ASPROV PSSI NTT terkait larangan kepada pemain PON NTT untuk tampil membela klub / tim kontestan El Tari Memorial Cup 2021 menuai polemik dan respon beragam dari netizen. Surat edaran
ASPROV PSSI NTT melalui surat pemberitahuan  tertanggal 10 Mei 2021 dengan nomor 034/PSSI-NTT/2021  menginformasikan larangan mengikuti kompetisi ETMC kepada pemain yang akan tampil mewakili NTT di PON XX Papua.Â
Informasi tersebut kemudian direspon oleh netizen. Ada yang mendukung keputusan tersebut, namun tak sedikit yang memberi saran dan kritik.Â
Alsan Sanda, pemain top NTT yang kini malang-melintang di Liga 1 Sepakbola Indonesia turut memberikan komentar tajam kepada pemangku jabatan di tubuh ASPROV.Â
"Selalu mengumandangkan lagu lama yang dibungkus dengan pencekalan dan larangan-larangan untuk berkompetisi, mengembangkan skill, dan kemampuan dalam bermain si kulit bundar. Semoga bisa dipikirkan lagi", tulis pemain yang sudah merasakan gelar juara Liga 1 Indonesia bersama Bhayangkara FC.Â
Sementara itu presiden klub Respek FC, Roberto Bellarmino Klau  memberi masukan kepada ASPROV PSSI NTT bahwa sebaiknya larangan juga berlaku untuk tim pelatih PON NTT.Â
"yaaa, kita tetap mendukung keputusan ASPROV karena pemain seleksi PON akan tampil di ajang yang lebih besar, apalagi ini penantian selama 30 tahun NTT lolos ke PON cabang sepakbola. memang agak berat bagi setiap ASKAB atau Klub untuk menerima keputusan itu karena pemain-pemain tersebut pasti pemain pilar di setiap tim yang ikut ke Lembata. Tetapi dengan catatan para pelatih PON NTT tidak boleh melatih tim atau klub ETMC karena nanti fokusnya terbagi", ketus Klau Roberto.Â
Kritik juga diungkap Andri Nanga, mantan punggawa PSN Ngada. Andri mempertanyakan masa depan para pemain PON NTT selepas mewakili NTT di ajang PON Papua nanti.Â
"Yang penting jasa pemain juga harus dihargai sehingga tidak terkesan ada batasan prospek mereka ke depan. Apakah setelah kembali dari PON 2021 ASPROV atau ASKAB benar-benar memerhatikan nasib mereka", ungkap mantan full-back PSN itu di laman Facebook.Â
"Kalau ada jaminan gaji yang lumayan dari pengurus PON yaaa mereka diistirahatkan saja, tetapi kalau tidak ada jaminan sebaiknya biarkan mereka tetap bermain di ETMC 2021, itu kan bagus, untuk menambah jam terbang mereka, ucap salah seorang netizen, Id Milan Ridwan.Â
Keputusan ASPROV PSSI NTT terkait larangan tersebut memang belum ramai diperbincangkan oleh pengurus atau pemerhati sepakbola di Nusa Tenggara Timur meski surat edaran tersebut sudah dilayangkan ke publik. Harapannya semoga keputusan tersebut bisa ditinjau kembali agar benar-benar mewakili perasaan insan penggila sepakbola di Nusa Flobamorata. (@ad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H