Mohon tunggu...
Ans Dawa
Ans Dawa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - catatan pojok!

platform media online | KOMPAS GRAMEDIA

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pantai Abudenok, Antara Harapan dan Kenyataan

21 April 2021   06:37 Diperbarui: 21 April 2021   14:55 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Abudenok pagi hari. Foto: Yulius N.B

MALAKA - Abudenok, tempat terbaik matahari terbit ada di sini. Kilauan sunrise langsung menikam di pusaran laut sementara di tepian laut, cemara-cemara bernyanyi di antara siul burung-burung dan hembus angin pantai selatan.

Dari sinilah peraduan dimulai, antara pagi yang menggemaskan, antara kaki-kaki nelayan yang mulai menoleh ke perahu, antara perjalanan hari yang tak punya titik akhir, bahkan antara harapan dan kenyataan yang terbengkalai.

Pantai Abudenok menampilkan wujudnya sebagai destinasi wisata yang berparaskan keindahan alami. Wisata hutan cemara menjadi suguhan panorama yang tak terbantahkan keindahannya, sedangkan gemuruh Abudenok seolah menjadi  representasi betapa keras dan hebatnya ombak laut selatan.

(Hutan cemara Abudenok. Foto: doc IG mtma_malaka) 
(Hutan cemara Abudenok. Foto: doc IG mtma_malaka) 
Menjelang sore, wajah Abudenok mulai ramai dikunjungi wisatawan yang datang dari berbagai pelosok dengan harapan bisa mendapati ikan segar hasil tangkapan para nelayan, atau ingin melepas penat di pinggiran pantai sambil berselfie. Ada juga yang sengaja memancing waktu dengan kepulan asap dan segelas kopi hitam lalu duduk manis menikmati tenggelamnya matahari.Indah memang!Meski Abudenok punya kekhasan dan keunikan, pantai ini tak elok kita jadikan hanya sebatas tempat singgahan, datang lalu pergi semaunya.

Ada banyak catatan yang perlu diperjuangkan untuk memajukan destinasi alam yang terletak di kecamatan Malaka Barat ini. Meski tak harus secepat kilat, pantai Abudenok sudah harus dipikirkan dengan matang progres ke depannya, harus dijaga dan diperhatikan sebisa-mungkin. Sampai di sini perlu adanya sinergitas antara pemerintah setempat, pemerhati lingkungan, serta generasi muda yang punya niat luhur mengembangkan kawasan Abudenok.


Suasana Abudenok pagi hari. Foto: Yulius N.B
Suasana Abudenok pagi hari. Foto: Yulius N.B
Ada kalimat sederhana mengatakan, kalau tak mampu menjaga alam, mampukan diri untuk tidak merusaknya. Barangkali ini menjadi peringatan untuk kita agar selalu melihat alam sebagai keindahan paling luhur dan pantas untuk dijaga dan dikembangkan. (AD) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun