Pengaruh arus informasi tidak dapat dihindari di era digital. Hingga hari ini di tahun 2019, sudah terdapat 17.000 lebih portal berita online yang menyajikan entah data dan fakta atau hanyalah berita bohong. Namun sadarkah kalian konten yang dikemas juga turut serta dalam perkembangan zaman?
Di saat semua media sudah semakin maju dan berbenah, begitu pula portal yang mereka gunakan untuk mendapat perhatian khalayak. Dengan bantuan internet saja, audiens sudah bisa memilih versi berita apa yang akan diakses dalam satu platform. Hal tersebut berarti telah mendukung adanya multimedia platform yang dimiliki media di seluruh dunia.
Jika kembali lagi ke awal, mari kita lihat timeline keberadaan berita online di IndonesiaÂ
- Kebangkitan Era Multimedia
Migrasi berita online juga turut mendukung kebangkitan era multimedia di seluruh dunia. Di era 1990-an, berita online memiliki model yang berbeda dengan penggunaan teknologinya. Dalam skala dunia, MSNBC.com dan Sweden's Aftonbladet.se merupakan portal yang pertama kali memulai versi online. Jika di Indonesia sendiri, Republika.co.id dan Detik.com adalah pencetus media online pertama kali. Sedangkan portal yang menggunakan konten video dalam menyajikan berita yakni BBC News, di tahun 1997 mereka sudah meluncurkan "News in Video" dan "News in Audio".
Perkembangan di dunia online berkembang sangat pesat diikuti dengan program interaktif, slideshow foto, video dan audio di tahun 2008. Menurut penelitian dari Jacobsen dalam Campbell (2013) mengatakan bahwa penambahan konten media online di The New York Times terjadi sangat pesat yakni 7000 artikel di tahun 2008 dibandingkan dengan 2007 yang hanya mencapai angka 5000.
- Ciri-ciri Jurnalisme Multimedia
Setiap produk jurnalisme multimedia saat ini tida hanya mencakup satu bentuk saja, namun bagaimana sebuah berita bisa dikemas. Maka dari itu terdapat beberapa ciri jurnalisme multimedia menurut Mindy McAdams:
- Berita online mencaup seluruh dunia
- Website tidak hanya berisi konten koranÂ
- Konten video saat ini tidak hanya yang berada di televisi
- Bentuk audio tidak hanya ada di radio
- Jurnalis TV juga turut menulis
- Berita bisa diagregasikan
- Pembaca bisa memilih berita
- Berita bisa diberi urutan pembaca
Era Baru Penyampaian Cerita
Banyak penelitian yang sudah membuktikan bagaimana interaksi media dengan khalayaknya sudah sangat masif dan berhasil membuat pemenuhan kebutuhan akses informasi di seluruh dunia.Â
Namun hal tersebut apa artinya? Informasi yang dapat diakses secara global membuat persaingan banyak media menjadi semakin sengit. Hal tersebut tentu membutuhkan inovasi terbaru yang harus dilakukan oleh perusahaan media dan tentunya ada tantangan tersendiri bagi para jurnalis yang bekerja.
Inovasi yang dilakukan perusahaan media internasional misalnya adalah Al-Jazeera. Portal berita online tersebut awalnya hanya tersedia di Qatar dan dalam bahasa Arab, namun saat ini tersaji dalam bahasa Inggris untuk menjangkau secara internasional.
Jurnalis juga dituntut untuk lebih akrab kepada pembaca dan mampu mengulik suatu kasus lebih dalam. Bisa jadi setiap portal menyediakan polling untuk diisi para pembacanya, hal tersebut sangat membantu kinerja para jurnalis untuk mendapatkan data di era multimedia ini.
Namun apakah benar, kinerja jurnalis masih sangat dibutuhkan di era multimedia ini? Terpaan teknologi yang semakin maju tentu akan menambah tantangan para jurnalis dalam memproduksi berita. Lalu bagaimana nasib para jurnalis di era sekarang?
Penasaran? Simak podcast berikut!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H