Apa itu cerita visual?
Cerita visual atau yang biasanya dikenal dengan visual storytelling merupakan sarana yang mudah untuk memaparkan data berupa video, gambar, simbol, warna, tulisan yang dimudahkan pembacaannya dalam gabungan ilustrasi. Berbeda dengan desain grafis, cerita visual tidak hanya menegaskan kepada sisi keindahan namun juga membuat pembaca mengerti isi dan arti dari data yang akan disampaikan.
Setelah mengetahui pengertian dari cerita visual, kita harus semakin mengetahui mengapa penceritaan visual sangat penting dilakukan dalam menjelaskan sesuatu.
- Visualisasi adalah teknologi yang tidak termakan waktu
32.000 tahun yang lalu, masyarakat berkomunikasi dengan menggunakan simbol yang terbukti ada di dalam gua-gua terlebih di Perancis, Spanyol dan Indonesia. Menggambarkan bison, kuda, macan, badak dan tentunya manusia. Dari penggambaran tersebut barulah ditemukan tulisan yang disebut piktogram dan logogram. Hingga saat ini semua masih sama, berdasarkan gambar namun medianya yang berbeda dalam penceritaan. Dan tentunya dengan kekuatan media digital, saat ini semuanya sudah sangat dimudahkan.
- Visi dapat diprediksi
Melalui gambar dan penjelasan yang menarik dalam penceritaan maka pesan utama sudah bisa dipahami oleh pembaca tanpa sang pembuat harus menjelaskannya kembali. Melihat bagaimana visi dipahami oleh pembaca, dengan konteks 5W dan 1H (what, who, when, where, why and how). Efek pengelihatan manusia yang terbatas, maka dari itu pembuat harus bisa menganalisis bagaimana pembacaan akan dimengerti.
 Dari penggambaran yang disampaikan, harapannya pembaca mampu mengerti tanpa harus ada dijelaskan. Otak manusia lebih mudah meluhat gambar, tabel, map, ruang waktu, siklus dan data yang tidak beraturan.Â
- Membajak Otak Visual
Ketika visi sudah berhasil digambarkan dengan kinerja gambar, pembuat harusnya menggunakan sisi otak manusia. Dengan permainan warna, gambar dan pola. Cerita visual mampu menarik perhatian para pembaca secara lebih cepat dan tentunya menarik sisi emosi karena memaparkan cerita dan fakta. Cerita itu sendiri tentu mampu menarik emosi, hati, koneksi dan identifikasi diri dari seseorang. Fakta di sini mampu menjelaskan, memaparkan data angka dan statistik dan lebih dari satu. Â
- Menggambarkan cerita dalam enam frame
Untuk mampu menceritakan secara komprehensif, cerita lebih baik digambarkan melalui enam frame. Enam frame dirasa sangat cukup ketika ingin membiarkan pikiran liar pembaca pemberikan penilaian dan tanggapannya tersendiri terhadap suatu gambar. Enam model frame disarankan bisa berbentuk beda dalam pengambilan angle, framing, fokus obyek, pengambilan sudut pandang, pola, pemotongan gambar dan presisi dekat atau jauhnya gambar.Â
- Sampaikan tujuan dalam gambar
Ada tiga tujuan besar dalam penggambaran cerita visual diantaranya adalah mengedukasi tentang isu, motivasi bagaimana kepedulian diangkat dalam isu. Tidak lupa juga ada pergerakan massa yakni bagaimana sikap pembaca yang harus diambil dari isu yang ingin diangkat.
Jadi, jangan ragukan kekuatan visual dalam menceritakan sesuatu yaa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H