Mohon tunggu...
anselmahesti
anselmahesti Mohon Tunggu... -

Communication Student Atma Jogja '16 - student staff KHSP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karakteristik Media Baru, Milenial Wajib Tahu!

20 Agustus 2018   02:45 Diperbarui: 20 Agustus 2018   03:14 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu menjadi salah satu pelaku penggunaan media baru?

Bagaimana dampak penggunaan media baru?

Di era zaman sekarang yang serba digital ini, pasti masyarakat sudah tidak asing lagi dengan istilah: teknologi yang memudahkan. Ya, bagaimana tidak, kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan dengan banyak media yang membantu kita mengakses banyak informasi. Terpaan informasi yang kita terima bisa saja menarik perhatian kita kepada sebuah tindakan yang bersifat mengajak untuk melakukan sesuatu hal yang baru. Nah, itu menjadi semangat tersendiri untuk membicarakan mengenai ciri khas dari media baru.

Apa aja sih, yang masuk dalam kriteria media baru?

1. Digital

Siapa yang tidak tertarik dengan gambar yang eye-catching dan memudahkan untuk membaca sesuatu? Ya, digital identik dengan angka, gambar, grafik yang menjadi suatu representasi suatu data yang ingin dipaparkan. Seolah-olah semua media berlomba untuk menampilkan kemampuan teknologi yang terbaru lewat produk yang dipaparkan, seperti film untuk melihat suatu realitas melalui analogi. Semua dapat diakses dalam hitungan detik, ya, itu salah satu sifat dari media digital yang tentunya serba online.

2. Interaktivitas

Hal ini bisa diartikan sebagai keterlibatan dengan pengguna, seseorang yang sudah mengakses dapat memberikan partisipasinya terhadap hal-hal yang terjadi dalam suatu pemaparan media. Tidak jarang juga, kolom komentar juga menjadi suatu 'barang' yang dijual kepada para pengusaha iklan.  Pemilik media membuat konten menjadi sedemikian rupa agar dapat melibatkan para pengguna untuk turun tangan alias terlibat secara aktif (user-generated content). Hal ini mematahkan konsep media lama yang sifatnya linear, yakni satu arah kepada khalayaknya

3. Hypertextual

Berasal dari kata hyper dari bahasa Yunani yang berarti di luar, melebihi. Dapat dikatakan juga hal ini terdiri atas berbagai jaringan, fungsinya untuk menghubungkan dengan teks lain yang fungsinya memudahkan khalayak mengakses informasi lebih banyak. Bisa dikatakan juga hypertextual merupakan batu lompatan untuk memudahkan mengetahui hal baru, bahasa bakunya, tautan.

4. Jaringan

Berjejaring tentu memudahkan khalayak untuk terhubung secara luas, lewat World Wide Web, kita ditunjang untuk mampu berinteraksi dengan banyak kanal. Karakteristik jejaring ini menunjukkan bahwa khalayak mampu memproduksi konten sendiri. Hal ini menunjukkan suatu sektor industri media baru yakni pergeseran dari sentralisasi media menuju kepada proses produksi-distribusi-konsumsi oleh khalayak itu sendiri.

5. Virtual

Membuat sesuatu yang tidak nyata menjadi sesuatu yang seolah-olah nyata, seperti konsep virtual reality yang ada dalam film-film berbasis 3D atau Augmented Reality. Bahkan dalam hal ini mampu mengungkapkan hal yang lebih baik dari kenyataannya, khalayak seolah-olah merasakan fantasi yang kemungkinan tidak dapat dirasakan secara langsung.

6. Simulasi

Sebagai suatu bagian penting dari konsep virtual reality yang bertujuan untuk membantu khalayak mampu memhami suatu informasi dengan berpartisipasi lebih serta terlibat aktif di dalamnya. Hal ini merupakan yang tidak lepas dengan penggabungan semua sumber yang mendukung seperti bagian visual maupun audiovisual, secara online maupun offline.


Keenam hal diatas semakin membuktikan bahwa kita sebagai sebagai generasi milenial yang haus akan kebaruan tentu harus melek teknologi. Difasilitasi dengan kehadiran internet dan peralatan yang semakin canggih membuat kita mampu mengakses itu semua, bahkan sampai memproduksi suatu karya tersendiri. Hal itu tentu membantu kita mengaktualisasikan diri kita secara lebih dan membutktikan bahwa milenials juga bisa berkarya.

Eits, tapi inget ya, kita harus mengendalikan itu semua, jangan sampai membuat kita menjadi terlena lupa akan tugas kewajiban di dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun