sepakbola di Nusa Tenggara Timur hari-hari sekarang menunjukkan grafik menjanjikan. Berbagai gelaran kompetisi berpotensi menjadi ajang pencarian bakat bagi para pemain termasuk kesempatan untuk menemukan bibit-bibit wasit sebagai ujud sebuah regenerasi. Kiblat
Lantas bagaimana dengan nasib wasit di NTT?Â
Setuju atau tidak setuju, perangkat pertandingan yang ditunjuk dalam setiap kompetisi regional di NTT kerap menampilkan wajah-wajah lama. Kelihatannya kok itu-itu saja? padahal sudah banyak lho wasit berlisensi di NTT. Ini yang harusnya menjadi catatan bagi pemangku jabatan yang dipercaya mengurus sepakbola NTT, bahwa sepakbola membutuhkan perangkat pertandingan yang benar-benar solid dan bermutu. Wasit termasuk salah satu yang disorot dalam lapangan hijau.Â
Publik kemudian tidak ragu memberi tanda tanya, ada apa sebenarnya? Lagi-lagi kita kembali kepada wewenang ASPROV PSSI NTT dalam mengatur setiap disiplin tugas yang dipercayakan kepada wasit-wasit pilihan.Â
Kendati ASPROV sudah merekomendasikan wasit-wasit terbaik yang dipunya NTT, tetap saja tidak mengurangi adanya kontroversi atas penunjukkan yang dilakukan. Banyak pihak menilai ASPROV tidak terbuka dalam memilih dan menunjuk perangkat pertandingan. ASPROV terkesan bermain di zona nyaman tanpa melihat ada begitu banyak wasit-wasit muda yang kini sudah berlisensi. Mereka harus diberi kesempatan untuk menambah jam terbang.Â
Ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan, Apakah dalam perekrutannya, ASPROV melakukan tes terbuka kepada wasit sebelum terjun ke kompetisi? Apakah ASPROV melakukan penyegaran terhadap wasit secara berkelanjutan? Apakah ASPROV melakukan  kerja sama yang baik dengan koordinator atau inspektur wasit? Apakah ASPROV benar-benar membangun diskusi dan komunikasi yang baik ketika membuat desain pertandingan yang ditugaskan kepada wasit-wasit. Apakah ASPROV menjalin kerja sama yang intens dengan ASKAB maupun ASKOT dalam mengutus perwakilan wasit?
Kini kompetisi domestik di NTT sudah rutin digelar. Piala Suratin, Piala Gubernur, El Tari Memorial Cup, dan Pekan Olahraga Provinsi. ASPROV harus berani membuat terobosan dalam memetakan setiap kompetisi dengan menempatkan wasit-wasit ke setiap turnamen.
Bila rancangan kepengurusan dan kinerja wasit terus dievaluasi sesuai ketentuan dan regulasi yang tepat maka NTT akan memiliki banyak sekali wasit potensial. Tidak hanya itu, wajah sepakbola menjadi lebih hidup dengan kehadiran wasit-wasit terbaik dalam setiap pertandingan.Â
Guna mengetahui lebih lanjut terkait upaya regenerasi wasit, Kompasianer berhasil menghubungi salah satu wasit senior NTT, Anton Rismiaji.Â
Mas Anton menyampaikan rasa empatinya kepada wasit-wasit di NTT yang belum mendapat kesempatan untuk tampil di setiap level kompetisi. Menurutnya, para wasit sejatinya harus diberi kesempatan untuk tampil di pertandingan. Alasannya jelas, selain menambah jam terbang, wasit juga merasa tidak diasingkan dengan lisensi yang sudah mereka peroleh.Â
Realitas membuktikan bahwa sejauh ini memang belum ada pemerataan dalam regenerasi dan terutama penyegaran dalam struktur wasit sebelum turun ke lapangan memimpin suatu event besar di NTT.Â