisa berubah sewaktu- waktu dan muncul secara unik di berbagai tempat dan waktu yang berlainan, mengikuti perkembangan zaman, serta eksistensinya sedang berkembang baik di masyarakat.
Karakteristik Budaya Pop:
Budaya Seragam: tidak hanya soal fashion, life style, tapi juga dalam aspek wacana (imitasi/copas ?); Menurut Arpinus Salam (Biarkan Dia Mati, 2001:54) identitas dan orisinalitas manusia modern ternoda oleh penyamaan-penyamaan (keseragaman).
Budaya Instant: munculnya Fast Food (Mc Donalds. KFC, dll), telah mengubah banyak peradaban di dunia. Fast Food merefleksikan hancurnya unit sosial-tradisional yang bernama keluarga inti.Â
Secara tradisional, meja makan adalah sebuah simbol dari integrasi keluarga. Makan bersama di meja manak, tidak sekedar berkumpul bersama, tetapi semua orang (ortu-anak) terlibat dalam pusat ritual kehidupan keluarga (proses pendidikan, proses pemulihan relasi, dll) Fast food mengubah semuanya itu; untuk makan, orang tidak butuh meja dan kursi, boleh makan sambil jalan.Â