Kemajuan teknologi menjadi suatu titik balik bagi dunia, termasuk penemuan jaringan yang menjadi cikal bakal untuk pengembangan internet yang masih tersedia layanannya hingga saat ini. Internet adalah kepanjangan dari interconnected networking, atau bisa juga disebut sebagai jaringan komputer yang terkoneksi secara luas.
Untuk dapat terhubung, internet menggunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yakni bahasa pemrograman yang unik untuk menghindari persamaan dalam pengiriman data.
Bagaimana internet bisa diciptakan?
Awal percobaan yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk menghubungkan semua bidang pendidikan dan sains, yakni ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network).Â
Kemudian muncul DNS atau kepanjangan dari Domain Name System yang berfungsi untuk mengidentifikasi instituasi yang mengelola host yakni komputer pusat yang mengelola dokumen web. DNS dibagi menjadi lima domain utama: edukasi (edu), militer (mil), komersial (com), organisasi (org) dan network resources (net).
Setelah munculnya alamat untuk mengakses data (WWW), maka saat itu juga diciptakan bahasa HTML atau Hypertext Markup Language. Yang diikuti dengan peluncuran search engine yakni YAHOO.
Kemajuan internet di dunia juga turut memberi dampak bagi kemajuan dalam bidang jurnalistik.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Setelah proyek hobi yang dimiliki oleh Rahmat M. Samik-Ibrahim,, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo, maka muncul jaringan komputer di Indonesia. Sedangkan layanan internet yang dimiliki oleh Indonet berdiri pada tahun 1994.
Setelah Republika.com yang terbit satu tahun setelah Harian Republika, maka di tahun 1996 mendirikan tempointeraktif.com sebagai keberlanjutan dari majalah yang dibredel tahhun 1994. Bisnis Indonesia menyusul meluncurkan situs di tanggal 2 September 1996.
Konsep awal media online yang ada di Indonesia yakni hanya memindahkan konten koran harian dari versi cetak menuju digital. Namun saat itu belum dirancang untuk menghasilkan keuntungan seperti yang dilakukan banyak media online saat ini.
Pelopor media online seutuhnya adalah Detik.com yang berbeda dengan tabloid dan Detak. Di mana tujuannya adalah membuat sebuah media baru yang memberikan informasi secepatnya tanpa harus menunggu keesokan harinya.
Konsep penyajian berita secara serial mendapat perhatian lebih dari khalayak karena dahulu internet masih susah di dapat dan memakan biaya akses yang mahal.
Setelah menjalani pasang surutnya media online, para pekerja baru mengerjakan website untuk berita online secara serius pada tahun 2003 dan sudah bisa lebih interaktif dengan pembaca seiring berkembangnya teknologi internet web 2.0.
Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu pengguna internet terbesar di dunia, bagaimana tidak, berdasar internetworldstat.com, masyarakat Indonesia yang memiliki akses internet sebanyak 143,260,000 di bulan Desember.2017.
Berdasar data di atas, maka tidak diragukan lagi kemunculan internet di Indonesia memiliki dampak yang besar, termasuk dalam bidang jurnalisme.
***
Referensi:
https://www.internetworldstats.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H